Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Standardisasi Mendukung Penguatan Industri Indonesia

  • Kamis, 21 September 2017
  • 5426 kali

 

Dalam perdagangan internasional, penerapan berbagai hambatan berdampak signifikan pada transaksi perdagangan. Walaupun hambatan tarif relatif sudah menurun secara bertahap melalui negosiasi multilateral dan peningkatan perjanjian perdagangan bebas, namun bukan berarti perdagangan internasional sudah benar-benar terbuka. Banyak negara di dunia, khususnya negara maju, kini memberlakukan hambatan non tarif sebagai upaya untuk melindungi industri dan pasar dalam negerinya. Selain hambatan non tarif, negara-negara juga menerapkan kebijakan non tarif, yaitu kebijakan non pajak yang dapat mempengaruhi jalannya perdagangan.

 

Untuk menyikapi segala hambatan perdagangan internasional, tentu industri dalam negeri harus kuat. “Kita harus menciptakan iklim agar industri kita maju, agar industri nasional kita laku di dalam negeri, dan pada saatnya bisa ekspor ke luar negeri. Standardisasi menjadi salah satu aspek pendukungnya,” ujar Kepala Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Badan Standardisasi Nasional (BSN), Donny Purnomo dalam Diskusi terbatas “Menagih Nawacita: Penguatan Industri Untuk Menciptakan Kemandirian Ekonomi” di Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (19/9).

 

Dalam kesempatan ini, Donny menyontohkan satu kasus dimana ada industri lokal dihadapkan dengan pemenuhan standar voluntary di negara tujuan bila ingin produknya dibeli oleh perusahaan internasional. Voluntary measure seperti itu dapat dijadikan contoh bagi Indonesia. “Kita harus meningkatkan kecintaan terhadap produk dalam negeri. Kita tidak bisa teriak-teriak produk dalam negeri kalau pabrik-pabrik menyatakan bahwa produk dari luar negeri lebih baik,” ujar Donny.

 

Donny memaparkan bahwa Saat ini, balai-balai perindustrian mendorong kelompok industri untuk mempunyai tanda SNI. Hal ini juga in line dengan slogan dari Kementerian Perdagangan, “konsumen cerdas, belilah produk ber-SNI”.

 

Di akhir paparannya, Donny kembali menegaskan bahwa standardisasi merupaka bagian pentng untuk mendukung pertumbuhan industri. “Standar memang bukan segalanya, tetapi standar merupakan bagian dari strategi dagang dan pengembangan industri. Dengan standar, industri dalam negeri akan menjadi industri yang mandiri,” tegasnya.

 

Selain Donny Purnomo, diskusi terbatas ini juga menghadirkan Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Harjanto; Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perudagangan, Kementerian Perdagangan, Kasan Muhri; Wakil Ketua KEIN, Arif Budimanta; serta seorang pengamat ekonom Indonesia, Faisal Basri. (ald-Humas)

 




­