Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Tuan Rumah Forum Perpustakaan LPNK Lingkup Ristek/BRIN Ke-3 Tahun 2020

  • Selasa, 15 Desember 2020
  • 1486 kali

Standar hadir untuk memberikan tingkat keteraturan yang optimum dari suatu organisasi. Termasuk dalam membantu manajemen perpustakaan untuk meningkatkan kinerjanya. Standar-standar yang dapat digunakan dalam pengelolaan perpustakaan yang transparan dan akuntabel, dibahas dalam Forum Perpustakaan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Lingkup Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) yang ke-3 pada Selasa (15/12/2020) secara daring. Kali ini Badan Standardisasi Nasional (BSN) menjadi tuan rumah dalam forum yang mengangkat tema Manajemen dan Akuntabilitas Perpustakaan Berbasis Standar.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi BSN, Zul Amri dalam sambutannya mengemukakan bahwa forum dapat menjadi wadah bagi para Pustakawan di Lingkungan Kemenristek/BRIN untuk mempresentasikan hasil karyanya untuk menjadi pembelajaran bersama. “Kami harapkan sharing knowledge dari para narasumber mengenai Manajemen dan Akuntabilitas Perpustakaan Berbasis Standar bisa meningkatkan kinerja kita semua yang mengelola perpustakaan di LPNK Lingkup Kemenristek/BRIN,” ungkap Zul. 

Salah satu pembicara, Pustakawan Ahli Utama IPB, Abdul Rahman Saleh, menyampaikan bahwa setidaknya ada empat standar yang dapat membantu manajemen perpustakaan, yaitu: SNI ISO 9001:2015 Sistem manajemen mutu; SNI ISO 2789:2013 Statistik perpustakaan; SNI ISO 11620:2014 (ditetapkan oleh BSN tahun 2020) Pengukuran indikator kinerja perpustakaan; serta RSNI ISO 16439:2014 Metode dan prosedur untuk menilai dampak perpustakaan (yang masih dalam proses jajak pendapat).

Abdul Rahman mengungkapkan bahwa penerapan dari standar-standar ini dapat membantu meningkatkan pengelolaan perpustakaan yang professional serta mendukung penggunaan indikator kinerja mengenai kualitas layanan perpustakaan. 

Acara yang berjalan secara interaktif ini, turut menghadirkan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpustakaan Nasional, Joko Santoso yang memaparkan mengenai akuntabilitas perpustakaan dari aspek kinerja dan dampak pada masyarakat, yang mana akuntabilitas perpustakaan dengan latar belakang pembangunan nasional bidang perpustakaan juga dari Rencana Strategis (RENSTRA) Perpustakaan Nasional sangat informatif dan menarik, dilengkapi dengan tahapan-tahapan penyusunan program, kinerja serta dampaknya.

Setelah disusunnya standar maka diperlukan penerapan standar itu sendiri termasuk bagi perpustakaan. Ketua Umum Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia 2014 - 2017, dan 2017 – 2020, Imam Budi Prasetyawan memaparkan pemanfaatan SNI ISO 11620:2014 mengenai kinerja perpustakaan dan ISO 16439:2014 mengenai dampak terkait pemanfaatan perpustakaan di perguruan tinggi.

Judul-judul makalah yang dibawakan dalam webinar adalah Analisis Publikasi Peran Perpustakaan Dalam Mendukung Manajemen Pengetahuan Berbasis Data Scopus oleh Pustakawan Ahli Utama Pusat data dan Dokumentasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tupan; Pengelolaan SNI Corner: Tinjauan dari Perspektif Strukturasi Ekonomi Politik Media oleh Pustakawan BSN, Nihayati dan Farida Pari; Menilai Dampak Perpustakaan Menggunakan ISO 16439:2019 - Tinjauan Umum oleh Pustakawan Data BSN, Muhammad Bahrudin; dan Archive.org sebagai Perpustakaan Digital bagi Koleksi Langka dalam Era Revolusi Industri 4.0 oleh Mahasiswa UIN Sunan Gunug Djati, Kota Bandung; Pengajar Sejarah Peradaban Islam, STIABI Riyadul ‘Ulum; Staf di Universitas Singaperbangsa Karawang, Faizal Arifin.

Penyelenggaraan webinar ini, menjadi ajang bagi para Pustakawan terutama di lingkup Kemenristek/BRIN untuk menampikan pemikirannya yang luar biasa untuk kemajuan layanan perpustakaan. Kepala Bagian Layanan Informasi dan Perpustakaan BSN, Minanuddin menyampaikan, “Forum ini adalah bentuk kerjasama informal dibawah Kemenristek/BRIN dalam rangka saling mendukung  dalam bentuk knowledge sharing terutama yang menampilkan para Pustakawan di lingkungan Kemenristek/BRIN, juga menghadirkan para Narasumber yang mumpuni.”

Bad libraries only build collections. Good libraries build services (and a collection is only one of many). Great libraries build communities â€• R. David Lankes. (PjA – Humas)

 




­