Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

UMKM Bangkit Melalui Penerapan SNI

  • Selasa, 17 Agustus 2021
  • 2375 kali

 

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pernah mengatakan bahwa standar itu sangat penting, sehingga dengan menerapkan standar, diharapkan bisa bersaing dengan negara lain. Dalam kesempatan lain, Presiden juga menekankan agar gerakan bangga buatan Indonesia harus disertai dengan gerakan peningkatan kualitas dan daya saing. Kedua pernyataan Presiden tersebut menunjukkan bahwa pelaku usaha, termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), harus “melek” standar, atau dalam konteks di Indonesia, adalah Standar Nasional Indonesia (SNI).

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad menyatakan, BSN sangat menyadari pentingnya membina UMKM, agar UMKM bisa mengenal pentingnya standar/SNI, kemudian menerapkannya, dan pada akhirnya dapat merasakan manfaatnya. “Secara umum, tujuan utama standardisasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat Indonesia dalam aspek kesehatan, keamanan, keselamatan, dan fungsi lingkungan hidup, dan untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia,” jelas Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad, saat memberikan keynote speech dalam webinar Road to Festival UMKM #BangkitWirausaha “UMKM Bangkit Melalui Penerapan SNI” pada Senin, 16 Agustus 2021. Webinar ini diikuti oleh para pelaku UMKM, dan dapat disaksikan melalui kanal youtube INOTEK FOUNDATION.

Kukuh mengatakan, guna memaksimalkan sumber daya BSN dalam membina UMKM, BSN menerapkan metode pembentukan role model. Selain itu, BSN turut menggandeng Kementerian/Lembaga serta stakeholder terkait, salah satunya adalah Indonesia Innovation Technology Foundation (INOTEK). “Pembinaan yang dilakukan oleh BSN, diantaranya dengan bekerja sama dengan INOTEK, semata-mata agar UMKM tersebut menjadi role model, yang harapannya bisa ditiru oleh UMKM-UMKM lain,” terang Kukuh.

Salah satu UMKM yang dibina oleh BSN Bersama INOTEK adalah PT Kian Santang, yang memproduksi konverter kit dengan merk Amin Ben Gas (ABG). Saat ini, konverter kit ABG sudah mendapatkan sertifikat SNI EN 12806:2015 Komponen otomotif untuk penggunaan bahan bakar LPG (liquified petroleum gas) - Selain tangki (EN 12806:2003, IDT) dan SNI ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu, dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai lebih dari 84%.

Konverter kit ABG berhasil mengkonversikan bahan bakar minyak menjadi LPG. Dengan kolaborasi dukungan dari pemerintah dan stakeholder terkait, konverter kit ABG telah digunakan oleh lebih dari 95.000 nelayan dan/atau petani di seluruh Indonesia dan memberikan manfaat ekonomi bagi nelayan dalam meningkatkan produktivitas penangkapan hasil laut dan efisiensi biaya penggunaan bahan bakar. “Penggunaan LPG bisa menghemat 7x lipat biaya operasional, dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar minyak,” ujar Amin, inventor konverter kit ABG.

Amin menuturkan, saat ia mengembangkan konverter kit, belum ada SNI yang terkait. Ia pun mengapresiasi langkah BSN yang “menjemput bola” dengan mengembangkan SNI yang dibutuhkan. “Pada akhirnya produk konverter kit ABG berhasil memenuhi persyaratan SNI dengan bimbingan dari BSN,” tutur Amin.

Amin pun mengapresiasi INOTEK yang juga memberikan bimbingan dalam pengembangan produknya, baik dari segi material maupun bantuan moril. Ia berpesan, pelaku UMKM seyogyanya memanfaatkan peluang-peluang yang diberikan oleh pemerintah serta lembaga yang berkomitmen untuk membantu pelaku UMKM naik kelas. (ald-Humas)




­