Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Metrologi di Era Digital

  • Kamis, 19 Mei 2022
  • 1497 kali

Teknologi digital telah merevolusi hampir seluruh elemen kehidupan secara umum termasuk aktifitas di bidang pengukuran di komunitas metrologi. Apalagi saat ini tidak ada aktivitas dalam kehidupan tanpa berkaitan dengan metrologi/pengukuran. Oleh karenanya, perlu menciptakan kesadaran akan pentingnya peran teknologi digital di bidang metrologi di komunitas metrologi nasional, perkembangannya, beserta bagaimana menghadapi tantangan metrologi di era digital. Sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.

Sejalan dengan tema World Metrologi Day tahun 2022 yang mengangkat tema “Metrology in Digital Era” atau “Metrologi di Era Digital”, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad dalam Talkshow peringatan Hari Metrologi Dunia 2022 di Serpong, pada Kamis (19/5/2022) mengatakan bahwa BSN telah menerapkan teknologi digital dalam pengelolaan layanan.

Pertama, berkaitan dengan digitalisasi sistem layanan, BSN telah meluncurkan layanan berbasis digital (paperless) SPARTA pada layanan kalibrasi standar ukur di kedeputian SNSU, layanan digital PESTA untuk pemesanan dokumen standar, dan DIKLAT untuk layanan pelatihan standardisasi dan metrologi.

Kedua, mulai tahun 2021 Kedeputian Bidang Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) telah menerbitkan sertifikat kalibrasi berbasis digital dengan dibubuhkan Tanda Tangan Elektronik Tersertifikasi untuk menjaga keaslian dokumennya. “Ke depan, sertifikat kalibrasi yang diterbitkan tidak hanya paperless dan bertanda tangan elektronik tersertifikasi, tetapi juga merupakan sertifikat digital dimana data dan informasi yang tercantum di dalamnya dapat dibaca secara langsung oleh mesin atau perangkat lunak,” ungkap Kukuh.

Ketiga, di era pandemi yang masih berlangsung sampai saat ini, Komite Akreditasi Nasional (KAN) mengoptimalkan kemajuan era digital dengan melangsungkan kegiatan akreditasi lembaga Penilaian Kesesuaian secara Remote Asesmen. Hal ini turut membantu agar proses akreditasi dapat terus berlangsung terhadap Lembaga Penialian Kesesuaian (LPK).

Selain itu, penggunaan teknologi digital dalam kegiatan kemetrologian juga diharapkan mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengukuran dan kalibrasi yang dilakukan, serta meningkatkan jaminan mutu ketertelusuran pengukuran. Kebutuhan akan hasil pengukuran yang semakin akurat mendorong Lembaga metrologi di seluruh dunia untuk mengembangkan dan menyediakan standar pengukuran yang juga semakin akurat. Dalam hal ini, keberadaan teknologi digital memungkinkan untuk merealisasikan hal tersebut.

Hal ini menurut Kukuh, menjadi tantangan bagi SNSU-BSN untuk terus meningkatkan kompetensinya agar mampu menghadapi tantangan di era digital. “Pengembangan metrologi tidak akan terlepas dari perkembangan teknologi yang terjadi di jamannya,” pungkas Kukuh.

Terkait Hari Metrologi Dunia, yang jatuh setiap tanggal 20 Mei, Kukuh menjelaskan kegiatan ini didedikasikan untuk memperingati penandatanganan Konvensi Meter pada tanggal 20 Mei 1875 oleh perwakilan dari tujuh belas negara. Tujuan dari Konvensi Meter adalah untuk menciptakan keseragaman pengukuran di seluruh dunia sehingga tercipta saling keberterimaan hasil ukur.

Pengelolaan Metrologi di Indonesia sendiri, dikelola oleh 2 instansi teknis yaitu Kementerian Perdagangan dan juga Badan Standardisasi Nasional, yang memiliki lingkup dan kewenangan yang berbeda. Namun, memiliki tujuan yang sama, yaitu menjamin seluruh kegiatan pengukuran di Indonesia tertelusur ke standar internasional (SI).

Selain Kukuh, acara yang merupakan kolaborasi antara BSN dan Kementerian Perdagangan juga diisi sambutan oleh Wakil Menteri Perdagangan RI, Jerry Sambuaga dan Dirjen PKTN Kementerian Perdagangan RI, Veri Anggrijono serta menghadirkan para narasumber yang kompeten di bidangnya untuk lebih mengenalkan keberadaan metrologi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam menghadapi era digital.

Di sesi pertama, talkshow diisi oleh narasumber Rektor Universitas Trisakti yang juga Guru Besar Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB), Kadarsah Suryadi yang mempresentasikan “Peran Data Mining dalam Kebijakan Publik”; Direktur Akreditasi Laboratorium BSN, Agustinus Praba Drijarkara mempresentasikan "Perkembangan Teknologi Digital dalam Pengujian Kuantitas dan Kualitas”; serta Direktur Metrologi Kementerian Perdagangan RI, Matheus Hendro Purnomo menjelaskan mengenai "Tantangan Tertib Ukur di era digitalisasi”.

Di sesi kedua, talkshow dilanjutkan dengan menghadirkan narasumber Director of the Verification Authority of Lower Saxony, Hanover, Germany, Peter Ulbig yang menjelaskan mengenai “Role of (legal) metrology in e-commerce”; Head of Working Group Embedded Metrological Systems, Daniel Peters yang mempresentasikan mengenai "Big data in legal metrology”; serta APLMF President, Osman Zakaria dengan topik “Digital Transforming in Asia Pacific Legal Metrology Forum (APLMF)”. (nda-humas/Red: Arf)