Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pengawasan Kualitas Produk Dinilai Lemah

  • Rabu, 18 Januari 2012
  • 867 kali
Kliping Berita    

YOGYAKARTA – Pengawasan terhadap kualitas sebuah produk oleh masyarakat di Yogyakarta dinilai masih sangat lemah.

Hal itu terlihat dari minimnya jumlah kasus kerugian konsumen karena mendapatkan produk tidak layak konsumsi yang dilaporkan. Ketua Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY) Widijantoro mengatakan,2011 lalu hanya masuk 39 laporan dari masyarakat. Dari jumlah ter-sebut, laporan paling banyak diterima dari produk perumahan. “Padahal jumlah persoalan yang dihadapi masyarakat lebih banyak dari yang dilaporkan,” katanya seusai diskusi perlindungan konsumen kemarin.

Menurutnya, semakin banyak laporan produk tidak layak konsumsi yang dipublikasikan maka akan meningkatkan kemampuan pengawasan masyarakat terhadap produsen. Masyarakat akan memiliki banyak referensi standar kualitas sebuah produk yang masuk dalam kategori layak dikonsumsi. Keberadaan produk yang tidak sesuai dengan nilai jualnya ternyata juga menjadi temuan di Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Provinsi DIY.

Dari pengawasan yang dilakukan, jumlah produk yang tidak layak konsumsi cukup banyak. Pada 2010, tercatat 141 dari 270 produsen mendapatkan pengawasan, sementara di 2011 kemarin ada 95 dari 174 produsen yang mendapatkan pengawasan. “Tetapi pada dasarnya pengawasan produk ini lebih banyak dilakukan oleh mereka di kabupaten dan kota,”kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop dan UKM DIY Eko Witoyo. Pelanggaran yang dilakukan produsen, di antaranya mencantumkan label SNI tetapi tidak didukung kualitas produk yang standar.

Pemalsuan kadar atau nutrition fact, purnajual, label.“Pernah kita melakukan pengujian air mineral kemasan. Meski sudah mencantumkan label SNI,kenyataannya tidak memenuhi standar dan sudah kita laporkan,” maha devatandasnya.  

Sumber : Seputar Indonesia.com, Rabu 18 Januari 2012
Link : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/461241/