Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Paradise Batik, Gabungkan Tradisi dan Inovasi untuk Lestarikan Warisan Budaya Bangsa

  • Rabu, 07 Agustus 2024
  • Humas BSN
  • 441 kali

Batik dalam sejarahnya berasal dari akronim bahasa Jawa, yang terdiri dari dua kata, yaitu "amba" yang berarti menulis, dan "titik" atau "tik" yang berarti titik atau membuat titik. Sejarah panjang batik itu sendiri dapat ditelusuri dalam berbagai catatan kuno. Salah satunya, dalam Serat Centini, sebuah naskah Jawa yang ditulis pada awal abad ke-19, batik disebutkan sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, yang mencerminkan nilai-nilai sosial dan religius mereka. Selain itu, di dalam History of Java, karya Thomas Stamford Raffles yang diterbitkan pada tahun 1817, juga mengulas batik sebagai seni tekstil yang kompleks dan kaya akan simbolisme.

Puncaknya pada tahun 2009, UNESCO mengakui batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan, sehingga makin menegaskan statusnya sebagai salah satu warisan budaya dunia yang penting. Pengakuan ini harus diterima bukan hanya sebagai penghargaan, tetapi juga sebagai sebuah tanggung jawab untuk melestarikan dan mengembangkan seni batik agar tetap relevan di era modern.

CV Paradise Batik yang didirikan pada tahun 1983 merupakan salah satu perusahaan batik terkemuka yang telah sukses menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Batik. Beralamat di Jl. Potorono,No. 25, Jambidan, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Paradise Batik telah menerapkan dan mendapatkan sertifikasi berdasarkan 3 (tiga) SNI Batik, yaitu SNI 8302:2016 Batik tulis – Kain – Ciri, syarat mutu dan metode uji, SNI 8303:2016/Amd.1:2019 Batik cap – Kain – Ciri, syarat mutu dan metode uji, dan SNI 8304:2016 Batik kombinasi – Kain – Ciri, syarat mutu dan metode uji.

"Penerapan SNI memastikan bahwa produk batik kami memenuhi standar kualitas tertinggi, sehingga dapat bersaing di pasar global," ujar General Manager CV Paradise Batik, Muhammad Anwar Karim, saat menerima kunjungan Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) di Bantul, Jumat (2/8/2024),. Perusahaan ini dikenal dengan komitmennya terhadap isu lingkungan dan sosial. Paradise Batik berupaya menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan serta memberdayakan pengrajin lokal melalui berbagai program pelatihan dan pemberdayaan ekonomi.

Sebagai salah satu UMKM Batik binaan BSN, Paradise Batik mendapatkan bimbingan dari BSN untuk menerapkan ketiga standar batik tersebut pada proses produksinya. Puncaknya, produk Paradise Batik dengan merek Kaelesha berhasil mendapatkan sertifikasi SNI pada 22 Desember 2022 dari Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (LSPro TOEGOE), Kementerian Perindustrian. Merek Kaelesha sendiri diambil dari nama pendirinya, Kaelesha Afiati.

Di tengah tantangan industri tekstil Indonesia yang lesu, Paradise Batik terus berinovasi dengan memperkenalkan motif-motif batik kontemporer yang menarik minat pasar muda. "Kami percaya bahwa inovasi adalah kunci untuk menjaga relevansi batik di pasar modern. Oleh karena itu, kami terus berkreasi dengan motif-motif baru tanpa meninggalkan akar tradisi batik," tambah Karim.

Paradise Batik saat ini memiliki 2 (dua) butik/gerai penjualan resmi yaitu di Jl. Karanglo, No. 7, Kotagede (Telp. 0274-384593/HP. 087739576968) dan di Jalan Sultan Agung, No. 129, Semarang (Telp. 024-8500907/HP. 087832849224). Paradise Batik juga memiliki akun Instagram @paradisebatik yang digunakan sebagai media promosi sekaligus media penjualan daring.

Kunjungan Kepala BSN ke CV Paradise Batik pada Jum’at (02/08/2024)merupakan bukti nyata sinergi antara pemerintah dan industri untuk bersama-sama melestarikan dan memajukan warisan budaya bangsa Indonesia. Melalui penerapan SNI Batik dan komitmennya terhadap keberlanjutan, Paradise Batik berdiri sebagai role model dan contoh nyata bahwa industri batik dapat beradaptasi dan menggabungkan tradisi dan inovasi untuk lestarikan warisan budaya bangsa. (Har/dnh-ed)

 

Galeri foto: Paradise Batik, Gabungkan Tradisi dan Inovasi