Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Optimalisasi Modalitas Pengembangan Standar BSN untuk Indonesia Maju

  • Kamis, 31 Maret 2022

Optimalisasi modalitas bidang pengembangan standar Badan Standardisasi Nasional (BSN) dalam menghadapi tantangan kebutuhan standar sekaligus mendukung penguatan Infrastruktur Mutu Nasional, berperan sebagai tulang punggung yang menjadi titik awal bagaimana BSN melangkah.

 

Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diterapkan pada produk-produk yang tersedia di pasaran merupakan hal yang pertama kali dikerjakan oleh Kedeputian Bidang Pengembangan Standar BSN. Untuk itu, standar yang dihasilkan harus berkualitas serta memenuhi kebutuhan stakeholder baik pemerintah juga secara umum.

Proses pengembangan standar berslogan Simpler, Faster, Better.

Lima kata kunci pengembangan standar yaitu Program Nasional Perumusan Standar (PNPS), rancangan SNI, jajak pendapat, validasi, serta penetapan.

Dalam penyusunan atau pengembangan standar tak lepas dari peran strategis Komite Teknis (Komtek) sebagai modalitas yang berkompeten dari lingkup teknis yang dikerjakan.

8 clustering SNI: Pertanian dan Teknologi Pangan; Konstruksi; Elektronik, Teknologi, Informasi, dan Komunikasi; Teknologi Perekayasaan; Umum, Infrastruktur dan Ilmu Pengetahuan; Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan; Teknologi Bahan; dan Teknologi Khusus

Tugas dan fungsi (tusi) Kedeputian bidang Pengembangan Standar yang menjadi tulang punggung Tusi BSN, perlu dipahami dengan baik oleh seluruh personelnya untuk menjalankan kegiatannya sesuai arah strategi BSN.

Penguatan kompetensi diri akan semakin penting dengan pendekatan Jabatan Fungsional sebagai Analis Standardisasi, termasuk di dalamnya personal branding dan pengembangan talenta.

Seluruh personel pengembangan standar berkomitmen di dalam mewujudkan organisasi yang adaptif melalui implementasi inisiatif untuk coaching, approaching, counseling, directing, sharing knowledge, mentoring, reporting, dan kaderisasi.

SNI yang mendukung prinsip-prinsip keberlanjutan di segala bidang turut berperan dengan baik untuk mencapai program-program Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia.

Founder Center for Risk Management & Sustainability, Antonius Alijoyo turut hadir dan mempresentasikan materi mengenai Governance, Regulatory, Compliance (GRC) melalui pendekatan Standar Manajemen Risiko dan Sistem Manajemen Anti Penyuapan.