Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Perkuat Daya Saing, PGN SAKA Terapkan ISO 26000

  • Selasa, 13 Februari 2018
  • 3167 kali

Sebagai perusahaan yang berorientasi global, Perusahaan Gas Negara (PGN) SAKA berusaha meningkatkan kinerjanya di berbagai bidang, tidak terkecuali di bidang  tanggung jawab sosial. Untuk memenuhi hal tersebut, saat ini PGN SAKA telah menerapkan ISO 26000, yang merupakan standar pedoman yang bersifat sukarela tentang tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua faktor badan publik maupun swasta. PGN SAKA telah menerapkan prinsip-prinsip dalam ISO 26000 dalam hal tata kelola organisasi, hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan, lingkungan, prosedur operasi yang wajar dengan memiliki SOP yang etis bisnis dan pelibatan serta pengembangan masyarakat yang menyesuaikan konteks lokal, partisipasi aktif pemangku kepentingan, dan berkomitmen dengan isu pengembangan yang berkelanjutan.

 

“Dalam kita beroperasi, tidak mungkin fasilitas kita tidak bersinggungan dengan masyarakat. Untuk itu, kami ingin mengelola sustainable development program menjadi lebih baik, sehingga akhirnya masyarakat yang ada di sekitar operasi kita menjadi lebih berdaya,” ujar DIrektur PGN, Jobi Triananda Hasjim saat memberi sambutan One Day Seminar on ISO 26000 di Hotel Sultan, Jakarta (12/2/18).

Kepala Badan Standardisasi Nasional, Bambang Prasetya menilai, penerapan ISO 26000 oleh PGN SAKA merupakan langkah yang tepat untuk go international. “Penerapan ISO 26000 ini sangat penting, khususnya untuk Membawa value suatu perusahaan lebih hebat lagi,” ujar Bambang saat menjadi narasumber dalam diskusi panel One Day Seminar on ISO 26000.

 

ISO 26000 berbeda dengan ISO 9001. ISO 26000 lebih sebagai panduan persyaratan, jadi tidak dapat dijadikan sertifikasi. “Ini memang benchmarking, tapi tetap harus complied dengan regulasi juga,”jelas Bambang.

 

Dalam kesempatan ini, Bambang juga memberikan contoh sukses UKM yang telah menerapkan standar. “kebanyakan UKM yang menerapkan standar berkata bahwa unit cost-nya turun drastis,”ujar Bambang. Sebagai contoh, Bambang memaparkan ada UKM batik yang telah menerapkan SNI manajemen mutu. “sebelum menerapkan SNI, dari 10 produksi hanya menghasilkan 5 produk. Namun setelah menerapkan standar, dari 10 produksi dapat menghasilkan 9 produk,” papar Bambang.

 

Sementara itu, Wakil ketua Komisi VII DPR RI yang membawahi energi, riset dan teknologi serta lingkungan hidup, Satya Widya Yudha memaparkan, Indonesia sangat berkomitmen terhadap sustainable development goals (SDGs). Terdapat 17 sektor SDGs yang hendak dicapai pada tahun 2030, yang diperinci menjadi 169 target dan 241 indikator. “Paling tidak ada 2 sektor yang sangat terkait dengan ISO 26000, yaitu SDGs nomor 7 tentang energi bersih dan terjangkau, serta SDGs nomor 13 terkait penanganan perubahan iklim,” jelasnya.

DPR RI dan pemerintah, termasuk Bappenas sebagai national focal point untuk SDGs, berkomitmen untuk mengintegrasikan SDGs 7 ke dalam kebijakan nasional untuk pengembangan EBT. Hal ini juga selaras dengan SDGs 13 tentang perubahan iklim yang output-nya adalah komitmen nasional untuk aksi perubahan iklim yang bersifat lintas sektoral.

 

Satya mengapresiasi langkah PT. SAKA Energi Indonesia yang telah menerapkan ISO 26000 dalam mengelola organisasinya. Penerapan ISO 26000 merupakan komplemen terhadap niatan PGN sebagai perusahaan yang mempromosikan energi bersih, dan menunjukkan transparansi didalam corporate social responsibility. “Jadi apa yang dilakukan oleh perusahaan hari ini adalah salah satu cara / komponen yang memperkuat grand strategy Indonesia dalam percaturan dunia internasional,” ungkap Setya. (ald-Humas)

 




­