Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Asian Games 2018, Peluang Pempek dan Kopi Go Global

  • Kamis, 03 Mei 2018
  • 6253 kali

Tidak lama lagi, Jakarta dan Palembang akan jadi tuan rumah perhelatan olah raga terbesar di Asia yang akan diikuti oleh 45 negara. Palembang sendiri akan menjadi tempat bertandingnya 10 dari 40 cabang olah raga. Jumlah atlet dan official yang akan hadir sekitar 15000 orang, belum termasuk media massa, baik nasional maupun internasional, penonton dan turis lokal maupun asing serta sukarelawan. Kondisi ini akan memberikan dampak positif bagi beberapa sektor usaha, seperti restoran, kafe, hotel, pusat perbelanjaan, transportasi dan kerajinan atau souvenir.

Ajang Asian Games 2018, menjadi peluang bagi produk UMK khas Palembang atau Sumatera Selatan yaitu pempek dan kopi, ungkap Bambang Prasetya, Kepala Badan Standardisasi Nasional di sela-sela kunjungan ke-4 UMK Binaan BSN di Palembang, sehari sebelum memberikan kuliah umum di UNSRI (27/04).

Ada dua strategi yang bisa dimainkan dari promosinya dan yang pasti dari standarnya. Apalagi produk Pempek dan Kopi Sumsel sudah ada yang SNI. Promosinya dapat dilakukan dari sekarang atau bisa diusulkan agar pempek dan kopi ini menjadi icon atau makanan resmi di Asian Games 2018, lanjut Bambang Prasetya.

Lebih lanjut, Bambang Prasetya mengusulkan membuat promosi besar-besaran untuk dua produk lokal khas ini, di ajang Asian Games nanti bisa dimanfaatkan untuk memecahkan rekor MURI, misal dengan makan pempek dan minum kopi terbanyak, apalagi jika diikuti oleh peserta dan pengunjung Asian Games dari luar negeri.

Strategi standar pun dapat dimainkan, pempek dan kopi bisa mengikuti jejak tempe dan mi instan, dimana sudah menjadi produk global karena standarnya sudah standar global, CODEX STAN (standar dunia untuk produk pangan). Jaminan keamanan dan kualitas menurut Bambang Prasetya dapat dikembangkan, misalnya jika di SNI hanya mengatur parameter proksimat (kandungan karbohidrat, lemak dan protein) dan cemaran fisika, kimia dan mikroba, ke depan dapat dikembangkan dengan parameter kandungan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.

Menurut Bambang Prasetya, aspek kandungan mineral dalam pangan sedang menjadi perhatian konsumen global, jadi aman saja tidak cukup. Misal saja mineral atau ion Selesium (Se) dalam salah satu bukunya FG. Winarno, pakar pangan dunia, ini terbukti ilmiah menjadi  antioksidan untuk melawan proses penuaan. Salah satu sumber mineral ini adalah hasil laut ikan dan sayuran.

Saat ini, BSN melalui Kantor Layanan Teknis di Palembang, yang tepat sudah beroperasi 1 tahun ini sudah membantu 10 UKM Sumatera Selatan untuk sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia) dengan produknya mulai dari pempek, kopi, kue bangkit, minyak goreng sawit, tempat tidur pasien Shima dan pengolah limbah medis Ositek.

Sudah 3 produk UKM Sumsel mengantongi sertifikat SNI, yaitu Pempek Rizky (ikan gabus), Pempek Honey (ikan tenggiri) dan Kopi Sumsel Benua (Semendo Blend). Kedua pempek yang sudah SNI ini kapasitas produksi 4,7 ton per bulan dengan jumlah pekerja sebanyak 12 orang, sedangkan Kopi Sumsel Benua kapasitas produksi 1,2 ton per bulan dengan jumlah pekerja 6 orang.

Dua produk lagi pempek Tince dan Kopi Tunggu Tubang Semende sudah proses audit sertifikasi SNI, masih ada sedikit perbaikan, target sebelum Asian Games sudah kantongi sertifikasi SNI. Untuk yang 5 produk lagi, masih dalam tahap pembimbingan target tahun ini selesai. (Har)




­