Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

SIARAN PERS

  • Rabu, 22 Mei 2013
  • 3828 kali

 

 

S I A R A N   P E R S 

 

Kebangkitan Sistem Pengukuran Nasional:

Syarat mutlak penguatan daya saing nasional dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN dan pasar Global

 

Di dalam perdagangan regional dan global, ketertelusuran standar dalam sistem Standar Internasional (SI)   menjadi salah satu persyaratan legal untuk memfasilitasi free flow of goods, dan memposisikan  metrologi sebagai salah satu pilar infrastruktur mutu, bersama-sama dengan standardisasi dan penilaian kesesuaian (pengujian, inspeksi, dan sertifikasi).  Terlebih lagi, saat ini kita dihadapkan dengan kebijakan masyarakat ekonomi  ASEAN, yang  dikenal dengan Asean Economic Community pada tahun 2015, yang mewajibkan Indonesia untuk menjalankan kesepakatan peraturan perdagangan yang sama di antara negara-negara   ASEAN lainnya, termasuk di dalamnya harmonisasi standar. Harmonisasi standar ini hanya akan efektif apabila ke tiga pilar infrastruktur mutu setara antar satu negara dengan lainnya di tingkat ASEAN.

 

Namun, permasalahan yang ada dalam infrastruktur mutu saat ini, diantaranya adalah implementasi metrologi yang bersandar kepada pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU), yang belum memiliki payung hukum yang cukup kuat. UU No.2 tahun 1981 sebagai peraturan perundang-undangan tertinggi yang mengatur pengelolaan SNSU, masih mengacu pada konsep realisasi definisi pada akhir dekade 1970-an, dimana Standar Nasional didefinisikan sebagai standar yang diterima oleh pemerintah Indonesia dari Bureau International des Poids et Mesures (BIPM). Padahal realisasi definisi standar ukuran sepenuhnya didasarkan pada kekuatan riset ilmu pengukuran yang kemudian dikonsensuskan melalui kegiatan technical comparisons antara realisasi standar dari berbagai negara.

 

Selain itu, posisi penelitian dan pengembangan Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) kita saat ini berada dalam posisi yang tidak membanggakan, meskipun kita tidak boleh menutup mata atas keberhasilan yang telah dicapai oleh seluruh pihak yang telah melaksanakan tugas penelitian dan pengembangan SNSU. Bahkan, bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita di ASEAN, yang dulu berkiblat ke Indonesia dalam pengembangan standardisasi, termasuk SNSU, saat ini mereka telah dapat mencapai pengakuan internasional terhadap SNSU-nya, dalam level yang lebih baik dari Indonesia. Negara-negara tersebut, khususnya adalah Thailand, Singapore, dan Malaysia, yang saat ini tampak mulai mengembangkan industrialisasi dengan lebih baik. Ini menunjukkan bahwa negara-negara tersebut meyakini perlunya satu National Metrology Institutes sebagai national research centre on Fundamental and Scientific Metrology  yang kuat dan mandiri untuk dapat berpartisipasi atau bahkan mempengaruhi perkembangan definisi satuan dalam the SI system of Unit.

 

Tanpa sistem pengukuran yang kuat didukung dengan riset pengukuran yang mampu menjawab kebutuhan, maka SNI yang digunakan sebagai hidden technical barrier to trade   pun tidak akan bisa diterapkan secara efektif, demikian pula hasil uji, inspeksi dan sertifikasi terhadap SNI juga tidak akan diakui untuk dapat memfasilitasi daya saing produk nasional. Pengelolaan SNSU di Indonesia yang saat ini dikelola secara teknis oleh Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslit KIM LIPI adalah lembaga riset dengan kompetensi di bidang pengukuran akan terus berkembang meliputi bidang chemical metrology, biological metrology, in-vitro diagnostic and biomedical metrology sesuai tuntutan internasional yang mengarah ke dalam segala aspek kehidupan dan yang tidak kalah pentingnya adalah pengakuan perdagangan Perkembangan kebutuhan tersebut, akan sulit dilakukan dalam kondisi sistem metrologi nasional saat ini, yang belum dipayungi oleh Undang-Undang secara komprehensif antara legal dan teknik/ilmiah.

 

Dengan tetap menghargai keberhasilan yang telah dicapai oleh berbagai pihak terkait, sudah selayaknya kita mulai menata kembali dan memperkuat sistem penelitian dan pengembangan ilmu pengukuran, dan penelitian dan pengembangan Standar Nasional Satuan Ukuran untuk memiliki pondasi yang lebih baik bagi perkembangan teknologi, bagi perkembangan industri, bagi perlindungan keselamatan masyarakat dan lingkungan hidup serta bagi peningkatan daya saing nasional dalam perdagangan regional maupun global.

 

Apalagi, untuk menghadapi dan duduk setara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, tidak ada pilihan lain bagi Indonesia, kecuali melakukan penguatan sistem pengukuran nasional, dari berbagai sisi, mulai dari peraturan perundang-undangan, kelembagaan pengelolaan standar nasional satuan ukuran, sistem pendidikan ilmu metrologi.

 

Berkenaan dengan hal tersebut, serta dalam rangka peringatan Hari Metrologi Dunia 2013 yang jatuh bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional setiap tanggal 20 Mei 2013, Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyelenggarakan Seminar Hari Metrologi Dunia 2013 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Kamis (22/05).

 

Sejalan dengan tema peringatan Hari Metrologi Dunia tahun 2013 di tingkat internasional yakni “Pengukuran dalam Kehidupan Sehari-hari”, kali ini acara mengusung tema “Kebangkitan Sistem Pengukuran Nasional : Syarat mutlak peningkatan daya saing nasional dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dan Pasar Global”.

 

Seminar menghadirkan Menteri Negara Riset dan Teknologi RI, Gusti Muhammad Hatta, Kepala BSN selaku Ketua KSNSU, Bambang Prasetya, International Metrology Experts-PTB Germany, Manfred Kochsieck, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN, Suprapto, Vice President Quality PT. GMF AeroAsia, Dekan FTI ITB, Hermawan Kresno Dipojono, dan Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI, Fatimah Zulfah Padmadinata.

 

Melalui kebangkitan sistem pengukuran nasional ini diharapkan tiga pilar infrastruktur mutu (metrologi, standardisasi, dan penilaian kesesuaian) dapat bersinergi meningkatkan daya saing Indonesia didalam perdagangan  regional maupun internasional serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang diharapkan dapat menuju kesejahteraan bangsa. “Tanpa kemandirian dalam pengukuran, suatu bangsa tidak akan mampu mencapai kemandirian teknologi”.

 

 

-

 

CP : Denny/Yuke/Ninda

Telp. 021-5747043 ext. 108

Email : denny@bsn.go.id / yuke@bsn.go.id / ninda@bsn.go.id

 





­