Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

KLT BSN dan UNSRI Lakukan Survei Persepsi SNI Masyarakat Palembang

  • Jumat, 09 November 2018
  • 2798 kali

Persepsi masyarakat terhadap standardisasi dan produk bertanda SNI dapat dijadikan sebagai salah satu tolok ukur atau evaluasi kegiatan BSN selama satu tahun. Apalagi di Palembang, sudah 18 bulan Kantor Layanan Teknis BSN didirikan.

 

Persepsi yang dikonversi dalam bentuk indeks persepsi ini bahkan masuk sebagai salah satu indikator kinerja utama Kedeputian Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi, BSN. Untuk tiap tahun diadakan survei dengan responden yang berasal dari 11 kota besar di Indonesia, salah satunya di Palembang yang sudah dilakukan kali kedua ini.

Tahun 2018, survei persepsi masyarakat dilakukan oleh KLT bersama tim dari UNSRI, yang diketuai Dr. Suheryanto (Wakil Dekan FMIPA UNSRI, Wakil Ketua Forum Pendidikan Standardisasi Indonesia) dengan anggota 5 mahasiswa/i jurusan Kimia yang telah mengikuti mata kuliah standardisasi.

 

Survei dilakukan selama bulan Oktober 2018 dengan melibatkan 400 responden yang mewakili dari pelaku usaha, konsumen, akademisi dan pemerintah, dengan berbagai latar belakang pendidikan dan profesi, usia, jenis kelamin dan rata-rata pengeluaran per bulannya.

Survei yang terdiri dari 28 pertanyaan ini terbagi dalam 5 kelompok besar persepsi, yakni pengetahuan tentang BSN, pengenalan tentang SNI, Pengetahuan tentang Produk bertanda SNI, Sertifikasi SNI, Informasi dan Promosi SNI.

 

Dari hasil data yang sudah diinput dapat diketahui kesimpulan sementara diantaranya, mayoritas responden adalah wanita (59%), mayoritas usia produktif (96%), tingkat pendidikan SMA (47%) dan S1 (37%), Kelompok konsumen,ASN, dan karyawan UMKM dengan rata-rata pengeluarana bulanan antara satu juta rupiah sampai dengan tiga juta rupiah (52%).

Sebanyak 95% responden sudah mengetahui adanya BSN, naik 33,25% dari tahun sebelumnya. Mayoritas mengetahui BSN dari media sosial (19%) dan media elektronik (17%). Sebanyak 98,5% responden sudah mengetahui SNI. Namun persepsi masyarakat Palembang menganggap bahwa institusi yang melakukan sertifikasi produk sesuai SNI adalah BSN (69%).

 

Selain itu, meskipun produk bertanda SNI mudah didapatkan di pasar (64% setuju) dan 96% responden sadar SNI adalah jaminan mutu serta 59% responden setuju bahwa SNI mampu meningkatkan daya saing produk, tapi tanda SNI belum menjadi pertimbangan utama masyarakat pada saat membeli produk, masyarakat lebih mempertimbangkan tanda halal (49%), harga murah (19%), merk (18%), baru SNI (14%).

Hal ini sama dengan data nasional survei persepsi masyarakat tahun 2017, dimana urutan pertimbangan utamanya adalah tanda halal, harga, tanda SNI, merk dan lainnya.

 

Meski kesimpulan ini sifatnya sementara tapi dapat dijadikan pertimbangan atau pemikiran untuk merancang strategi promosi SNI yang tepat agar setidaknya tujuan utamanya adalah tanda SNI menjadi pertimbangan utama masyarakat Palembang pada saat membeli produk.

 

Untuk selanjutnya data survei yang sudah terkumpul dari 10 kota lain akan diolah oleh Tim BSN Pusat. (klt_palembang)