Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Produsen Sepeda Siap Genjot Produksi

  • Jumat, 01 April 2011
  • 2590 kali
Kliping Berita

Permintaan sepeda terus naik, kebutuhan di dalam negeri tahun ini mencapai 6 juta unit

JAKARTA. Minat orang bersepeda semakin tinggi. Maklum, bersepeda bukan sekedar membugarkan tubuh tapi juga telah menjadi gaya hidup. Alhasil, permintaan sepeda terus menanjak. Tak menyia-nyiakan peluang, para produsen sepeda pun berlomba-lomba menaikkan kapasitas produksinya tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) Prihadi mengatakan, kebutuhan sepeda di dalam negeri tahun ini meningkat 15%-20% dibanding tahun 2010, “Menjadi sekitar 6 juta unit, makanya banyak yang menaikkan kapasitas,” kata Prihadi, Kamis (31/3).

AIPI mencatat, hampir semua produsen sepeda skala besar menaikkan kapasitas produksi mereka. Salah satunya PT Insera Sena Polygon yang memproduksi. Produsen sepeda merk Polygon ini akan meningkatkan kapasitas dari 800.000 unit menjadi 1 juta unit. PT Terang Dunia Internusa yang memproduksi United Bike juga menambah kapasitas pabrik dari 200.000 unit menjadi 1 juta unit per tahun.

Tak ketinggalan, PT Wijaya Indonesia Makmur, produsen sepeda bermerk Wim Cycle, juga akan menggenjot kapasitas produksi dari 800.000 unit menjadi 1 juta unit per tahun.

Selain di pasar domestik, permintaan ekspor juga terus naik. Menurut Prihadi, sekitar 30%-40% dari total produksi sepeda nasional adalah untuk diekspor. Sepeda dari Indonesia, imbuhnya, mampu bersaing dalam hal kualitas dengan sepeda dari negara lain.

Peter Mulyadi, Promotion Manager PT Insera Sena Polygon, membenarkan perusahaannya memang akan menambah kapasitas produksi pabriknya. Namun berapa jumlah peningkatan kapasitas itu, ia belum mau menyebutkannya. “Peningkatan kapsitasnya tidak terlalu besar dari kapasitas sekarang,” ujar Peter.

Saat ini, Insera memiliki kapsitas 1.800 unit per hari. Sekitar 70% dari produksi mereka diekspor ke berbagai negara di Eropa dan Asia. Saat ini Insera telah menggunakan kapasitas produksi tersebut secara penuh dan bekerja selama 24 jam dalam sehari.

Insera mengekspor sepeda dengan untuk merk Polygon ke negara-negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Korea dan Australia. Sedangkan untuk ekspor sepeda ke negara-negara Eropa, Insera menggunakan merek perusahaan pembeli.

Peter mengatakan, ekspor sepeda Insera terus meningkat. Tahun ini misalnya, Insera menargetkan ekspor sepeda meningkat sekitar 10% hingga 15% dibanding tahun lalu.

Impor dari China

Namun, meski mengekspor sepeda, Indonesia juga banyak mengimpor sepeda untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Sepeda impor yang masuk kebanyakan berasal dari China. Meskipun harganya lebih murah, namun kualitas dan modelnya masih kalah dibandingkan dengan sepeda buatan dalam negeri.

Makanya, menurut Prihadi masuknya sepeda made in China tidak sampai mengancam industri sepeda dalam negeri. Apalagi pemerintah juga telah menerapkan standar nasional Indonesia (SNI) bagi semua produk sepeda yang dipasarkan di Indonesia.

Selain impor sepeda, industri juga mengimpor komponen sepeda. Impor komponen sepeda kini dikenai tarif bea masuk sebesar 10%, sehingga memberatkan industri sepeda di dalam negeri. “Kami minta bea masuk dinolkan agar industri sepeda dalam negeri bisa meningkatkan daya saing,” kata Prihadi.      

Sumber : Kontan, Jumat 1 April 2011. Hal 13




­