Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Generasi Muda Standardisasi Indonesia Berikan Lompatan Kemajuan Sistem Mutu Nasional

  • Kamis, 13 Oktober 2022
  • 762 kali

Generasi muda termasuk dari kalangan Pelajar dan Mahasiswa dengan latar multi-disiplin memiliki peranan besar untuk memperjuangkan kemajuan bidang Standardisasi yang didorong oleh keberlanjutan serta kolaborasi untuk menjawab berbagai persoalan dalam berbagai perspektif. 

Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang bertanggung jawab penuh di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) di Indonesia secara konsisten memupuk generasi penerus di bidang Standardisasi. Dalam rangka memformulasikan kegiatan Generasi Muda Standardisasi, BSN menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang digelar pada Selasa (11/10/2022) di Jakarta. 

"Tahun 2005 merupakan awal bagi BSN untuk menyusun Kurikulum Standardisasi, tujuannya untuk membuat generasi penerus mulai mengenal Standardisasi. Ternyata apa yang sudah dilakukan BSN dahulu, sejalan dengan perkembangan hari ini termasuk di lingkup Organisasi Standar global seperti IEC Young Professional, ISO Next Generation, juga Standard Institute for Next Generation," ungkap Plt. Sekretaris Utama BSN, Donny Purnomo saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan FGD. 

BSN yang sangat mendukung inisiasi program Generasi Muda bidang Standardisasi, memandang perlu bahwa generasi muda tidak hanya terlibat di pengembangan standarnya atau pembentukan Student Technical Committee, namun juga melakukan studi untuk melihat perkembangan saat ini di negara-negara maju yang telah membuktikan bahwa Standardisasi yang dikembangkan secara sukarela dapat mendukung kemajuan industri secara efektif, mendukung pertumbuhan GDP atau pendapatan per kapita, hingga memahami perkembangan Standar yang datang dari industri teknologi canggih yang terkadang membuat standar-standar di luar jangkauan standar nasional atau lebih tinggi. 

Inisiasi Program Generasi Muda Standardisasi ini, lanjut Donny Purnomo, dapat benar-benar membawa loncatan, bagaimana Indonesia merumuskan Standar Nasional Indonesia (SNI), menerapkan SNI, dan ketika menerapkan SNI perlu berangkat dari tujuan kebutuhannya, "Terdapat tiga hal, jika produk yang dipasarkan khusus untuk Indonesia dan tidak ada tujuan ekspor, maka penyusunan SNI-nya disesuaikan dengan apa yang bisa diproduksi oleh para pelaku usaha di Indonesia. Kemudian produk lokal yang bisa disaingi produk impor perlu dibuat pembeda, sehingga produk Indonesia lebih mudah memenuhi standar dibandingkan produk impor. Kemudian, jika produk yang dipasarkan khusus untuk ekspor maka penyusunan SNI dapat diadopsi identik dengan standar internasional dan tidak diregulasi," pungkasnya. 

Berbicara mengenai aktivitas pengembangan standar, penerapan standar, serta penilaian kesesuaian harus didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup, "Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2018 jelas terlihat bahwa BSN bersama para Stakeholder termasuk Institusi Pendidikan dapat menyelenggarakan peningkatan kompetensi SDM, dalam konteks ini diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan SDM SPK BSN," terang Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Zakiyah saat memaparkan materi berjudul Pemberdayaan Generasi Muda dalam Kegiatan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. 

Penguasaan IPTEK disertai kerja sama dengan para Stakeholder sangat penting untuk memupuk talenta-talenta global bidang SPK. Zakiyah menuturkan kembali bahwa, "Dari 76 Perguruan Tinggi yang telah bekerja sama dengan BSN saat ini, 20 diantaranya telah memiliki kurikulum standardisasi dan dalam program riset maupun pengabdian masyarakatnya melibatkan banyak mahasiswa dan hasil risetnya yang dapat berkontribusi untuk mendukung pengembangan standar."

Penyusunan pola atau formulasi pembentukan Komite Teknis Generasi Muda Standardisasi memerlukan adanya tracking continuity untuk keanggotaan, dengan maksud membangun komunikasi dan relasi berkelanjutan, terutama dengan para Pelajar atau Mahasiswa yang akan segera lulus. "Peraturan atau guidance tata kerja dalam program Generasi Muda Standardisasi perlu dibuat agar memberikan efektivitas dan efisiensi di dalam melaksanakan pekerjaan sebagai anggota Komite Teknis Pelajar," sebut Analis Kebijakan Ahli Utama BSN, Puji Winarni dalam FGD. 

Anggota Komite Teknis Pelajar tersebut yang akan menghasilkan output "Standar pelajar" perlu memberikan nilai lebih yang dapat dihubungkan dengan kebutuhan SNI baik pengembangan maupun revisi, adapun lingkup pengembangan standar perlu ditelaah lebih lanjut menyesuaikan dengan kebutuhan nasional apakah mirroring dari ISINEG/TC 1 Climate Change; ISINEG/TC 2 Smart Farming; ISINEG/TC 3 Digital Economy Services; ISINEG/TC 4 Software Engineering Ethical And Professional Behaviour; atau menyesuaikan dengan kebutuhan standar di Indonesia secara spesifik," tutur Direktur Pengembangan Standar Infrastruktur, Penilaian Kesesuaian, Personal, Dan Ekonomi Kreatif BSN, Iryana Margahayu. 

Dari berbagai usulan yang ada dalam FGD, Kepala Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi, Dan Hukum BSN, Singgih Harjanto mendukung dan dalam konteks pengembangan standar pelajar akan ideal jika diselaraskan dengan skripsi atau penelitian yang dapat membantu kelulusannya. 

FGD yang dimoderatori oleh Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian BSN, Arini Widyastuti ini, menghadirkan Narasumber-narasumber dari Perguruan Tinggi yaitu Dosen Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya, Suheryanto mengatakan, guna keperluan pembentukan Asosiasi Komite Teknis Pelajar perlu dikaji peraturan berikut sumber daya lain agar turut dipersiapkan. 

Senada dengan hal tersebut, apapun nama dari Asosiasi Generasi Muda Standardisasi yang akan terbentuk, yang perlu ditekankan adalah kegiatan Standardisasi yang lebih luas untuk pengabdian masyarakat, dilengkapi dengan Anggaran Dasar Rumah Tangga (AD/RT), usul Dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Bambang Purwanggono. 

Serta Dosen Departemen Teknik Sistem dan Industri, Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem, Institut Teknologi Surabaya, Moses Laksono Singgih memberikan usulannya agar diperbanyak lomba-lomba Standardisasi untuk memberikan pemahaman semenjak dini, karena "Next generation adalah penggerak infrastruktur mutu nasional," ujarnya. 

Berbagai saran yang diterima dari para Narasumber dalam FGD ini akan diformulasikan dan dijabarkan dalam peta jalan yang kemudian akan disampaikan dalam national workshop yang dijadwalkan pada minggu keempat Oktober 2022 di Palembang, Sumatera Selatan sebagai bagian dari rangkaian acara Bulan Mutu Nasional tahun 2022. (PjA - Humas/Red: Arf)

 

Galeri Foto: Generasi Muda Standardisasi Indonesia Berikan Lompatan Kemajuan Sistem Mutu Nasional




­