Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pertanian Organik Kian Diminati

  • Selasa, 03 November 2009
  • 3274 kali
Kliping berita :

SURABAYA – Bisnis pertanian organik kian diminati petani maupun pengusaha.

Hal itu disampaikan Wiranti, manajer Manajemen Usah Tani Organik Seloliman (MUTOS), yang berlokasi di Kabupaten Mojokerto (Jawa Timur). MUTOS menangani pengolahan hingga pemasaran produk pertanian organik, terutama beras MUTOS yang baru saja mendapat sertifikasi organik dari PT Lesos. ”Dalam dua tahun ini, kami memasarkan beras organik ke beberapa tempat. Setelah mendapat sertifikat organik, kami akan terus memperluas pasar di dalam dan luar negeri,” jelas Wiranti di Surabaya, Senin (2/11).

Wiranti mengatakan, MUTOS menargetkan mulai ekspor beras tiga tahun mendatang. Untuk itu, pihaknya harus meningkatkan kapasitas produksi dan memiliki sertifikat berstandar internasional.

Ia menuturkan, produk yang dipasarkan antara lain beras pecah kulit, beras merah, IR 64, dan pandan wangi. Beras itu diproduksi para petani mitra.

”MUTOS menjadi mitra petani untuk membantu memasarkan produk pertanian organik. Kami juga menjual pupuk cair organik, dengan mutu Standar Nasional Indonesia (SNI),” paparnya.

Ia menjelaskan, saat ini, pihaknya bermitra dengan 17 petani di tiga kecamatan di Mojokerto. Sedangkan luas lahannya berkisar 10 hektare (ha) dan ke depan diperluas menjadi 30 ha.

”Dalam setahun, para mitra itu bisa panen padi tiga kali, dengan produksi sekitar 22 ton per panen. MUTOS juga membina petani dalam pemilihan benih unggul, pemupukan, pengendalian hama, serta pengelolaan lahan dan pascapanen,” imbuhnya.

Manajer perdagangan MUTOS Karnoto menuturkan, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan beberapa pengusaha untuk memasarkan produk. Ia mengaku telah memiliki pelanggan tetap di Pasuruan dan Mojokerto.

”Kami juga melayani eceran dari rumah ke rumah. Tiap bulan, jumlah konsumen bertambah,” ungkapnya.

Ia menambahkan, perusahaan tengah menjajaki kerja sama dengan PT Herbal Estate di Kota Batu, yang biasa memasarkan produk pertanian ke Jakarta.

Sementara itu, beberapa petani mengaku lebih untung menggunakan pola pertanian organik. Menurut petani bernama Misdi, pola ini menghemat pemakaian bahan kimia sekitar 20%. (zal)


Sumber :
Investor Daily
Selasa, 3 November 2009, hal. 21