Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN dan IAPMO dukung Asosiasi Plambing Indonesia terapkan SNI

  • Kamis, 16 November 2017
  • 7914 kali

Indonesia menjadi negara ketiga sebagai tuan rumah Community Plumbing Challenge (CPC), setelah sebelumnya India pada tahun 2015 dan Afrika Selatan pada tahun 2016. Pekerja magang dan professional muda yang mewakili berbagai negara termasuk Indonesia bergabung untuk membentuk kerjasama internasional jangka panjang memberikan perbaikan infrastruktur dan fasilitas sanitasi di daerah Cicau, Cikarang, diantaranya yang dilakukan di SDN 02 Cikau Cikarang, Jawa Barat.

CPC2017 merupakan inisiatif dari Yayasan Internasional Water, Sanitation and Hygiene (ISWH) bekerjasama dengan PT IAPMO Group Indonesia. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan di sekolah tersebut meliputi pembangunan toilet baru, sanitasi air yang baik, tempat mencuci tangan serta membuat tempat penampungan air bersih yang baru. Selain itu diselenggarakan pula pengobatan gratis, penyuluhan tentang pentingnya mencuci tangan untuk kesehatan di Balai Desa Cicau Cikarang.

 

Dalam konferensi Pers yang diselenggarakan oleh PT. IAPMO Group Indonesia di Cikarang (15/11/2017), Project Manager International IWSH, Sean Kearney mengatakan, selain membantu pelaksanaan CPC2017 di SDN Cicau 02, IAPMO Group Indonesia juga membantu IWSH di Indonesia dalam berbagai kegiatan diantaranya pengobatan gratis, penyuluhan kesehatan kepada para siswa sekolah, pelatihan dan training para guru dan siswa di SMK, serta menginspirasi pembentukan Asosiasi Plambing Indonesia yang didukung oleh beberapa perusahaan.

 

Kegiatan training kepada beberapa guru SMK Negeri Jakarta pada tanggal 14 November 2017 kemarin dilaksanakan karena saat ini hanya 2% bangunan di Indonesia yang menerapkan sistem plambing yang sesuai. Dalam training tersebut dijelaskan betapa pentingnya sistem plambing yang baik untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

 

Sistem Plambing yang baik perlu didukung dengan produk serta pemasangan instalasi yang memenuhi standar agar sistem plambing tersebut dapat bertahan lama dan menghindarkan dampak buruk baik bagi kesehatan maupun dampak lain pada lingkungan. SNI sistem plambing pada bangunan gedung di Indonesia yaitu SNI 8153:2015 yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).

Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi – BSN, I Nyoman Supriyatna, pada kesempatan tersebut mengungkapkan apresiasinya atas kegiatan CPC2017. Menurutnya, ini merupakan upaya implementasi dari standar plambing SNI 8153:2015. Dengan kegiatan ini diharapkan semua bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masyarakat dari sistem air, sistem kebersihan air.

 

“Semoga proyek ini bisa dijadikan contoh untuk daerah-daerah lain. Saya juga sangat mendukung dengan deklarasi pembentukan Asosiasi Plambing Indonesia agar perusahaan-perusahaan terkait bisa ikut bergabung,” ujar Nyoman, yang juga ikut meninjau langsung projek CPC2017 di SDN 02 Cicau, Cikarang. Selain Nyoman, hadir juga Sekretaris Utama – BSN, Puji Winarni.

Asosiasi Plambing Indonesia, lanjut Nyoman, diharapkan dapat menjadi ujung tombak untuk meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan masyarakat serta dapat mengedukasi komunitas dan warga yang tidak mempedulikan sisten air bersih. “BSN berharap SNI yang sudah ditetapkan, tidak hanya menjadi dokumen semata tetapi benar-benar dapat diterapkan industri. Dalam hal ini, asosiasi diharapkan dapat men-drive penerapan SNI, seperti yang dilakukan di Amerika industrinya yang men-drive penerapan standar,” kata Nyoman. Saat ini, lanjutnya, dari 9000-an SNI yang masih aktif, 7 SNI diantaranya terkait dengan plambing. Dan dari 7 SNI tersebut, 3 diberlakukan secara wajib oleh Kementerian Perindustrian, 4 SNI masih bersifat sukarela. SNI yang diberlakukan secara wajib meliputi SNI 0039:2013 Pipa baja saluran air dengan atau tanpa lapisan seng, SNI 0139:2008 Penyambung pipa berulir besi cor maleable hitam, SNI 03-0797-2006 Kloset duduk.

Sependapat dengan Nyoman, Vice President IAPMO, Shirley Dewi juga mengajak anggota Asosiasi Plambing Indonesia yang baru dideklarasikan tersebut, untuk selalu menjaga komitmennya meningkatkan mutu dan kualitas produk sesuai SNI plambing. “Pembentukan Asosiasi Plambing Indonesia diharapkan dapat menjadi momentum untuk berkembangnya industri produk plambing di Indonesia serta penerapan sistem plambing yang baik pada bangunan gedung yang ada di Indonesia,”ujar Shirley. (dnw/ald-humas)