Tahun 2022, BSN Siap Berkontribusi Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad mendorong seluruh keluarga besar BSN untuk bekerja sesua arahan rencana kerja pemerintah tahun 2022. Hal tersebut Ia sampaikan dalam apel pagi BSN yang dilaksanakan secara virtual pada hari pertama bekerja tahun 2022, Senin (3/1/2022).

Kukuh menyampaikan bahwa di tahun 2022, pemerintah memiliki 8 target pencapaian. Dari 8 target tersebut, ada 1 yang spesifik, yaitu terkait dengan pencapaian penurunan emisi gas rumah kaca sebesar kurang lebih 26%. Kukuh pun menegaskan agar BSN dapat berkontribusi untuk mendukung target pemerintah terkait penuruanan emisi gas rumah kaca.

“Kita sudah punya modal menyusun cukup banyak Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait gas rumah kaca, kemudian kita juga mendorong penerapannya. Tidak hanya itu, dari sisi pengakuan, skema untuk validasi dan verifikasi gas rumah kaca, sudah diakui di dunia internasional,” tutur Kukuh.

Selain itu, Kukuh memaparkan bahwa di tahun 2022, BSN juga harus tetap fokus untuk melanjutkan apa yang telah dirintis tahun 2021, terkait dengan amanah Undang-Undang Cipta Kerja. “Kita punya tugas menaikkan kelas para pelaku usaha mikro kecil kita, melalui penerapan SNI,” ujar Kukuh.

Undang- Undang Cipta Kerja memberikan kemudahan kepada pelaku usaha, terutama usaha mikro dan kecil, untuk mendapatkan akses terhadap SNI. Untuk itu, BSN telah membuat skema SNI Bina UMK untuk memberikan kemudahan kepada pelaku usaha mikro kecil berisiko rendah dalam menerapkan SNI, yang pada akhirnya dapat meraih sertifikasi SNI. “Tidak hanya SNI-nya terpenuhi, mereka juga harus mendapatkan benefit dari hasil penerapan SNI melalui skema SNI Bina UMK,” tegas Kukuh.

Dalam kesempatan ini, Kukuh juga menyampaikan bahwa secara angka, capaian BSN Tahun 2021 sudah memenuhi target. Kendati demikian, ia mengingatkan agar BSN tidak boleh puas dengan capaian di tahun 2021. Ia pun berharap, di tahun 2022 ini, BSN dapat memberikan sumbangsih yang optimal pada bangsa dan negara melalui standardisasi dan penilaian kesesuaian. “Yang paling penting adalah apa-apa kita persembahkan untuk masyarakat, benar-benar dirasakan manfaatnya oleh mereka,” pungkas Kukuh. (ald-Humas/Red:Arf-Humas)