Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pengukuran Kinerja Perpustakaan melalui Standar

  • Selasa, 27 Oktober 2020
  • 3863 kali

 

Dalam rangka menindaklanjuti kerjasama BSN dg pergurusn tinggi dan berbagi instansi dalam penyelenggaraan SNI Corner, Biro HKLI menyelenggarakan kegiatan peningkatan kompetensi bagi Pengelola SNJ Corner dalam bentuk Pelatihan dan BImbingan Teknis Pengukuran Kinerja Perpustakaan berbasis SNI ISO 11620:2014 pada Senin (26/10/2020). Training yang dilangsungkan secara daring ini dihadiri oleh 41 peserta dari 23 Instansi dan Perguruan Tinggi pengelola SNI Corner seluruh Indonesia.

 

Pada pembukaan kegiatan, Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama dan Layanan Informasi, Zul Amri menyampaikan pentingnya menerapkan SNI ISO 11620:2014 pada perpustakaan di kampus-kampus maupun kantor pemerintahan agar perpustakaan-perpustakaan di Indonesia dapat mengukur kinerja secara terstandar sehingga semakin mampu bersaing dengan perpustakaan baik dalam negeri maupun di dunia internasional.

 

Menurut Minanuddin, Kabag LIP BSN yg nemberikan materi pengantar nengenai Perkembangan Standardisasi dan Standar Bidang Perpustakaan, SNI ISO 11620 bermanfaat utk kepentingan akuntabilitas penyelenggaran perpustakaan dan Pengembangan layanan informasi sehingga perlu diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi dan instansi yang mengelola SNI Corner .


Purna Bakti Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi BSN, Abdul Rahman menekankan pentingnya kinerja dalam mengelola perpustakaan. Iya menyebutkan bahwa kesibukan kegiatan perpustakaan harus terukur dan terkait langsung dengan visi dan misi perpustakaan. “Jangan sampai kita sibuk bekerja tapi tidak mencapai visi dan misi perpustakaan.”

 

Menurut aturan Kemenpan RB, kinerja merupakan kondisi termutahir dari suatu pelaksanaan kerja dalam mencapai sesuatu yang diharapkan. Pencatatan kinerja sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi terkini. Sedangkan pengukuran kinerja adalah proses dimana organisasi menetapkan parameter hasil untuk dicapai oleh program yang dimiliki. Tujuan pengukuran kinerja ialah untuk mengetahui bagian-bagian yang perlu dikembangkan. Kemudian, kita dapat mengetahui bagian mana saja yang memerlukan alokasi dana. Di samping itu, kita dapat mengetahui prestasi kerja melalui pengukuran ini. Terakhir, dengan pengukuran ini, perpustakaan dapat mengetahui perkembangan posisi kinerja dari waktu ke waktu.

 

Fungsi penerapan standar Indikator Kinerja Perpustakaan adalah untuk mengevaluasi kinerja. Selain itu, indikator kinerja juga berfungsi untuk pengendaliaan yakni memastikan bahwa staf perpustakaan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi kerja dan dapat dibandingkan dengan standar kinerja. Melalui pengukuran, perpustakaan akan mendapatkan data untuk pengembangan ataupun perbaikan. Kemudian, pengukuran dapat membantu perpustakaan dalam mengalokasikan anggaran di kemudian hari. Selain itu, target output yang diberikan kepada staf juga dapat memotivasi staf untuk bekerja sesuai target. Akhirnya, pengukuran juga dapat menjadi sebuah perayaan dan pembelajaran.

 

Untuk melakukan pengukuran kinerja diperlukan data. Untuk itu, pencatatan yang baik menjadi penting. Pengukuran dapat dilakukan secara berkala, seperti mingguan dan bulanan. Aktivitas yang tidak dapat diukur sebaiknya tidak menjadi prioritas pekerjaan. Pendefinisian kinerja menjadi cara pemimpin dalam membuat penugasan kepada staf perpustakaan.

 

Dengan dalamnya pengalaman dalam mengelola perpustakaan, Abdul Rahman Saleh, menyampaikan materi yang dibagi dalam tiga sesi, yakni satu sesi teori, satu sesi penghitungan kinerja dan satu sesi simulasi atau praktek penghitungan kinerja sesuai SNI ISO 11620:2014.

 

Diakhir kegiatan dwi hery menyampaikan rencana kegiatan untuk para pengelola SNI Corner, diantaranya SNI Corner live, Temu Pengelola, pelatihan dan refreshment SPK untuk pengelola SNI Corner (put – Humas)