Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Rencana Disinsentif Ponsel Tetap Jalan

  • Senin, 19 September 2011
  • 1032 kali
Kliping Berita

Oleh: Ichsan Emrald Alamsyah

JAKARTA - Meski mendapat protes dari sejumlah importir telepon seluler (ponsel), pemerintah tetap mengajukan usulan disinsentif bagi produk-produk impor yang tak memiliki basis produksi Indonesia. Seperti ponsel Blackberry (BB), buatan Researh In Motion (RIM) yang akan diproduksi di Malaysia.

Kementrian Perindustrian (Kemenperin) terus mencari formula tepat untuk pengajuan bentuk usulan disinsentif tersebut. Bisa berupa pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) atau Standar Nasional Indonesia (SNI).
 
“Bentuk disinsentif bisa bermacam-macam,” ujar Budi Darmadi, dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin di Jakarta, akhir pekan lalu. Ia mencontohkan aturan masuk barang impor di pelabuhan. Sebelumnya bisa dari seluruh pelabuhan, akan tetapi saat ini hanya lima pelabuhan utama. Kemudian juga penerapan SNI hingga PPnBM.

Hanya saja, dalam penerapan disinsentif, pemerintah juga menerapkan insentif seperti diatur Peraturan Pemerintah No 62 tahun 2008, tentang insentif pajak penghasilan terhadap beberapa bidang usaha tertentu. Menurutnya, bukan hanya Indonesia saja yang mengenakan disinsentif bagi produk impor. Dia mencontohkan Thailand yang menerapkan antidumping dan juga Malaysia soal prosedur teknis pencatatan barang impor. “Jadi, tak hanya PPnBM (di Indonesia),” katanya.
 
Bahkan, ada negara yang cukup ekstrim menerapkan disinsentif, seperti mengembalikan mobil impor CBU karena berbeda warna antara kap dengan bumper. Intinya, menurutnya, disinsentif di semua negara berlaku sama, yaitu agar industri tersebut tak hanya menjual barang di negara itu. “I give you business, you give us job,” katanya.

Disinsentif, kata dia, telah diterapkan sejak sebelum ada perdagangan bebas. Hanya saja, setelah menerapkan perdagangan bebas, beberapa produk dilepas sesuai sensitivitas produk tersebut. Untuk kasus Indonesia, produk dengan sensivitas tinggi adalah beras. Sedangkan di Singapura adalah mobil. Budi mengusulkan, peninjauan kembali aturan pengenaan nol persen bagi produk yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri.  ed: zaky al hamzah

Pemerintah RI ke Kantor RIM


Pemerintah RI mengirimkan utusannya ke kantor produsen Blackberry (BB), Research in Motion (RIM), di Kanada. Pertemuan utusan pemerintah itu sebenarnya sudah jauh dijadwalkan sebelumnya. Isi pembicaraan terkait investasi di Indonesia.

Pertemuan itu dilakukan di sela acara delegasi Indonesia dalam forum APEC di San Fransisco, AS, pada 19-22 September 2011 ini. Hal itu disampaikan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, akhir pekan lalu. “Pak Edy (Deputi Menko Perekonomian Edy Putra Irawadi) juga ada pembicaraan, ada deputi saya ada pertemuan di Kanada, tapi sudah ada schedule sebelumnya,” kata ketua umum Partai Amanat Nasional PAN) ini . m ikhsan shiddieqy ed: zaky al hamzah

Sumber: republika online/ Senin, 19 September 2011
Link: http://koran.republika.co.id/koran/0/143544/Rencana_Disinsentif_Ponsel_Tetap_Jalan





­