Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kerja sama BSN – PTB Jerman Berfokus pada Penguatan Layanan Infrastruktur Mutu di Bidang monitoring Iklim dan Lingkungan

  • Kamis, 19 Mei 2022
  • 1276 kali

Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan yang cukup besar di bidang lingkungan. Seiring dengan perkembangan ekonomi dan pembangunan yang cukup cepat dan dinamis, Indonesia menghadapi risiko bahwa pembangunan yang berkembang cukup pesat tersebut mengakibatkan dampak yang cukup besar pula. Banyaknya penggunaan sumber daya yang terpakai cukup besar, berdampak pada konsekuensi yang serius bagi lingkungan. Apalagi, Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak perubahan iklim yang cukup ekstrem.

Untuk mengatasinya, Indonesia telah berkomitmen pada target lingkungan dan iklim (seperti dalam Rencana Pembangunan Hijau Indonesia 2020 – 2024) dan inisiatif mitigasi risiko (pembangunan Sistem Peringatan Dini Kualitas Lingkungan). Sementara itu, guna mendukung hal tersebut, tentu akan membutuhkan layanan penilaian kesesuaian yang disesuaikan dengan kebutuhan pemangku kepentingan baik sektor publik maupun swasta.

Terkait hal tersebut, BSN yang sebelumnya telah menjalin Kerjasama dengan Physikalisch-Technische Bundesanstalt (PTB) dalam kerangka project Quality Assurance in Environmental and Food Analysis in Indonesia II, kini kembali menjalin kerjasama dengan PTB. Kegiatan kerjasama ini didanai oleh The Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ), untuk periode 03/2022 – 02/2025 dan mencakup semua aspek infrastruktur mutu yaitu Metrologi, Standardisasi, Penilaian Kesesuaian dan Akreditasi.

Direktur Akreditasi Laboratorium Badan Standardisasi Nasional (BSN), Agustinus Praba Drijarkara dalam acara Kick-off/Operational Planning Workshop untuk Proyek Kerjasama: Strengthening Quality Infrastructure Services for Climate and Environment Monitoring in Indonesia antara BSN dengan PTB di Jakarta pada Selasa (17/5/2022) mengatakan isu perubahan iklim dan lingkungan menjadi topik yang penting dan sedang banyak dibicarakan saat ini terutama guna memelihara kualitas hidup. Atas kerja sama ini, Praba menyampaikan apresiasinya kepada PTB. “Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada PTB atas kerjasamanya dengan BSN yang sudah terjalin cukup lama. Berawal kerja sama dengan metrologi. Namun, kali ini tidak terbatas hanya metrologi saja, tetapi kerja sama ini dilakukan secara keseluruhan, insfrastruktur mutu,” ujar Praba.

Koordinator Project PTB, Jana Koerner, dalam workshop tersebut menyampaikan tujuan dan hasil kerja sama projek kali ini adalah untuk meningkatkan aksesibilitas layanan infrastruktur mutu di bidang analisa air dan udara serta memantau/ memonitor dampak lingkungan dan iklim yang terus meningkat akibat peningkatan penggunaan sumber daya. Beberapa indikator output juga telah ditetapkan yaitu meningkatnya kapasitas lembaga metrologi nasional (SNSU-BSN) untuk memastikan ketertelusuran pengukuran dan diseminasinya; meningkatnya kapasitas laboratorium pengujian dan kalibrasi untuk menyediakan layanan pemantauan lingkungan dan iklim; meningkatnya kapasitas industri terpilih untuk memenuhi persyaratan lingkungan dan iklim; serta kesadaran industri dan pembuat kebijakan tentang relevansi layanan infrastruktur mutu untuk pemantauan lingkungan dan iklim.

Selain menghadirkan Praba dan Jana, workshop menghadirkan narasumber Konsultan PTB, Clemens Sanetra. Clemens Sanetra tidak hanya memberikan penjelasan terkait pilar-pilar infrastruktur mutu tetapi juga workshop dibawakan secara menarik dengan melibatkan peran aktif dari peserta untuk menyampaikan pikiran dari berbagai sudut pandang kepentingan. Pada workshop tersebut, peserta dibagi ke dalam tiga kelompok untuk membahas serta menyamakan persepsi mengenai metrologi dan layanan pengujian/ akreditasi (penilaian kesesuaian); standardisasi, regulasi teknis, penerapan standar, dan kebijakan; serta kerja sama dengan industri dan pembuat kebijakan (pemerintah). Peserta yang berjumlah kurang lebih 20 orang ini merupakan perwakilan dari BSN; Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) khususnya dari Direktorat Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Direktorat Lingkungan Hidup; Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup (PSIKLH)-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; serta Pusat Industri Hijau - Kementerian Perindustrian.

Dengan adanya Kick-off/Operational Planning Workshop, diharapkan diantaranya dapat mengidentifikasi dan menyepakati pemahaman bersama tentang tujuan, area, dan cakupan dampak potensial proyek; pemahaman bersama tentang pendekatan sistemik dan berbagai elemen/pelaku sistem infrastruktur mutu; menetapkan roadmap dengan aktivitas dan tanggung jawab utama; serta aktivitas/ langkah selanjutnya. (nda-humas/Red: Arf)