Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Standardisasi kerajinan disiapkan, Produk tidak hanya bernilai seni, tetapi juga komersial

  • Jumat, 20 Maret 2009
  • 10059 kali
Pemerintah merancang sejumlah model standardisasi produk kerajinan sebagai acuan standar mutu dan jaminan kualitas, guna memperkuat daya saing di pasar.

Fauzi Azis, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Departemen Perindustrian, mengatakan produk-produk kerajinan akan didorong untuk standar, seperti menerapkan standar nasional Indonesia (SNI). "Paling tidak saat ini, khusus untuk produk makanan [khas hasil kerajinan masyarakat], didorong untuk menerapkan standar MD (tanda produk dalam negeri]," ujar Fauzi menjawab Bisnis, baru-baru ini.

Fauzi mengungkapkan model standar lain yang saat ini diterapkan sejumlah perajin yang bergabung dalam komunitas Jogjakarta Exotic (Jogjatic). Lebih dari sepuluh perajin dari Kota Budaya itu berhasil mendapatkan sertifikat Seal of Excellence untuk produk-produknya.
Seal of Excelence ini merupakan standar yang dikeluarkan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan the Asean Handicraft Promotion and Development Association (AHPADA). Standar ini pertama kali dirilis pada 2000/2001.

Label ini akan mendorong kepedulian internasional terhadap kerajinan dari Asean, sekaligus menjadi mekanisme jaminan kualitas serta promosi produk kriya tradisional atau produk handicraft inovatif yang menjadi standard yang ketat atas budaya, lingkungan, dan kesempurnaan produksi.
"Produsen individu, kelompok komunitas, koperasi,perusahaan swasta atau lembaga di 10 negara Asean yang memenuhi syarat bisa mengajukan untuk label ini," demikian publikasi Unesco - AHPADA, seperti dirilis melalui www.unescobkk.org.

Kualifikasi produk yang mendapatkan label ini adalah kerajinan tangan yang diproduksi dari satu jenis atau kombinasi beberapa material, mencakup serat alam, kayu, logam, batu, atau keramik. Semua bahan baku merupakan produk asli, diolah atau diproduksi di salah satu negara Asean.

Nilai komersial
Sementara itu, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) diminta mempunyai acuan standar mutu sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan standar. "Dekranas bisa meluncurkan produk yang memiliki standar mutu bersama Mendag sehingga ada acuan standar mutu," kata Wapres M. Jusuf Kalla saat membuka Gelar Produk Kerajinan Indonesia, Rabu.

Dengan acuan standar mutu, katanya, kerajinan Dekranas akan lebih baik, terutama yang akan diekspor. "Kerajinan ini hasil dari orang-orang yang rajin. Nilai seni yang tinggi itu akan menambah nilai jual yang tak ternilai harganya." Wapres mengingatkan selain bernilai seni, produk Dekranas juga harus sesuai dengan selera pasar, sehingga memiliki nilai komersial.

Menurut Fauzi, kerajinan tangan termasuk sektor yang paling berprospek di tengah tekanan dampak krisis finansial global. Ekspor kerajinan tangan pada tahun ini diprediksi mencapai lebih dari Rp25,6 triliun. Selain akan menyumbang devisa yang akan terus bertambah, sektor ini akan menjadi penolong bagi korban pemutusan hubungan kerja. "Indonesia itu punya banyak sumber daya, orang-orangnya trampil, punya talenta, dan kreatif," katanya. (fatkhul.maskur @bisnis.co.id)

Oleh Moh. Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia
Jumat, 20/03/2009