Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Produsen lampu HE ekspansi ke Asean & Australia

  • Senin, 29 Juni 2009
  • 2709 kali

Kliping Berita :

Sejumlah perusahaan lampu hemat energi (HE) di dalam negeri mulai menggarap secara serius pasar ekspor terutama Malaysia, Filipina, Singapura, dan Australia. Ekspansi pasar tersebut dilakukan setelah China, negara pesaing terkuat di industri perlampuan, secara bertahap mulai meninggalkan pasar di negara-negara tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manoppo mengatakan pasar China di kawasan Asean dan Australia sejak beberapa tahun terakhir cenderung menyusut drastis karena Negeri Tirai Bambu itu akan mengalihkan pasarnya ke kawasan Uni Eropa (UE).

"China secara bertahap mulai meninggalkan pasar Asean dan Australia yang sebagian besar diisi produk-produk lampu HE berteknologi medium. Mereka [China] mulai tahun depan akan lebih fokus menggarap pasar UE dengan teknologi yang lebih maju (high quality)," katanya kemarin.

Menurut dia, sejak 4 tahun terakhir, produsen lokal hanya fokus menggarap pasar lokal akibat minimnya kapasitas produksi dan kesulitan menembus pasar ekspor karena kalah bersaing dengan produk China.

Satu-satunya perusahaan lampu HE di dalam negeri yang telah menggarap pasar ekspor hanya PT Panasonic dengan pasar ekspor sekitar 5 juta unit per tahun ke Jepang.
"Secara bertahap, kondisi sulit yang dialami perusahaan-perusahaan di dalam negeri sudah bisa diatasi. Mereka juga telah membangun link distribusi yang telah ditinggalkan China di Asean dan Australia," jelasnya.

Dengan memanfaatkan kerja sama perdagangan bebas (Asean Free Trade Area/Afta), ujarnya, ekspor lampu HE ke kawasan regional dibebaskan dari bea masuk (BM) sehingga dari sisi harga lebih kompetitif.
Mulai tahun depan, terangnya, Aperlindo menargetkan mampu mengekspor lampu HE sekitar 5 juta unit senilai US$10 juta ke Asean dan Australia.

"Pada 2011, kami harapkan target itu meningkat tiga kali lipat menjadi US$30 juta seiring dengan kebijakan Pemerintah Australia yang mewajibkan penggunaan lampu HE," katanya.

10 Perusahaan
Sejauh ini, ungkapnya, ada sekitar lima hingga 10 perusahaan lokal yang siap memulai ekspor perdana di antaranya PT Sentra Solusi Electrindo, PT Gunawan Electrindo, dan PT Hikari.
Kendati melakukan ekspor, John tidak khawatir pasokan untuk pasar dalam negeri berkurang karena rata-rata tingkat utilisasi (pemanfaatan kapasitas terpasang) industri perlampuan nasional baru mencapai sekitar 35%.

Tingkat utilisasi yang rendah itu disebabkan oleh potensi pasar domestik tergerus oleh peredaran produk impor ilegal.
"Dengan adanya pengetatan impor lampu HE yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 56/2008, sekarang importasinya mulai berkurang drastis. Ini merupakan kesempatan bagi industri lampu HE nasional mendongkrak utilisasi hingga di atas 50% mulai tahun ini," ujarnya.

Dalam setahun terakhir, kata nya, produksi lampu HE meningkat signifikan. Dia memprediksi produksi lampu HE pada 2009 bisa menembus 80 juta unit atau 50% dari kebutuhan nasional sebesar 160 juta unit.
Hingga kini, terdapat 18 produsen lampu HE lokal dengan 48 merek dan 70 merek impor, tetapi baru sekitar 60 merek yang telah memenuhi standar nasional Indonesia (SNI). (Yusuf Waluyo Jati)

Sumber : Bisnis Indonesia
Sabtu, 27 Juni 2009, hal. 7




­