Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

  • Kamis, 01 Januari 1970
  • 2546 kali
Riset atau Inovasi adalah dua elemen penting jika kita berbicara masalah standar yang tidak boleh dilupakan, ujar Menteri Negara Riset dan Teknologi, Prof. Gusti Muhammad Hatta dalam pidato pembukaan di Seminar Nasional Standardisasi yang diselenggarakan di Balai Kartini (15/11/2011).

Selain itu Menristek juga menambahkan bahwa di dalam proses penyusunan dan pengembangan standar perlu memperhatikan perkembangan ilmu dan teknologi, yang didalamnya terkandung makna mengenai perlunya riset atau penelitian untuk memastikan kesesuaian standar dengan kebutuhan masyarakat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebelum membuka peresmian acara dengan pemukulan gong, Menristek menegaskan bahwa pengembangan iptek melalui riset dan inovasi haruslah mengikuti perkembangan dibidang standardisasi, standar memegang peranan penting baik dalam tahap penelitian, pengembangan produk, maupun dalam proses pengenalan produk di pasaran, ujarnya.

Seminar yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan Bulan Mutu Nasional 2011, merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang terkait dengan Gerakan Nasional Penerapan SNI pada tanggal 14 s/d 22 November 2011 dengan mengambil tema “SNI Membangun Percaya Diri Bangsa”.

Seminar ini melibatkan seluruh stakeholder yang terkait dengan penerapan SNI yaitu regulator, lembaga penilaian kesesuaian (LPK), industri, pemerintah daerah, panitia teknis perumusan SNI, perguruan tinggi, Masyarakat Standardisasi Indonesia dan lain-lain.

Selanjutnya Kepala BSN juga menyerahkan penghargaan Herudi Technical Committe Award kepada (HTCA) Panitia Teknis 9101, Kementerian Pekerjaan Umum bidang perekayasa sipil, HTCA diselenggarakan dalam rangka memberikan penghargaan kepada Panitia Teknis teraktif dan berkinerja terbaik. BSN juga memberikan penghargaan kepada instansi teknis yang telah aktif dalam program standardisasi khususnya terkait dengan perkembangan standar, penerapan standar, dan kerjasama standardisasi serta edukasi publik & kebijakan di bidang standardisasi kepada Kementerian Perindustrian.

Selain itu dilakukan juga penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara BSN dengan sembilan  Lembaga Penilai Kesesuaian (LPK) penerima insentif alat uji laboratorium di Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian serta Pemerintah Daerah Sumatera Utara.

Tidak hanya itu, MoU dilakukan juga dengan beberapa Universitas di Indonesia dan PT. Wika Beton yang merupakan kelanjutan pilot project BSN & PT Wika Beton serta Organisasi ISO berkaitan dengan penerapan metodologi ISO, sehingga perusahaan dapat menghitung manfaat ekonomi dari penerapan standar. Beberapa universitas disebutkan diantaranya adalah diantaranya Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Mulawarman Samarinda, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang, Atmajaya Yogyakarta MoU ini dilakukan dalam rangka mewujudkan keterkaitan antara kebutuhan dunia industri (sebagai pengguna standar) dengan perguruan tinggi (sebagai penyedia SDM) di bidang standardisasi. (Awg/Rly)



­