- Beranda
- Arsip
- Berita Kegiatan BSN
- A
- A
Pengusaha UMKM: Standardisasi Berikan Keunggulan Produk dalam Rantai Pasok
- Senin, 09 Desember 2024
- Humas BSN
- 1175 kali
Transformasi sektor usaha, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), perlu dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu caranya adalah dengan memiliki sistem produksi yang teratur, yang tidak hanya menciptakan efisiensi, tetapi juga meningkatkan efektivitas. “Menerapkan standar artinya memiliki sistem, karena proses produksi yang berjalan sesuai dengan prosedur atau persyaratan mutu sehingga memberikan efisiensi, salah satunya mengurangi produk gagal atau reject,” ungkap Direktur Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN), Nur Hidayati di dalam Talkshow SME Certification to Support Global Supply Chain – Jalin Lokal 2024 Kementerian UMKM Republik Indonesia, Jum’at (6/12/2024) di Jakarta.
Nur Hidayati menambahkan bahwa memiliki sertifikasi produk Standar Nasional Indonesia (SNI) tidak hanya memberikan perlindungan kepada masyarakat atau konsumen, tetapi juga membuka peluang peningkatan transaksi perdagangan di pasar yang lebih luas.
Founder PT Mazaraat Lokanatura Indonesia, Jamie Najmie, mengungkapkan pandangan serupa. “Kami bersama BSN ingin bersama-sama menciptakan keunggulan produk atau product advantage melalui standardisasi di dalam rantai pasok, termasuk untuk produk keju buatan Indonesia,” terangnya.
Jamie menjelaskan bahwa produk keju hasil produksinya saat ini telah menembus rantai pasok global, menjadi pemasok di banyak hotel bintang lima internasional. Hal ini dicapai melalui penerapan standar, termasuk Good Manufacturing Practice (GMP) di sektor makanan dan minuman.
“Untuk menguasai pasar global, sertifikasi standar termasuk untuk produk keju adalah worth it. Oleh karena itu, sertifikasi adalah bagian dari kualitas, segmen pasarnya juga akan memilih produk yang bersertifikasi,” terang Jamie.
Hal senada disampaikan Founder Tidiart, Wendi Setiawan. Ia menegaskan bahwa standardisasi sangat penting untuk bisa masuk ke rantai pasok global. “Jika produk bisa laku di pasar lokal maka berpeluang untuk masuk ke pasar global,” ungkap Wendi.
Wendi menjelaskan, kualitas dan daya saing produk tercipta dari efisiensi produksi, yang dapat dicapai melalui penerapan standar. Sebagai pengusaha suvenir, ia mengaku bahwa sebelum menerapkan standar, produksi di perusahaannya tidak teratur atau chaos. Namun, setelah menerapkan standar, efisiensi meningkat karena pemenuhan syarat mutu dalam standar.
“Setelah menerapkan standar, Tidiart mampu memproduksi 10.000 berbagai rupa suvenir per bulan, yang sebelumnya hanya 900 pieces. Pasar internasional yang dimiliki Tidiart saat ini terdiri dari Jepang, Qatar, Jerman, serta Ekuador. Untuk itu, sertifikasi membantu untuk menata ulang proses, guna membantu usaha untuk terus bertumbuh.” pesan Wendi.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Jalin Lokal 2024, BSN juga menyediakan booth khusus bagi publik untuk berkonsultasi lebih lanjut mengenai Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK).
Acara yang berlangsung interaktif ini dihadiri oleh berbagai kalangan dari pengusaha hingga mahasiswa. Melalui kegiatan ini, BSN berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya SNI. BSN berharap para pengusaha, termasuk UMKM, dapat menerapkan standar demi mewujudkan iklim kewirausahaan yang semakin berdaya saing di Indonesia. (PjA – Humas)
Galeri Foto: Pengusaha UMKM: Standardisasi Berikan Keunggulan Produk dalam Rantai Pasok
Pertanyaan Umum
-
1 -
2 -
3 Sen, 23 Des 2024 Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) Tahun 2025
-
4