Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Partisipasi BSN dalam Rakernas Ristekdikti

  • Kamis, 18 Januari 2018
  • 3983 kali

SNI Biskuit ditampilkan dalam pameran

 


Perubahan dunia kini tengah memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited), karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi.


Tantangan revolusi industri 4.0 harus direspon secara cepat dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan di lingkungan Kementerian, Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) agar mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan global. Hal ini diungkapkan Menteri Nasir dalam pembukaan acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) 2018 yang digelar di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Medan(17/1).

 

 

Mengusung tema " Ristek Dikti di Era Revolusi Industri 4.0" hadir dalam acara Menteri Kabinet Kerja yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimujono. Selain Menteri Kabinet Kerja, acara juga diikuti 300 peserta yang terdiri dari pejabat Kemenristekdikti, Kepala LPNK termasuk Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya, Pimpinan Perguruan Tinggi Nasional, Koordinator Kopertis, Ketua Komisi VII, Ketua Komisi X, Ketua DPD RI, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian/ instansi terkait lainnya.


Dalam kesempatan tersebut, Bambang Prasetya menjadi moderator dalam sesi diskusi dengan tema "Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti".

 


Rakernas dimeriahkan dengan kegiatan pameran yang diikuti oleh LPNK Ristekdikti dan beberapa universitas negeri, seperti USU, Universitas Andalas, Universitas Riau dan sebagainya. Mereka menampilkan produk hasil inovasi penelitian para dosen dan mahasiswa.


BSN berpartisipasi dalam Pameran dengan menampilkan produk ber-SNI dengan harapan mempermudah pemahaman masyarakat tentang penerapan SNI. Produk kali ini yang ditampilkan adalah biskuit. Biskuit produksi PT. Asia Sakti Wahid (ASW) Foods atau biasa dikenal Biskuit Hatari ini sudah menerapkan SNI.

 


Sebagaimana untuk diketahui, Badan Standardisasi Nasional (BSN) menetapkan SNI 2973:2011 Biskuit. Standar ini dirumuskan dengan tujuan melindungi kesehatan konsumen, menjamin perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab, serta mendukung perkembangan dan diversifikasi produk industri biskuit. Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 67-04, Makanan dan Minuman, Kementerian Perindustrian yang telah dibahas melalui rapat teknis, dan disepakati dalam rapat konsensus yang merupakan wakil dari konsumen, produsen, lembaga pengujian, lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan instansi lainnya.


Standar menetapkan istilah dan definisi, syarat mutu , pengambilan contoh, dan cara uji biskuit. Standar ini berlaku juga untuk produk krekers, kukis, wafer, dan pai.


Biskuit menurut SNI adalah produk bakeri kering yang dibuat dengan cara memanggang adonan yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa substitusinya, minyak/lemak, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan.


Menurut catatan BSN, hingga saat ini, produsen biskuit di Indonesia yang menerapkan SNI 2 industri dengan 86 merek. Sementara itu, per September 2017 BSN telah menetapkan SNI 11.385 dan jumlah SNI yang telah diwajibkan oleh instansi terkait sejumlah 205 SNI.

 


Promosi BSN dan Role model industri penerap SNI mendapat respon yang baik dari pengunjung, yang kebanyakkan dari universitas. Pada umumnya, mereka mengharapkan adanya hubungan yang kuat antara inovasi/hasil penelitian, standardisasi, dan hilirisasi. Peran BSN dalam mendukung hasil inovasi, sangat diharapkan. Dan informasi tentang role model yang ditampilkan di pameran, menjadi inspirasi bagi para inovator untuk meng"hilirkan" hasil penelitian mereka. (dnw/nda)