Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

IKM Pandai Besi Binaan Disperindagkop-UKM Riau Jadi yang Pertama di Indonesia Terima SNI Dodos dan Egrek

  • Sabtu, 05 Juni 2021
  • 1358 kali

PEKANBARU (CAKAPLAH) - Industri Kecil Menengah (IKM) Koperasi Rumbio Jaya Steel, Dusun III Pasubilah Barat, Desa Teratak, Kecamatan Rumbio Jaya Kabuaten Kampar Provinsi Riau, yang bergerak di bidang Alat Mesin Pertanian (ALSINTAN) menerima sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dari Badan Standarisasi Nasional (BSN).

Demikian disampaikan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop-UKM) Riau, Asrizal kepada CAKAPLAH.com, Sabtu (5/6/2021).

"Alhamdulillah salah satu IKM binaan kita menerima sertifikasi SNI dari BSN. Lisensi yang diberikan BSN ini terkait persetujuan penggunaan tanda SNI pada produk yang diproduksi, yaitu alat genggam berupa Dodos dan Egrek," katanya.

Asrizal mengatakan, Rumbio Jaya Steel merupakan IKM Pandai Besi pertama di Indonesia yang mendapatkan Standarisasi Nasional Indonesia terhadap produk ALSINTAN Dodos dan Egrek.

"Sesuai rencana sertifikasi SNI Dodos dan Egrek Ber-SNI ini akan diserahkan langsung oleh Kepala Badan Standarisasi Nasional Kukuh S Ahmad, pada tanggal 17 Juni 2021 mendatang, bersama dengan penyerahkan 2 produk madu hutan yang ber-SNI yang dihasilkan oleh IKM Madu Wilbi Kabupaten Kampar dan IKM Madu Kuansing Kabupatan Kuantan Sengingi," terangnya.

Dijelaskan Asrizal, Provinsi Riau memiliki perkebunan sawit lebih kurang selus 2,8 juta hektare (Ha)  dengan jumlah produksi 7,7 juta ton per tahun.

"Tentu potensi itu memberikan peluang pasar bagi IKM yang begerak di bidang Alat Mesin Pertanian. Perkebunan sawit membutuh berbagai ALSINTAN yang dapat diproduksi oleh pandai besi antara lain Dodos, merupakan alat panen untuk memotong buah kelapa sawit yang baru panen hingga berumur 10 tahun," ujarnya.

Kemudian Egrek, merupakan alat panen untuk memotong buah kelapa sawit yang panen di atas 10 tahun, dan Kampak merupakan alat panen untuk memotong tangkai atau gagang dan memotong pelepah.

Untuk memenuhi kebutuhan akan ALSINTAN perkebunan sawit tersebut masih didatangkan dari luar Provinsi Riau, dan bahkan diimpor dari Negara Malaysia, Vietnam, dan China.

"Makanya setelah kita menyadari tersedianya pangsa pasar yang besar tersebut, Pemprov Riau melalui Disperindagkop-UKM bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian (Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka) dan Badan Standarisasi Nasional (BSN), melakukan pembinaan, pemberdayaan dan pendampingan kepada IKM Pandai Besi pada tahun 2019, yang diawali dengan pelatihan memproduksi ALSINTAN Dodos dan Egrek berstandarisasi SNI," jelasnya.

Untuk menghasilkan Dodos dan Egrek  ber-SNI, sebut Asrizal, Direktorat Jenderal IKMA Kementerian Perindustrian memberikan bantuan peralatan dua Air Hammer kepala SIKIM Rumbio Jaya Steel, sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan, yang semula satu IKM hanya mampu memproduksi 10-12 Dodos perhari, meningkat menjadi 150 Dodos/Egrek perhari untuk satu Air Hammer. 

"Jadi peningkatan kapasitas produksi Dodos dan Egrek ini diikuti dengan kualitas yang mendekati SNI. Yang mana PTP V sebagai BUMN Perkebunan Kelapa Sawit memberikan respon positif, dengan melakukan uji coba terhadap Produk Rumbio Jaya Steel. Hasil uji coba PTP V merasa puas dan melakukan pemesanan Dodos dan Egrek kepada SIKIM Rumbio Jaya Steel mulai tahun 2020, dengan kontrak kerja mencapai Rp2,5 miliar," tukasnya.

 

Tautan Berita: IKM Pandai Besi Binaan Disperindagkop-UKM Riau Jadi yang Pertama di Indonesia Terima SNI Dodos dan Egrek - Cakaplah - Berpikir Berbuat Bercakap