Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Diikuti 18 Negara, Indonesia Tuan Rumah Pembahasan Standarisasi Keramik Internasional

  • Sabtu, 10 Desember 2022
  • 336 kali

BADUNG, investor.id - Indonesia melalui Badan Standardisasi Nasional dan Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan Plenary Meeting and Working Group Meetings of ISO/TC 189 - Ceramic Tile ke-30. Kegiatan ini berlangsung pada, 8-10 Desember di Nusa Dua Bali.

Penyelenggaraan sidang tersebut sedianya dilaksanakan pada 2020 lalu, namun batal dilakukan akibat pandemi Covid-19. Rangkaian sidang ini dilanjutkan dengan Ceramics Industry Club of ASEAN (CICA) yang dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2022, dan World Ceramic Tile Forum yang dilaksanakan pada tanggal 11 – 13 Desember 2022.

Sidang ISO/TC 189 ini dihadiri oleh 67 delegasi dari 18 negara yaitu: Australia, Amerika Serikat, Brazil, Filipina, India, Indonesia, Inggris, Israel, Italia, Jepang, Kenya, Malaysia, Mexico, Maroko, Perancis, Portugal, Spanyol, dan Sri Lanka.

Pertemuan di Bali ini, dipimpin oleh Chairman ISO/TC 189, Mr. Noah Chitty dari Amerika Serikat.

Adapun beberapa draft standar internasional yang dibahas dalam sidang ke-30 yang berlangung di Nusa Dua Bali antara lain:

  1. Penentuan kuantitatif aktivitas antibakteri permukaan ubin keramik — Metode pengujian — Bagian 1: Permukaan ubin keramik dengan bahan antibakteri yang tergabung.
  2. Penentuan kuantitatif aktivitas antibakteri permukaan ubin keramik — Metode pengujian — Bagian 2: Permukaan ubin keramik dengan agen antibakteri fotokatalitik yang dimasukkan.
  3. Sistem ubin keramik — Keberlanjutan untuk ubin keramik dan bahan pemasangan — Bagian 1: Spesifikasi ubin keramik.
  4. Sistem ubin keramik — Keberlanjutan untuk ubin keramik dan bahan pemasangan — Bagian 2: Spesifikasi bahan pemasangan ubin Penentuan ketahanan slip permukaan pejalan kaki - Metode evaluasi.
  5. Penentuan ketahanan slip permukaan pejalan kaki - Metode evaluasi.
  6. Membran uncoupling untuk pemasangan ubin keramik.

Direktur Industri Semen Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam, Kementerian Perindustrian, Wiwik Pudjiastuti, mengatakan, pertemuan ini sangat penting dalam memajukan pengembangan standar yang mencakup berbagai teknologi ubin keramik.

"Industri ubin keramik telah menjadi salah satu bisnis penting di dunia, termasuk di Indonesia," paparnya di sela pertemuan ISO keramik di Nusa Dua Bali, pada Sabtu, (9/12/2022).

Dengan perkembangan teknologi termasuk di bidang ubin keramik, memberikan peluang baru bagi industri dan pemangku kepentingannya untuk mengembangkan standar guna meningkatkan kemampuan industri ubin keramik.

"Secara substansi yang dibahas dalam sidang ISO adalah standar untuk komoditi keramik di Indonesia  yang berada di 6 besar dunia. Keuntungan Indonesia menjadi tuan rumah ISO keramik, dapat mengikuti lebih banyak peserta dalam penyusunan standar internasional, sehingga kita bisa memberikan masukan dalam perkembangan dan standar keramik di dunia," katanya.

Wiwik Pudjiastuti menegaskan, dalam sidang ISO ini tidak membahas persaingan bisnis keramik tetapi lebih pada persoalan teknis, karena teknikal komite lebih kearah diskusi, metode uji yang akan dikembangkan spesifikasi keramik yang akan dikembangkan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.

“Secara teknis kita tidak banyak kendala karena sumber daya manusia  di Indonesia sekarang dominan adalah generasi yang produktif usia dari 18 sampai 45 tahun. Kemudian di Indonesia semakin banyak perguruan tinggi yang melakukan penelitian tentang keramik,” paparnya.

Direktur Pengembangan Standar Infrastruktur Penilaian Kesesuaian Personal dan Ekonomi Kreatif, Badan Standarisasi Nasional, Iryana Margahayu, mengatakan teknis perumusan Standar Nasional Indonesia yang terdiri dari beberapa instansi antara lain pelaku usaha, perusahaan yang bergerak di bidang industri keramik, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI).

Terdapat 4 unsur untuk perumusan  standar internasional  yakni pemerintah, pelaku usaha perwakilan konsumen dan juga akademisi  di bidang keramik dimana Indonesia harus aktif dalam perumusan standar internasional tersebut. "Untuk ruang lingkup industri keramik Indonesia adalah 4 sub titel yang mempunyai kewajiban untuk menanggapi standar internasional dan juga terlibat aktif dalam perumuaanya, ISO 189. Sidang ini menjadi momentum yang baik karena bisa mendaftarkan standar keramik ke internasional agar bisa mengikuti perkembangannya, dan bisa berkontribusi di taraf internasional menyesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia,” cetusnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Pengembangan Industri ASAKI, Suhartono menilai kualitas keramik Indonesia sudah bisa bersaing di kancah internasional. Hal tersebut dibuktikan bahwa Indonesia telah mengekpor keramik ke berbagai negara di seluruh Dunia. Untuk bisa menyesuaikan dengan iklim di negara tujuan ekspor keramik, industrik keramik akan memproduksi keramik menyesuaikan dengan iklim di negara tujuan ekspor.

“Kita akan mengikuti semua keinginan pasar, dengan harapan semua produk keramik Indonesia layak dipakai di dalam negeri maupun luar negeri seperti yang dilakukan selama ini. Perkembangan industri keramik terus dilakukan agar industri keramik Indonesia tetap bersaing di kancah dunia, namun apabila tidak mengikuti standar internasional  industri  keramik tidak bisa eksport karena tidak memenuhi standart internasional," ujarnya.

Suhartono menegaskan sumber daya manusia dan teknologi dalam pengolahan keramik sudah bisa bersaing dengan berbagai negara di dunia. Untuk industri keramik di Indonesia, pemerintah telah menetapkan total komponen dalam negeri mencapai 40 persen, namun dalam pelaksanaannya industri keramik di Indonesia telah menggunaan 60-80 persen bahan baku keramik dalam negeri, sedangkan sisanya masi impor bahan baku berasal dari India, Thailand dan Malaysia.

"Kita akan bekerjasama dengan pemerintah untuk mengeksplor bahan baku keramik  Sepertindi medan dan lampung untuk memenuhi kebutuhan 50 negara tujuan ekspor keramik asal Indonesia, " tutup Suhartono.

 

Tautan berita: Diikuti 18 Negara, Indonesia Tuan Rumah Pembahasan Standarisasi Keramik Internasional (investor.id)