Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Standar “Guidelines for implementation of a community-based landslide early warning system “yang diusulkan Indonesia disetujui untuk dipublikasikan menjadi standar ISO 22327

  • Rabu, 21 Maret 2018
  • 4489 kali

Pertemuan Plenary ke - 5 ISO/TC 292 Security and resilience berlangsung  di kantor Standard Australia (SA) Sydney, Australia pada 12-16 Maret 2018. Delegasi Indonesia yang hadir pada pertemuan ini adalah pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang merupakan Project Team Leader  dari ISO/DIS 22327 Security and Resilience – Emergency Management - Guidelines for implementation of a community-based landslide early warning system, yaitu Prof. Faisal Fathani, dan DR.Wahyu Wilopo,  serta yaitu Prof. Ir. Dwikorita Karnawati (Kepala BMKG), I Nyoman Supriyatna (Badan Standardisasi Nasional), Lilik Kurniawan (BNPB), dan Mohd. Robi Amri (BNPB), Tom Abbel Sulendro (BSN), Weniza (BMKG) dan Pratomo Cahyo Nugroho (BNPB).

 

Pada sidang opening plenary WG3 (Emergency Management), Kepala BMKG mempresentasikan usulan proposal Community Based-Tsunami Early Warning System. Dalam paparan tersebut disampaikan tentang pembelajaran Indonesia dalam membangun Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS)  dan 6 komponen utama yang menjadi kebutuhan dalam community based TEWS yaitu 1) risk assessment, risk mapping and risk communication; 2) public education and evaluation exercise (regular);3) establishment of local task force and contingency plan at village level; 4) installation of early warning instrumentation: observation-processing-dissemination;5) strengthening institutional framework-coordination-responsibility sharing;6) evaluation for improvement.

 

Salah satu proyek standar yang diusulkan oleh Indonesia dalam Working Group 3 (Emergency Management) yaitu ISO/DIS 22327 Security and Resilience – Emergency Management - Guidelines for implementation of a community-based landslide early warning system, disetujui oleh TC 292 pada sidang closing plenary tanggal 16 maret 2018 untuk dipublikasikan menjadi Standar Internasional (ISO), tanpa melalui tahapan ballot Final Draft International Standard (FDIS). Proses selanjutnya Sekretariat ISO/TC 292 akan menyampaikan dokumen standar ke ISO/CS untuk disahkan dan dipublikasikan menjadi standar ISO 22327:2018.

Sebelumnya Draft ISO/DIS 22327 telah menjalani tahapan DIS ballot yang berlangsung dari tanggal 11 September 2017 – 4 Desember 2017 dan mendapatkan respon positif dari 27 Negara P-member dan tidak ada negara yang memberikan tanggapan negatif.

 

Capaian ini merupakan prestasi yang pertama kali dihasilkan oleh Indonesia atas kerjasama yang solid antara BSN, BNPB dan UGM dalam mengusung Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk menjadi Standar Internasional di Organisasi Standardisasi Internasional (ISO). ISO 22327 merupakan usulan dari Standar Nasional Indonesia, Sistem peringatan dini gerakan tanah (SNI 8257:2017) yang dirumuskan oleh Komite Teknis 13-08 Penanggulangan Bencana dan dikonseptori oleh tim dari Universitas Gadjah Mada.

 

Sistem peringatan dini gerakan tanah ini merupakan bentuk  kontribusi Indonesia dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada dunia untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman bahaya longsor.

 

Selanjutnya Indonesia kembali mengajukan 3 proposal standar Internasional yaitu Flood Early Warning System, Volcanic Eruption Early Warning System, dan Tsunami Early Warning System. Setelah melalui diskusi di tingkat working group 3 (Emergency management) atas 3 usulan baru Indonesia terkait dengan 3 bahaya tersebut, Sidang Plenary ISO/TC 292 juga menyetujui agar selanjutnya Indonesia membuat New Work Item Proposal (NWIP) yang umum terkait early warning system dan diikuti dengan series standar yang lebih spesifik terkait banjir, letusan gunung api, tsunami dan bahaya lainnya.

Pada sidang closing plenary TC 292 Kepala BNPB Bapak Willem R diberikan kesempatan untuk menyampaikan short speech nya. Dalam kesempatan ini, Willem mengungkapkan bahwa Indonesia yang merupakan daerah rawan bencana alam sangat memerlukan suatu standar yang dapat diimplementasikan dalam rangka menyelamatkan jiwa manusia. Ia pun menyampaikan terima kasih atas dukungan semua member dan expert yang telah mendukung perjalanan panjang penyusunan standar terkait landslide sampai disetujuinya untuk dipubllikasikan menjadi Standar Internasional. Willem juga menyatagkan bahwa Indonesia akan tetap berkomitmen untuk terus berpartisipasi aktif dalam kegiatan standardisasi internasional.

 

Pertemuan plenary yang akan datang akan di host oleh Badan Standar Norwegia dan akan dilaksanakan di Stavanger, Norwegia dari tanggal 8-12 Oktober 2018.