Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Memantau Lahan Pertanian dan Perairan Indonesia dengan Satelit Buatan Anak Bangsa

  • Jumat, 24 Juni 2016
  • 2295 kali

 

Akurasi data merupakan modal utama dalam peningkatan ketahanan pangan, teknologi satelit akan mendukung tersedianya data perairan dan lahan pertanian di Indonesia. Pada tanggal 22 Juni 2016 satelit hasil rancangan Indonesia, satelit LAPAN-A3, berhasil diluncurkan melalui kerjasama pemerintah Indonesia dengan Indian Space Research Organization (ISRO), sebuah lembaga antariksa milik pemerintah India. 

 

Satelit ini mengemban misi penginderaan jauh eksperimental untuk memantau sumberdaya pangan dengan cara mengidentifikasi tutupan dan penggunaan lahan serta pemantauan lingkungan untuk memudahkan perencanaan masa tanamlahan persawahan. Satelit ini juga membawa misi pemantauan aktivitas maritim di perairan Indonesia mencakup keberadaan kapal laut dan memantau keberadaan ikan untuk memudahkan nelayan mencari ikan.

 

Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla,  M. Nasir, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Deddy Mizwar, Wakil Gubernur Jawa Barat; Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN; Para Kepala LPNK Ristek; stakeholder, dan asosiasi. Hadir dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi, Ir. Erniningsih.

 

Kepala LAPAN dalam sambutannya menyebutkan bahwa pengembangan sistem maritim berbasis satelit ini mendukung program pemerintah membangun Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri dan kuat. Terdapat 19 satelit yang diluncurkan bersama satelit LAPAN-A3 dari Sriharikota, India, yaitu 3 satelit India, 1 satelit Indonesia, 2 satelit Kanada, 1 satelit Jerman dan 13 satelit Amerika. Satelit LAPAN A3 ini mampu memantau 2,4 juta pesan dari pemancar AIS (Automatic Identification System) dari puluhan ribu kapal, serta kemampuan pengukuran medan magnet bumi.

 

 

Peluncuran satelit LAPAN A3 ini disaksikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, menurut Wapres karena satelit ini dapat memantau pertanian dan maritim, pemerintah dapat memanfaatkan untuk meng-update data pertanian dan perikanan yang sebelumnya hanya berdasarkan pengamatan kasat mata.

 

 

Pengamatan ini dapat membuat kita keliru menilai tingkat ketahanan pangan kita. Selain itu Indonesia memerlukan teknologi dalam memanfaatkan potensi alam kita, karena ikan jika tidak kita tangkap juga akhirnya mati.

 

Satelit LAPAN A3 ini dibuat di Bogor dengan melibatkan Institut Pertanian Bogor dan diperkirakan biaya pembuatanya mencapai Rp. 65 miliar.  Satelit selanjutnya yang akan diluncurkan adalah satelit LAPAN A4 yang merupakan satelit meteorologi kerjasama dengan BMKG dan LAPAN A5 yang akan dilengkapi dengan radar untuk keperluan pertahanan.




­