Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kunjungan SMA Insan Rabbany Tangerang: Mengenal Standardisasi Lebih Dekat

  • Rabu, 20 Mei 2015
  • 1461 kali

 

Badan Standardisasi Nasional (BSN) kembali menerima kedatangan para generasi muda bangsa yang ingin mengenal BSN dan standardisasi lebih dekat pada Jumat lalu, (15/05/2015). Rombongan SMA Insan Rabbany Tangerang menyempatkan diri berkunjung ke kantor BSN, Jakarta. Ini kali pertama SMA Insan Rabbany Tangerang melakukan audiensi dengan BSN.

 

Perwakilan SMA Insan Rabbany terdiri dari Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Mundopar, Guru Mata Pelajaran Biologi sekaligus Pembimbing Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Sintifika, serta delapan siswa kelas XI. Mereka disambut hangat oleh tim BSN yang diwakili Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat BSN Agus Setiadi, Kepala Sub Bidang Bina Profesi BSN Nurlatifah, Kepala Sub Bidang Sistem dan Evaluasi Diklat BSN Kristiati Adriani beserta staf.

 

Pertemuan diisi dengan paparan dari Nurlatifah dan Kristiati Andriani. Dalam kesempatan ini, kedua pembicara mengupas tuntas profil BSN.

 

“BSN memiliki output menerbitkan dokumen SNI produk baik barang atau jasa. Organisasi BSN terdiri dari 1 Sekretariat Utama dan 3 Deputi teknis,” kata Nurlathifah. Sekretariat Utama bertugas mendukung kelancaran seluruh kegiatan BSN. Deputi  Penelitian dan Kerjasama Standardisasi bertugas mengembangkan dan menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) serta mengadakan kerja sama dengan pemerintah daerah, kementerian teknis, organisasi regional maupun internasional.

 

Deputi Penerapan Standardisasi dan Akreditasi bertugas memantau bagaimana SNI diimplementasikan melalui kegiatan penilaian kesesuaian. “BSN tidak memberikan tanda SNI produk. Lembaga sertifikasi produk lah yang memberikan tanda SNI. Lembaga ini diakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN),” jelas Nurlathifah.

Setelah SNI dirumuskan, diterapkan dan ada pembuktian dari pihak ketiga dengan sertifikasi dan pengujian, BSN butuh bagian yang mempromosikan SNI. Tugas mempromosikan tersebut dilaksanakan Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi. Secara khusus, Deputi ini bertugas mendidik dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian. Juga mengenalkan SNI di tengah masyarakat.

 

“Sesuai pasal 56 dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian yang menyebutkan BSN, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian lainnya, institusi pendidikan, organisasi standardisasi regional dan internasional, dan/atau pemerintah daerah dapat menyelenggarakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian,” kata Nurlathifah.

 

 

Karena itu, BSN tidak berdiri sendiri dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian, tapi bekerja sama dengan seluruh stakeholder. Bahkan BSN bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan standardidasi mulai dari usia dini.

 

BSN dalam dunia pendidikan memiliki program pendidikan standardisasi bagi sekolah tingkat atas, menengah, sekolah dasar dan profesional. Hingga saat ini, BSN memiliki MoU dengan 32 perguruan tinggi di Indonesia. Pendidikan standardisasi dengan perguruan tinggi bisa disaksikan pelatihan atau kuliah standardisasi secara live streaming.

 

Selain itu, BSN juga mengadakan e-learning tentang standardisasi dan penilaian kesesuaian yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat umum melalui situs resmi BSN www.bsn.go.id. BSN juga mengadakan training pengajaran standardisasi bagi guru-guru sekolah dan profesional training. Seluruh program tersebut bisa diikuti dengan mendaftar secara online.

 

Kristiati Andriani menambahkan, demi mengenalkan Standar Nasional Indonesia (SNI) di tengah-tengah masyarakat, BSN memiliki beberapa strategi promosi, antara lain melalui media cetak, media elektronik, media luar ruang, media sosial, dan pertemuan tatap muka. Promosi SNI melalui berbagai event pun digelar, seperti Zona Pintar SNI di Taman Pintar Yogyakarta, story telling untuk anak-anak, permainan edukatif, dan lain-lain.

 

 

“Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk membangkitkan awareness masyarakat akan pentingnya manfaat standar dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Kristiati. Untuk siswa SMA, lanjut Kristiati, BSN menggelar Kompetisi Standardisasi yang bisa diikuti mereka. Tahun ini merupakan pertama kalinya Kompetisi Standardisasi digelar. Di penyelenggaraan tahun depan, Kristiati berharap SMA Insan Rabbany bisa turut berpartisipasi.

 

Terakhir, Kristiati memaparkan mengenai pentingnya dan penerapan standar dalam kehidupan sehari-hari. Standardisasi membantu manusia menjalani kehidupan secara lebih baik dan lebih mudah. Terutama dalam kegiatan perdagangan, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan. Misalnya, penerapan SNI helm dan air minum dalam kemasan.  

 

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Insan Rabbany Tangerang Mundopar menuturkan, kunjungan ini bertujuan untuk mengenalkan lebih dekat para siswa dengan standardisasi. “Karena standar itu penting untuk kehidupan sehari-hari. Pertemuan kali ini juga sejalan dengan program kami, anak-anak ini bagian dari kelompok KIR. Output KIR bisa produk, sistem, perpaduan dari keduanya yang kami harapkan bisa dilengkapi dengan standar,” kata Mundopar.

 

Mundopar berharap, pertemuan awal ini dapat berlanjut ke arah kerja sama yang lebih teknis. “Siswa kami mendapatkan informasi standardisasi lebih dalam melalui pendampingan atau bentuk kegiatan lain sehingga anak terinspirasi menghasilkan karya ilmiah yang lekat dengan standar,” pungkas Mundopar. (ria/dnw)




­