Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Komnas Codex Indonesia Bahas Isu Strategis Mutu, Keamanan Hingga Perdagangan Pangan

  • Jumat, 11 November 2022

Rapat rutin Komite Nasional (Komnas) Codex Indonesia kembali digelar pertama kali secara hybrid setelah masa pandemi, di kantor Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta pada Selasa (8/11/2022).

Rapat mengangkat pembahasan mengenai perkembangan terbaru kegiatan Codex Indonesia dan kelembagaan pangan di Kementerian/Lembaga; penetapan posisi Indonesia pada Sidang Codex Alimentarius Commission (CAC) ke-45; isu keamanan pangan terkait senyawa Etilen Oksida dalam pangan olahan; serta jadwal dan tempat penyelenggraan Rapat Komite Nasional Codex Indonesia berikutnya.

Rapat Komnas Codex Indonesia yang menjadi ajang silaturahmi dan diskusi bagi anggota Komnas serta stakeholder di bidang keamanan pangan ini dipimpin oleh Kepala BSN, Kukuh S. Achmad.

Pada Sidang Codex Alimentarius Commission banyak draft standar yang sudah mencapai step 5/8 dan 8 untuk full adoption diantaranya mengenai food hygiene, contaminants in food, aflatoxin, serta nutmeg dan shallot dan akan menjadi standar internasional.

Salah satu agenda yang perlu dikawal dalam Sidang CAC45 adalah memastikan diadopsinya Draft standard for dried seeds - Nutmeg dan Draft standard for onion and shallots.

Adanya Badan Pangan Nasional dan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian menjadi tambahan kekuatan dalam meningkatkan mutu dan keamanan pangan di Indonesia.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman menekankan peranan Komnas Codex Indonesia perlu ditingkatkan untuk melakukan koordinasi terkait adanya emerging isu keamanan pangan, termasuk perdagangan pangan.

Codex Alimentarius Commission perlu menetapkan batasan kandungan residu pestisida ataupun kontaminan Etilen Oksida (EtO) pada pangan olahan.

Kedepannya, BPOM juga meminta agar Komite Nasional Codex Indonesia dapat mengirimkan usulan review EtO dan 2 CE kepada Sekretariat Codex Alimentarius Commission.

Codex Indonesia perlu mendorong jejaring laboratorium pangan untuk melakukan inovasi dan mitigasi dalam rangka mendukung produk makanan dan minuman secara keseluruhan.

Codex Indonesia harus berubah diawali dengan melakukan persiapan, dilatih, dan diasah. Serta pengelolaan media sosial agar terus ditingkatkan agar Komnas Codex Indonesia semakin mendapat perhatian pemerintah.