Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Adopsi SNI Dukung Manufaktur Indonesia ke Persaingan Global

  • Kamis, 26 Januari 2023
  • 1137 kali

Jakarta, Petrominer – Industri manufaktur Indonesia menjadi lebih kompetitif secara global setelah perusahaan-perusahaan mulai merangkul Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk meningkatkan kualitas produk mereka. SNI merupakan serangkaian standar dan penilaian, yang dibangun untuk memungkinkan produk Indonesia lebih dapat diterima di pasar internasional dan membantu memposisikan Indonesia dalam industri manufaktur global.

Jumlah perusahaan yang menerapkan SNI pada tahun 2021 meningkat 19 persen dibandingkan tahun 2020. Sedangkan pada tahun 2020 meningkat 68 persen dari tahun sebelumnya. Hingga tahun 2022, SNI yang selaras dengan standar internasional meningkat sebesar 3.180 atau 26 persen dari total 12.006 SNI yang berlaku.

Menurut Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad, persyaratan SNI didasarkan pada kesepakatan antara pemerintah dan keputusan internasional dengan mempertimbangkan keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“SNI dirumuskan berdasarkan standar internasional untuk meningkatkan akseptabilitas produk Indonesia, baik barang maupun jasa di pasar global,” kata Kukuh dalam wawancara dengan Asian Business Review.

Proses tersebut dilakukan berdasarkan standar internasional sehingga dapat menjamin suatu produk, baik barang, jasa, sistem, maupun proses memenuhi persyaratan standar secara konsisten. Tentunya, hal ini dapat meningkatkan kinerja dan efektifitas perusahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing.

Perumusan SNI

SNI disusun oleh panitia teknis yang anggotanya terdiri dari perwakilan pemerintah, pengusaha, konsumen, dan akademisi yang akan memastikan bahwa kepentingan pemangku kepentingan dapat diakomodasi. Penyusunan SNI dilakukan berdasarkan perjanjian internasional Technical Barriers to Trade (TBT WTO) Annex 3 of the Code of Good Practice for the Preparation, Adoption and Application of Standards yang menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi, konsensus, efektivitas, relevansi, dan koherensi.

Perumusan SNI ditetapkan sebagai PNPS (program nasional perumusan SNI) untuk selanjutnya dikembangkan dan dibahas oleh Panitia Teknis sampai tercapai kesepakatan. Untuk menjaring aspirasi yang luas, masyarakat dapat ikut memberikan masukan terhadap rancangan SNI melalui jajak pendapat.

“Melalui proses perumusan, BSN ingin memastikan bahwa SNI dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang menerapkannya. Perusahaan dapat memenuhi persyaratan regulasi pemerintah, harapan konsumen serta dukungan justifikasi ilmiah dari pakar terkait yang terlibat dalam perumusan SNI,” jelas Kukuh.

BSN terus berupaya meningkatkan pangsa pasar produk-produk yang menerapkan SNI berstandar internasional. Salah satunya dengan meningkatkan penerimaan melalui mekanisme pengakuan penilaian kesesuaian di tingkat regional Asia (APAC/Asia Pacific Accreditation Cooperation) dan internasional (IAF/International Accreditation Forum and ILAC/International Laboratory Accreditation Cooperation), kerjasama bilateral, regional, dan internasional.

BSN mendorong perusahaan yang menerapkan SNI untuk memperluas pangsa pasarnya. Tidak hanya di dalam negeri tetapi juga internasional, termasuk Asia. Kerjasama FTA (Free Trade Agreement) antara Indonesia dengan negara mitra dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melakukan penetrasi ekspor ke pasar internasional termasuk Asia. Kerjasama FTA Indonesia dilakukan melalui South Korea FTA, KDEI TETO (Taipei Economic and Trade Office), ASEAN China FTA, ASEAN Korea FTA, ASEAN India FTA, ASEAN Japan FTA, dan ASEAN Hong Kong FTA. Selain itu, BSN juga menjalin kerjasama dengan Badan Standardisasi negara-negara di kawasan Asia seperti BIS (India), KATS (Korea), dan JISC (Jepang).

Manfaat SNI

Salah satu perusahaan yang mendapat manfaat dari penerapan SNI adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., pemimpin pasar industri petrokimia di Indonesia dengan pendapatan bersih sebesar US$ 1,94 miliar per kuartal ketiga tahun 2022. Pada tahun 2022, Chandra Asri diakui oleh BSN sebagai perusahaan terbaik yang konsisten menerapkan SNI.

Chandra Asri dinilai telah menerapkan berbagai standar, memiliki komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan dan mengirimkan perwakilannya untuk menjadi anggota panitia teknis di industri kimia organik.

Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri, Edi Riva’i, mengatakan pihaknya selalu memastikan kualitas produk sesuai SNI untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan produk-produk terbaik.

“SNI dapat memperbaiki sistem dan proses, sehingga salah satunya dapat menghindari pemborosan yang disebabkan oleh produk off-grade atau produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang disebabkan bahan baku berkualitas rendah,” ujar Riva’i kepada Asian Business Review.

Selain itu, dengan penerapan SNI, Chandra Asri memiliki acuan standar produk yang akan dihasilkan, serta pedoman untuk melakukan perbaikan terus menerus terhadap sistem, proses, produk, layanan, dan bisnis. Penerapan SNI juga membedakan produk Chandra Asri dengan produk sejenis yang memiliki kualitas di bawah standar dan berpotensi menimbulkan persaingan tidak sehat.

Penerapan SNI merupakan salah satu strategi Chandra Asri untuk unggul terutama di pasar domestik. Melalui penerapan SNI, kepercayaan pembeli terhadap kualitas produk Chandra Asri akan terus dikembangkan dan terus ditingkatkan, yang secara paralel akan meningkatkan reputasi positif perusahaan.

“Produk kami juga akan semakin berdaya saing sehingga berkontribusi dalam peningkatan daya saing industri dan perekonomian nasional, serta dapat bertahan di tengah gempuran produk impor dari perusahaan sejenis yang ingin menembus pasar Indonesia,” ujar Riva’i.

Saat ini, Chandra Asri fokus membantu pemerintah Indonesia dalam memenuhi kebutuhan bahan baku plastik berkualitas untuk industri hilir nasional, karena hingga saat ini pasokan dalam negeri masih kurang dari permintaan. Dalam 5-10 tahun ke depan, kapasitas terpasang industri petrokimia nasional akan terus meningkat didukung dengan beroperasinya kompleks petrokimia kedua Chandra Asri, dan pada saat itu Indonesia diharapkan sudah mampu mandiri memenuhi kebutuhan bahan baku plastik nasional.

“Saat itu, industri petrokimia nasional akan lebih serius menggarap pasar regional dan global, terutama Chandra Asri yang telah berpengalaman mengekspor produknya ke beberapa negara, seperti Thailand, Filipina, China, dan India,” ujar Riva’i.

 

Tautan berita: Adopsi SNI Dukung Manufaktur Indonesia ke Persaingan Global • Petrominer