Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Sinergi BSN dan Kementerian Luar Negeri: Tingkatkan Kemampuan Sekretariat Mirror Committee Codex Indonesia

  • Rabu, 18 April 2018
  • 2489 kali

Dalam rangka meningkatkan partisipasi aktif Indonesia dalam forum Codex, Badan Standardisasi Nasional (BSN) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri melaksanakan Capacity Building bagi Sekretariat Mirror Committee Codex Indonesia dan Delegasi Indonesia pada sidang Codex, di Kementerian Luar Negeri pada Selasa (17/4/18). Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Abdurrahman Mohammad Fachir.

Sebelum pembukaan, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN, yang juga merupakan Sekretaris Komite Nasional Codex Indonesia, Kukuh S Achmad, menerangkan bahwa Indonesia telah berpartisipasi aktif menjadi anggota Codex sejak tahun 1971.  Sejak lebih dari 15 tahun terakhir, penanganan Codex di Indonesia, yang merupakan organisasi penyusun standar pangan internasional, dikoordinasikan oleh BSN selaku Codex Contact Point. “Karena sifat kegiatannya lintas sektor, kegiatan Codex di Indonesia dilakukan bersama dengan kementerian dan lembaga lain, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan POM, dan tidak kalah penting adalah Kementerian Luar Negeri,” ujar Kukuh.  Peserta capacity building ini pun dihadiri oleh perwakilan dari seluruh kementerian dan lembaga tersebut.

 

Dalam perjalanannya, Indonesia telah menorehkan beberapa prestasi, diantaranya dengan diangkatnya Prof F.G Winarno menjadi Presiden Codex pada tahun 1991–1996, setelah sebelumnya menjabat dua kali berturut-turut sebagai Wakil Presiden Codex pada tahun 1987-1991. Saat ini pun, prestasi tersebut diteruskan dengan menempatkan Prof. Purwiyatno Hariyadi sebagai salah seorang Wakil Presiden Codex sejak tahun 2017.

Kukuh pun menjelaskan pentingnya capacity building untuk berpartisipasi aktif di dunia internasional. “Kita harus mendesain dan merencanakan dengan baik agar nantinya generasi penerus kita siap untuk berkiprah di Codex, terutama dalam hal negosiasi maupun substansi,” papar Kukuh.

 

Fachir menyambut baik kegiatan ini dan menegaskan kembali komitmen Kementerian Luar Negeri untuk mendukung keterlibatan Indonesia dalam forum Codex. Dalam kesempatan ini, Fachir mengingatkan kembali bahwa Indonesia adalah negara besar. Konsekuensinya, kita harus bersikap sebagai negara besar. “Indonesia adalah negara besar. Jangan pernah merasa rendah diri ketika berhadapan dengan siapapun,”  tegasnya. Kita harus mempersiapkan diri, mendorong diri sendiri untuk dapat meningkatkan kapasitas, berkontribusi, berperan, dan berpengaruh di dunia internasional. “Selain meningkatkan kapasitas diri, secara substansi pun perlu diperhatikan dengan aktif menyiapkan data, informasi, dan semua yang berbasis ilmiah untuk dapat berperan aktif dalam Codex Alimentarius,” lanjut Fachir.

Fachir pun berharap bahwa Indonesia dapat memiliki pengaruh dalam Codex Alimentarius. Jangan sampai standar yang ditetapkan oleh Codex berdampak negatif bagi Indonesia. Fachir pun mendukung agar Indonesia dapat mempengaruhi penyusunan Standar Internasional. “Banyak standar yang perlu kita perjuangkan karena menyangkut keberlangsungan bangsa,” ujar Fachir.

 

Dalam kesempatan ini, acara capacity building Codex menghadirkan pembicara Wahyu Purbowasito, Kepala Pusat Sistem Penerapan Standar yang menyampaikan penanganan Codex di Indonesia, Roy Sparringa, anggota Komite Nasional Codex Indonesia yang banyak memberikan gagasannya dalam menghadapi tantangan serta strategi penyediaan data ilmiah sehingga Indonesia dapat berpartisipasi aktif di forum Codex.

 

Di sesi terakhir, Yayan Ganda Hayat Mulyana, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri memberikan pembekalan tentang teknik negosiasi dan simulasi negosiasi bagi delegasi Indonesia di forum Codex.  Acara yang berlangsung secara interaktif ini dibawakan dengan sangat menarik dan diikuti secara antusias oleh seluruh peserta.  Selain memberikan materi tentang negosiasi yang semuanya dibawakan dalam bahasa Inggris, peserta juga diberi tugas melakukan simulasi menyusun posisi Indonesia yang bisa dinegosiasikan dan yang tidak bisa dinegosiasikan di forum Internasional.

Sebagai penutup, Tri Purnajaya,  Direktur Perdagangan, Perindustrian, Investasi, dan Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Luar Negeri menyampaikan pentingnya kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan Sekretariat dan delegasi Indonesia untuk forum Codex dan sekali lagi menyatakan komitmen Kementerian Luar Negeri untuk terus mendukung dan bekerjasama dalam meningkatkan partisipasi aktif Indonesia di kegiatan Codex.