Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Fifty First Meeting ISO Developing Countries (DEVCO) Plenary, 19 September 2017, Intercontinental Hotel, Berlin , Germany

  • Jumat, 22 September 2017
  • 4268 kali


Pada pelaksanaan ISO Week 2017 di Berlin Jerman juga dilaksanakan Sidang ISO/DEVCO ke  51 yang merupakan bagian dari rangkaian sidang ISO General Assembly. Plenary Meeting 51st ISO/DEVCO yang dilaksanakan pada tanggal 19 September 2017 merupakan forum pertemuan anggota ISO dari Negara berkembang.  Delegasi Indonesia pada Sidang DEVCO ke 51 ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya , M.Sc selaku Kepala BSN, didampingi oleh Dr. Ir. Puji Winarni M.A, Sekretaris Utama BSN, Ir. Erniningsih Haryadi, Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN, Bambang Eka Satria S.T., M.K.K.K, Kasie Penyiapan dan Penerapan Standardisasi Hilir Migas Kementerian ESDM dan Titis W. Riyanto S.T Analis Kerjasama Multilateral dan Internasional, BSN.

Hadir dalam Sidang ini sekitar 372 delegasi dari kurang lebih 111 Negara anggota DEVCO.  Sidang ISO DEVCO ke 51 ini dipimpin oleh  Léna Dargham, Direktur General Lebanese Standards Institution (LIBNOR) selaku chair ISO/DEVCO. Pada sidang ISO/DEVCO Ke 51 tahun ini ada dua item yang menjadi topik utama yaitu :

  1. Memperkuat peran ISO/DEVCO sebagai komite penyusun kebijakan di ISO.
  2. Memperkuat peran ISO/DEVCO sebagai promotor dan fasilitator dalam mendorong partisipasi  negara berkembang di ISO.

Gambaran  mengenai perkembangan terbaru di ISO terkait dengan Negara berkembang termasuk pada implementasi ISO Action Plan for developing countries 2016-2020 disampaikan oleh Direktur ISO Academy, Daniele Gerundino. Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk program tahun 2018 ada beberapa hal yang ditetapkan sebagi tujuan utama yaitu revisi dari DEVCO Term of Reference (ToR) dengan tujuan untuk memperkuat posisi DEVCO sebagai komite penyusun kebijakan di ISO dan rencana pembentukan Working Grup baru di Devco yaitu WG1, yang akan melakukan identifikasi perhatian  utama dari negara berkembang di bidang standardisasi dan WG 2 yang bertugas membahas isu sharing sumber daya untuk meningkatkan kapabilitas National Standard Body (NSB) anggota DEVCO dalam bidang standar setting dan standar implementation.

Secara keseluruhan ada sejumlah 17 agenda item dalam Sidang ISO DEVCO ke 51 ini, diantaranya  adalah sorotan mengenai topik krisis Pengungsi global dan kemanusiaan yang masing masing dibawakan oleh Alia Aoun, Legal Advisor, Ministry of Foreign Affairs and Emigrants of Lebanon sebagai keynote speaker yang menyampaikan masalah terkait standar dan krisis pengungsi global serta Prof. Dr. Jürg Kesselring, anggota dari International Committee of the Red Cross (ICRC) dan Profesor Neurologi Klinis dan Neurorehabilitasi, University of Bern and Center of Neuroscience, University and ETH Zürich sebagai pembicara tamu dengan pemaparan mengenai Standar dalam bidang kemanusiaan. Salah satu agenda penting ISO DEVCO adalah agenda item 13 yaitu Sesi diskusi Panel dengan tema Standar Internasional dalam merespon tantangan yang dihadapi oleh Negara berkembang, panel diskusi ini dibawakan oleh tiga panelis yaitu:  1.) Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., Rektor Universitas Gadjah Mada Indonesia periode 2014 -2017,sebagai Project Leader dalam penyusunan ISO Standar Land Slide Early Warning System (LEWS) di dalam ISO/TC 292 “Security and resilience”, 2.) Dr. Doulaye Koné, Chair of ISO/PC 305 on Sustainable non- sewered sanitation systems and Deputy Director, Bill & Melinda Gates Foundation, 3.) Dr. Dilip Kulkanri, President, Agri-Food Division, Jain Irrigation Systems Limited, India. Dari sesi ini juga disuarakan pentingnya berbagi pengalaman dalam menanggulangi bencana. Indonesia ke depan diharapkan dapat lebih aktif dalam pengembangan standar yang terkait dengan penanganan bencana. Indonesia punya peluang menjadi leading mengingat potensi ahli dan pengalaman dalam menangani bencana yang cukup spesifik di Indonesia dan dapat dimanfaatkan negara lain seperti pengalaman dalam pemantauan dini dan menangani bencana tanah longsor,  banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi dan tsunami. Peluang pengembangan di bidang ini dapat dijadikan wahana mem”branding” Indonesia sebagai “leader” dalam bidang tersebut. Sementara di bidang quality infrastructure yang bermuara pada ekonomi, posisi Indonesia sudah jauh lebih baik dari kebanyakan negara berkembang, Indonesia sudah naik kelas dan dapat disetarakan dengan dengan negara maju.

Dalam agenda Sidang Devco kali ini juga diselenggarakan breakout session. Dalam sesi ini peserta dibagi sesuai dengan pilihan mereka masing masing pada saat melakukan pendaftaran ke dalam tiga topik utama breakout session yaitu;

  1. Standards, regulations and public policy. Pembahasan dan diskusi sesi ini difokuskan pada poin – poin pembahasan antara lain: mendefinisikan tentang kebijakan publik,  standar dan peraturan teknis, praktik regulasi yang baik (GRP), standar dalam mendukung kebijakan public, kerjasama antara regulator dan NSBs serta diskusi untuk menghadapi tantangan dimasa mendatang. Pembahasan lebih spesifik diantaranya bagaimana mengurangi gap antara dengara maju dan Negara berkembang, dan di antara sesame Negara berkembang yang masih juga besar gapnya.
  2. The role of the NSB in building the national quality infrastructure (NQI)—focus on conformity assessment. Pembahasan dan diskusi sesi ini difokuskan pada poin – poin pembahasan antara lain: mengenai Infrastruktur yang berkualitas dan pentingnya infrastruktur yang berkualitas, peran NSB dalam mewujudkan hal ini serta hasil yang diharapkan
  3. ISO governance and policy issues of interest to developing countries. Pembahasan dan diskusi pada kelompok ini di fokuskan pada tigatopik diskusi utama yaitu mengenai cara meningkatkan partisipasi negara berkembang dalam keanggotaan di group governance dan advisory ISO, merumuskan definisi dari negara berkembang beserta eligibilitasnya untuk mendapatkan bantuan/ dukungan teknik dari ISO dan yang terakhir adalah cara untuk meningkatkan keterikatan negara berkembang di dalam proses teknik penyusunan standar.

Hasil dari diskusi dalam setiap sesi akan disampaikan oleh Pimpinan dari tiap sesi sebagai laporan kepada DEVCO CAG yang akan meninjau hasil diskusi tersebut dan memutuskan tindak lanjut yang diperlukan. (BP,PW,Ning).