Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Usung Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Lingkup SPK Kepada Perguruan Tinggi

  • Senin, 20 Desember 2021
  • 2759 kali

 

Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menjalin sinergi dengan perguruan tinggi melalui berbagai kegiatan salah satunya pengembangan SDM baik mahasiswa maupun tenaga pendidik di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian (SPK). Kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), memberi kesempatan mahasiswa menguasai berbagai bidang keilmuan yang berguna dalam mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja, Salah satu program MBKM adalah Magang/Praktek Kerja di organisasi/industri.

Untuk mengenalkan standardisasi langsung praktek di lapangan, BSN memandang perlu untuk mengambil bagian dalam program MBKM khususnya terkait standardisasi dan penilaian kesesuaian.  BSN melalui Kantor Layanan Teknis Wilayah Sumatera Selatan menginisiasi program MBKM dengan memberikan pengenalan program MBKM BSN dalam Focus Group Discussion (FGD), melalui daring dengan dihadiri perwakilan perguruan tinggi, khususnya di wilayah KLT BSN dan Jabodetabek pada Sabtu (18/12/2021). Kegiatan ini dihadiri oleh 91 peserta.

FGD dibuka oleh Direktur Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Heru Suseno. Heru menyampaikan, tujuan FGD ini adalah agar bisa disinergikannya SPK dalam konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka, sehingga mahasiswa bisa mengetahui lebih awal mengenai SPK, yang nantinya akan berguna di dunia kerja. FGD ini juga diselenggarakan untuk mengumpulkan catatan-catatan penting, yang tindak lanjutnya bisa dikembangkan menjadi kurikulum ataupun silabus. Selanjutnya acara dipimpin dan dimoderatori oleh Nur Hidayati selaku Koodinator Fasilitasi Pelaku Usaha yang juga merupakan koordinator program untuk kegiatan Kantor Layanan Teknis di 5 wilayah. Sebelum membuka diskusi, Nur Hidayati yang biasa dipanggil Inung ini memaparkan usulan program magang sebagai ide awal yang memungkinkan untuk bisa dikerjasamakan dalam program MBKM ini. Inung menekankan bahwa kegiatan magang BSN ini tidak bersifat administratif namun lebih praktik di pelaku industri binaan BSN baik itu industri mikro, kecil dan menengah atau di organisasi. Melalui praktik ke dunia organisasi/industri penerap Standar Nasional Indonesia (SNI) binaan BSN, diharapkan mahasiswa akan paham mengenai penerapan standar di proses produksi maupun penerapan standar sistem manajemen di industri/organisasi. Usulan program magang lainnya juga bisa dengan mengembangkan digital marketing untuk pelaku UMKM penerap SNI, sehingga dapat membantu akses pasar UMKM dan program magang lainnya yang bisa dikembangkan disesuaikan dengan prodinya.

Dalam diskusi juga menghadirkan Muhammad Rosiawan dari Universitas Ubaya, yang selama ini di kampusnya juga sudah melakukan program MBKM. Program Magang MBKM ini penilaiannya ada dua sumber yaitu dosen selaku pembimbingnya dan dari BSN. Disamping itu, mahasiswa akan secara periodik membuat laporan dalam bentuk logbook. Mengingat BSN sebagai penilai dan sekaligus sebagai supervisi, untuk itu diperlukan kesiapan dari SDM BSN agar kegiatan magang MBKM ini sesuai harapannya.

Di dalam kegiatan FGD ini didapatkan beberapa masukan dan tanggapan positif dari berbagai Perguruan Tinggi diantaranya Universitas Sriwijaya, UIN Raden Fatah, Universitas Widyatama, Universitas Riau, Universitas Negeri Padang, IPB, Poltek ATI Padang, ITB, Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Buton, Politani Pangkep, dan UNUD Bali. Kegiatan ini mendapat respon yang sangat baik dari perguruan tinggi yang biasa bekerjasama dengan BSN karena dinilai kegiatan pengenalan dan implementasi SPK ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa nantinya yang akan terjun dalam dunia kerja maupun dunia usaha. Beberapa masukan yang akan ditindaklanjuti oleh BSN adalah perlu dibuat segera panduan program MBKM tentang SPK ini yang secara detil menjelaskan tahapan yang harus dilakukan mahasiswa (job description) sebagai konversi 20 SKS pengganti mata kuliah. Paling lambat minggu kedua Januari 2022 program magang ini sudah harus disampaikan kepada para mahasiswa apabila mereka ingin mengambil program Magang MBKM ini.

Selain itu, beberapa dosen juga mengharapkan BSN memberikan capacity building kepada tenaga pendidik/dosen mengenai SPK ini baik terkait substansi dalam program magang dan juga peningkatan kompetensi tendik dalam pengajaran standardisasi dan juga kompetensi SDM laboratorium di PT. UNP dan ATI Padang bahkan mengundang BSN untuk bisa hadir dalam pembahasan program kerja TA 2022 sehingga program peningkatan SDM di PT dapat direncanakan dengan baik. Inung menyambut baik sinergi tersebut. Menurutnya, perguruan tinggi dapat berkoordinasi dengan KLT terdekat sehingga BSN dapat mengetahui kegiatan apa yang menjadi kebutuhan perguruan tinggi mengenai standardisasi. “Sudah menjadi tugas BSN untuk dapat memfasilitasi kebutuhan standardisasi dan penilaian kesesuaian di perguruan tinggi maupun mitra standardisasi lainnya,” tegasnya.

Kegiatan ini mendapat respon yang cukup baik dari perguruan tinggi yang biasa bekerjasama dengan BSN karena dinilai kegiatan pengenalan dan implementasi SPK ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa nantinya yang akan terjun dalam dunia kerja maupun dunia usaha, dengan jumlah peserta mencapai 91 orang. (KLT-PLB/ed:Humas)