Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Peran Aktif BSN dalam Sidang ACCSQ ke-54

  • Senin, 30 November 2020
  • 2100 kali

Badan Standardisasi Nasional (BSN) turut berperan aktif dalam the Fifty-Fourth (54th) Meeting of the ASEAN Consultative Committee for Standards and Quality (ACCSQ), forum perundingan regional di ASEAN bidang standar dan penilaian kesesuaian yang dihadiri oleh seluruh negara anggota ASEAN serta negara mitra ASEAN. Sidang berlangsung pada 23-25 November 2020 melalui video conference serta meliputi rangkaian agenda ACCSQ plenary dan dialogue partner, dipimpin oleh Ms Vu Thi Tu Quyen selaku Direktur Departemen Kerjasama Internasional, Direktorat Standar, Metrologi dan Kualitas (STAMEQ), Vietnam, didampingi oleh Mrs. Pg. Suridah bte Pg Haji Sulaiman sebagai Kepala Pusat Standar Nasional, Pusat Standar Nasional, Departemen Keuangan dan Ekonomi, Brunei Darussalam. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian - BSN (Konny Sagala) serta perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan yang bergabung secara relay.

 

Perundingan kali ini telah mencatat beberapa poin yang menjadi komitmen AMS pada tahun 2021 dalam upaya meningkatkan efektifitas Non-Tariff Measures melalui penerapan harmonisasi Standar, Technical Regfulation and Conformity Assessment Procedures (STRACAP). Poin komitmen tersebut diantaranya adalah penyelesaian penandatanganan beberapa dokumen kesepakatan ASEAN (MRA on Building and Construction; MRA on ASEAN Framework Agreement; Agreement on Regulatory Framework of Traditional Medicine & Health and Suplement; ASEAN Food Safety Regulatory Framework Agreement), serta persetujuan atas dokumen Mechanism to Establish, Review, and Update Food Safety Standards Harmonised in ASEAN; dan pengembangan Training Module and Training for selected experts for implementation of MRA on Prepared Foodstuff, penyelesaian review of standards harmonisation process and updating the ASEAN Guidelines on     Harmonisation. Pencapaian komitmen tersebut merupakan target ACCSQ dan Product Working Group di bawahnya untuk menyelesaikan gap yang ada dalam kebijakan sektoral diantara AMS. ACCSQ juga mencatat perkembangan atas area baru yang meliputi perdagangan digital (digital trade), smart manufacturing dan chemicals.

 

Dalam upaya implementasi efektifitas Non Tariff Measures (NTM), Indonesia mengangkat isu adanya potensi hambatan perdagangan dari Vietnam untuk sektor pharmaceutical dengan diberlakukannya Vietnam Circular No.32 tahun 2018 yang mensyaratkan parameter tambahan untuk Certificate of Pharmaceutical Product (CPP) selain yang sudah terdapat dalam format WHO. ACCSQ akan meminta arahan SEOM untuk mendapatkan solusi dari hambatan teknis perdagangan ini. Sebagai rangkaian terakhir, ACCSQ melaksanakan forum diskusi dengan negara mitra ASEAN yang kali ini dilakukan dengan Korea, Jepang, EU dan PTB-Jerman dengan mencatat adanya concern diantara ASEAN dan negara mitra untuk terus saling mendukung efisiensi fasilitasi perdagangan dengan meningkatkan kerjasama di bidang SPK dalam bentuk capacity building baik temporer maupun multiyears program.  

 

Secara keseluruhan progres capaian ACCSQ yang tertunda pada tahun 2019-2020 akan terus dimonitor melalui mekanisme monitoring dan evaluasi yang diselaraskan dengan ACCSQ Strategic Plan 2016-2025 sehingga isu teknis dan kebijakan dapat secara periodik dilaporkan secara vertikal kepada level SEOM maupun AEM dan horizontal kepada sectoral bodies yang relevan diantara pilar ASEAN lainnya (pkispk/ed:humas).