Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Dorong Perguruan Tinggi Usulkan Standar Internasional

  • Rabu, 28 Maret 2018
  • 2931 kali

Peran akademisi/perguruan tinggi dan  pakar dalam pengembangan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian di Indonesia sangat penting. “Perguruan tinggi mengetahui penelitian yang dibutuhkan dalam perumusan SNI, ujar Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi Badan Standardisasi Nasional (BSN), I Nyoman Supriyana saat membuka acara Temu Mitra Kerjasama Perguruan Tinggi di Jakarta, Selasa (27/3/18). Acara ini dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, diantaranya Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof. Dr. Sutrisna Wibawa dan Pembantu Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Prof. Dr. Widodo Muktiyo.

Nyoman menambahkan, perguruan tinggi pun dapat melakukan penelitian sebagai data penunjang dalam perumusan SNI. Bahkan, diharapkan perguruan tinggi juga dapat melakukan pembinaan penerapan SNI terhadap UMK (Usaha Mikro Kecil). Hal ini sesuai dengan pasal 56 UU No.20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian yang menyebutkan bahwa BSN, kementerian, lembaga pemerintah non kementerian lainnya, institusi pendidikan, organisasi standardisasi regional dan internasional, dan/atau pemerintah daerah dapat menyelenggarakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. Nyoman pun mengajak para peserta untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat) bersama-sama.

 

Dalam kesempatan ini, Nyoman juga mengajak para perguruan tinggi yang sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan BSN untuk menindaklanjuti perjanjian tersebut. “Dalam Indikator Kinerja Utama BSN, salah satu indikatornya adalah adanya tindak lanjut dari perjanjian kerja sama yang telah disepakati,” ujar Nyoman. Ruang lingkup kerja sama meliputi pertukaran dan silang layan informasi standardisasi; perumusan standar; penerapan standar; riset pasar di bidang standardisasi dan diseminasinya;  pelatihan dan promosi standardisasi; serta kegiatan-kegiatan lain yang disepakati bersama.

 

Nyoman pun mendorong perguruan tinggi untuk meningkatkan partisipasi dalam jajak pendapat terkait penyusunan SNI serta partisipasi dalam pengusulan penyusunan standar terbaru. Nyoman pun mencontohkan salah satu capaian BSN di dunia internasional. Sejak tahun 2014, BSN bersama BNPB dan UGM mengusung standar pergerakan dini tanah untuk menjadi standar internasional. Saat ini, usulan tersebut telah diterima oleh ISO menjadi standar internasional. “Saya mendorong perguruan tinggi untuk mengusulkan standar internasional. Saatnya kita menjadi standard maker di lingkup internasional," tegas Nyoman.

Dalam pertemuan ini, Prof Widodo pun memaparkan peran serta UNS dalam pengembangan standar. Prof Widodo menyampaikan bahwa UNS telah memasukkan materi standarisasi dalam kurikulum pada berbagai program studi. diantaranya mata kuliah penjaminan mutu, pengendalian kualitas, sistem manajemen mutu, HACCP, dan lain sebagainya. Bahkan,, saat ini UNS tengah mengembangkan SNI produk komponen monli listrik, berupa baterai lithium berbasis material katoda LiFeP04.

Prof Widodo menyatakan, untuk mendorong pengembangan standardisasi, ketersediaan laboratorium dan sumber daya manusia yang ada di UNS akan didorong untuk mendukung ketersediaan Lembaga Penilaian Kesesuaian dan Lembaga Sertifikasi Produk. (ald-Humas)

 




­