Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Ketertelusuran Metrologi Elemen Penting Kegiatan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

  • Kamis, 17 Maret 2022
  • 2680 kali

 

Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 dan PP No. 34 Tahun 2018, pengelolaan Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) berada di Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan diharapkan menjadi Pusat Ketertelusuran Pengukuran Tertinggi di Indonesia.

“Dengan disatukannya pengelolaan SNSU di bawah BSN, tiga pilar infrastruktur mutu nasional yang terdiri dari standardisasi, penilaian kesesuaian, dan akreditasi juga pengelolaan metrologi menjadi lengkap di bawah satu atap BSN,” ungkap Kepala BSN, Kukuh S. Achmad saat membuka Webinar Jaminan Ketertelusuran Metrologi dalam Kegiatan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian pada Rabu (16/3/2022).

Laboratorium SNSU BSN yang sejak lama sudah masuk ke dalam The CIPM Mutual Recognition Arrangement (CIPM-MRA) telah memiliki berbagai kemampuan pengukuran dan kalibrasi yang diakui secara internasional, sehingga ketertelusuran pengukuran nasional menjadi traceable ke ketertelusuran Standar International (SI).

Ketertelusuran metrologi tidak bisa dipisahkan dengan standardisasi dan penilaian kesesuaian. Dari kompetensi dan traceability pengukuran ke SI, pada hakikatnya pemanfaat utamanya adalah Komite Akreditasi Nasional (KAN), karena semua laboratorium kalibrasi yang terakreditasi KAN harus traceable ke SNSU.

Direktur Sistem dan Harmonisasi Akreditasi BSN, Sugeng Raharjo menjelaskan bahwa kebijakan KAN tentang jaminan ketertelusuran metrologi pada kegiatan akreditasi laboratorium, adalah elemen penting di dalam menjamin pengukuran yang dapat dibandingkan satu sama lain. 

"Ketertelusuran metrologi terkandung di dalamnya konsep mengenai ketidakpastian dan kalibrasi terhadap hirarki dari standar acuan. Oleh karena itu, ketertelusuran pengukuran juga sangat penting karena menjadi salah satu elemen untuk menciptakan kepercayaan terkait dengan ekuivalensi dari pengukuran," jelas Sugeng.

Ketertelusuran juga menjadi elemen penting di dalam mendukung perjanjian-perjanjian internasional BSN dalam mendukung The Asia Pacific Accreditation Mutual Recognition Arrangement (APAC-MRA) melalui KAN, Tanpa ketertelusuran, KAN tidak mungkin menjadi Penandatangan MRA di The Asia Pacific Accreditation (APAC) dan International Laboratory Accreditation Cooperation (ILAC).

“Hal ini akan membuat hasil pengukuran, kalibrasi, uji dan lain sebagainya bisa diklaim oleh pengguna laboratorium untuk mendukung pengujian kalibrasi yang bisa diterima di negara lain,” sebut Sugeng. 

Sementara itu, Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran Mekanika, Radiasi, dan Biologi BSN, Agustinus Praba Drijarkara menjelaskan bahwa suatu alat ukur dikatakan memberikan pengukuran yang benar jika alat tersebut sudah dikalibrasi secara berjenjang sampai ke acuan utama yaitu definisi satuan dalam Sistem Internasional. 

Peranan Laboratorium SNSU untuk menjamin ketertelusuran sebagai jembatan ke realisasi satuan SI yang ditempuh melalui uji banding internasional sebagai contoh di Asia Pasifik terdapat The Asia Pacific Metrology Programme (APMP), dan Indonesia adalah Anggota APMP. 

Disaat laboratorium SNSU BSN dilakukan uji banding oleh anggota APMP maka hasil uji tersebut dapat ditelusur pada suatu nilai acuan yang disepakati; kemudian dilaksanakan peer review oleh para tenaga ahli di bidang pengukuran dari lab-lab metrologi nasional negara lain, yang menghasilkan pengakuan kemampuan pengukuran dan kalibrasi (CMC) yang diinformasikan dalam situs Bureau International des Poids et Mesures (BIPM) atau Biro Internasional untuk Ukuran.

Sebagai bagian dari elemen penting di kegiatan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, Laboratorium SNSU yang memiliki layanan publik berkaitan dengan kemetrologian juga kalibrasi, di saat yang bersamaan mengambil peranan terhadap kegiatan Reformasi Birokrasi (RB). 

 “SNSU BSN yang merupakan unit Pemerintah yang melaksanakan ketertelusuran nasional, terus melakukan perbaikan melalui penetapan standar layanan masing-masing laboratorium, salah satunya juga melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yaitu SPARTA,” ungkap Deputi Bidang Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) BSN, Hastori.

Pada awal tahun 2020, SNSU BSN berinovasi membuat sebuah aplikasi layanan kalibrasi yaitu SPARTA, dimana harapannya tidak menghalangi mobilitas serta berkomunikasi dengan laboratorium-laboratorium kalibrasi termasuk industri untuk memastikan ketertelusurannya. SPARTA sekaligus menginventaris atau mengidentifikasi secara lebih cepat, berhubung layanan ketertelusuran yang terus tumbuh di Indonesia. SPARTA dapat diakses melalui tautan SPARTA

Webinar yang berjalan secara interaktif ini memfasilitasi tanya-jawab antara Narasumber dengan Peserta yang sekaligus menginformasikan materi mengenai Layanan Pelatihan SPK BSN yang dapat diakses melalui DIKLAT BSN. Secara keseluruhan webinar masih dapat disaksikan melalui kanal YouTube BSN_SNI. (PjA – Humas/Red: Arf)




­