Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Dukung Sektor Pertanian, BSN Dorong Alsintan Terapkan SNI

  • Rabu, 13 Juli 2022
  • 1777 kali

Sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia, Indonesia memiliki lahan pertanian yang luas, sumber daya alam beraneka ragam dan berlimpah. Kekayaan tersebut menjadikan pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting di sektor pemenuhan kebutuhan pokok serta dapat mendongkrak sektor sosial, perekonomian dan perdagangan.

Untuk mendukung pertanian yang baik, maka dibutuhkan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang berkualitas. Alsintan menjadi komponen penting modernisasi pertanian di Indonesia. Demikian disampaikan Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN), Zakiyah dalam pembukaan Webinar SNI: ALSINTAN Berkualitas, Modal Utama Peningkatan Hasil dan Mutu Pertanian secara daring pada Selasa (12/7/2022).

“Pasalnya, dengan menggunakan alsintan akan dapat meningkatkan produktivitas dan hasil panen para petani. Data menunjukkan, ekspor yang dihasilkan sektor pertanian Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2021 saja, tercatat bahwa nilai ekspor sektor pertanian Indonesia mencapai 4,237.5 US$. Nilai ekspor ini meningkat sebesar 2.88% dari tahun sebelumnya, yaitu 4,119.0 US$,” ungkap Zakiyah.

Untuk menjamin kualitas dan keamanan produk alsintan, Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan 151 Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait alat dan mesin pertanian.

Tidak hanya menetapkan SNI, Zakiyah atau biasa disapa Kiki, menuturkan saat ini, BSN juga telah membina lebih dari 1200 UMKM. Dari jumlah tersebut, terdapat enam produsen alsintan yang telah dibina BSN. Enam produsen tersebut adalah PT. Maxzer Solusi Steril, Alat Pertanian Mandiri, Pande Besi Kampar, CV Sispra Jaya Logam, dan juga CV Rumah Mesin. Hal ini menjadi awal dari salah satu upaya BSN dalam menjaga perekonomian bangsa ini.

Oleh karenanya, penerapan SNI harus digerakkkan ke seluruh pelaku usaha yang bergerak di bidang alsintan. “Dengan SNI nanti kita dapat melihat, bagaimana produktivitas di pertanian meningkat. Diharapkan, nanti kita bisa melihat senyum lebar para petani, serta bagaimana kontribusi dari alat pertanian ini dalam produktivitas bidang pertanian,” ujar Kiki.

Senada dengan Kiki, Direktur Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Triningsih Herlinawati mengatakan upaya BSN dalam meningkatkan daya saing produk UMKM selain penyediaan SNI dan pembinaan penerapan SNI (role model), juga mengembangkan infrastruktur mutu melalui pengembangan lembaga penilaian kesesuaian (LPK), dan skema penilaian kesesuaian; mempromosikan bagaimana UMKM yang sudah ber-SNI masuk dalam ekatalog LKPP; pembiayaan sertifikasi; penguatan akses pasar; serta kerja sama dan pengakuan internasional.

“Selain mempromosikan SNI yang sudah ditetapkan, kami juga membantu role model pembinaan SNI (UKM penerap SNI alsintan), membantu di daerah yang mempunyai komitmen untuk membentuk suatu Lembaga Sertifikasi Produk atau Laboratorium Uji yang mendukung untuk penerapan daya dukung penerapan SNI menjadi semakin kuat,” imbuh Triningsih.

Dengan infrastruktur tersebar di wilayah NKRI, lanjut Triningsih akan memudahkan bagi pelaku usaha atau mengurangi biaya terhadap pengujian atau kegiatan sertifikasi apabila berada di wilayah yang sama dengan penerap dengan SNI tersebut.

Selain Triningsih, hadir sebagai narasumber yakni Sekretariat Komisi teknis 65-04 Sarana dan Prasarana Pertanian, Sigit Triwahyudi; Koordinator Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian, Handi Arief; serta Direktur CV Rumah Mesin, Mansur Mashuri.

Melalui Webinar SNI: ALSINTAN Berkualitas, Modal Utama Peningkatan Hasil dan Mutu Pertanian, Kiki berharap para peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait SNI alsintan sehingga mendorong peningkatan produktivitas pertanian. (nda-humas/Red: Arf)




­