Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Ajak Perguruan Tinggi Ikuti SNI Award

  • Kamis, 10 Mei 2018
  • 3406 kali

Guna mendorong perusahaan/organisasi di Indonesia agar dapat menerapkan SNI dengan baik dan konsisten, sejak tahun 2005 Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN) memberikan penghargaan SNI AWARD setiap tahunnya. Tahun ini, organisasi pendidikan menengah dan organisasi pendidikan tinggi yang telah terakreditasi institusi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) atau Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) juga berkesempatan untuk mengikuti ajang SNI Award.

 

“Standardisasi arahnya adalah kualitas. Jadi kalau kita mengabdi pada pendidikan tinggi, harus concern pada mutu, karena tanpa mutu, kita tidak akan bisa diterima oleh masyarakat” ujar koordinator perguruan tinggi swasta wilayah VIII (Bali, NTB, NTT), I Nengah Dasi Astawa saat memberi sambutan dalam acara Sosialisasi Standardisasi dan Rekrutasi SNI Award 2018 di Kantor Koordinasi Perguruan Tinggi (Kopertis) Swasta VIII, Bali pada Rabu (9/5/18). Acara ini dihadiri 130 perguruan tinggi di wilayah Kopertis VIII.

Nengah juga menyatakan bahwa penerapan standar akan membawa dampak positif bagi perguruan tinggi. “Saya juga percaya bahwa dengan standardisasi, kampus kita jadi terhomat karena proses input-outputnya jelas,” katanya.

 

Kepala BSN, Bambang Prasetya memberikan contoh perguruan tinggi yang telah berhasil memperoleh penghargaan SNI Award. “Contohnya Trisakti, Atmajaya, Ubaya, dan Universitas Islam Indonesia,” ujar Bambang.

“Perguruan tinggi berperan penting dalam pengembangan standar karena perguruan tinggi mengetahui penelitian yang dibutuhkan dalam perumusan SNI,” ujar Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi BSN, I Nyoman Supriyatna. Nyoman pun menekankan bahwa akademisi berperan dalam memberikan edukasi, melakukan riset serta mengembangkan standar.

Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Standardisasi BSN, Mayastria pun sependapat dengan Nyoman. “Perguruan tinggi sarat dengan expert, para ahli,” ujarnya saat memaparkan pendidikan standardisasi kepada peserta.

 

Pendidikan standardisasi adalah memperkenalkan pengembangan standar baik itu perumusannya, penerapannya, konsep-konsepnya, untuk masuk ke dalam mata kuliah di uhniversitas, sehingga para civitas akademika mengenal standar, bagaimana penerapnnya, manfaatnya, dan lain sebagainya. “Standar pendidikan sebenarnya bisa menggunakan SNI, misalnya dalam mengelola manajemen laboratorium dan lain sebagainya,” jelas Mayastria.

Dalam kesempatan ini, salah satu juri SNI Award, Gendut Suprayitno juga mengajak para peserta untuk mendaftarkan perguruan tingginya untuk mengikuti SNI Award. “Manfaat mengikuti SNI Award salah satunya adalah mendapat bimbingan gratis,” jelas Gendut.

Diharapkan, dengan disosialisasikannya SNI Award ini, perguruan tinggi-perguruan tinggi yang termasuk dalam kopertis wilayah VIII bersedia mengikuti ajang SNI Award. ald-Humas)