Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pemprov Jawa Timur Andalkan Furnitur Berdaya Saing Untuk Pulihkan Perekonomian

  • Rabu, 23 September 2020
  • 1663 kali

Pandemi Covid-19 berpengaruh pada perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Secara nasional, perekonomian Indonesia terkontraksi hingga minus 1.26%. Tentu diperlukan strategi untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Peningkatan daya saing melalui standardisasi merupakan salah satu upaya untuk memulihkan perekonomian Indonesia.

 

Industri furnitur dan produk kayu merupakan industri pengolahan kayu yang memiliki nilai tambah tertinggi setelah kertas. Salah satu provinsi yang memiliki banyak bahan baku untuk industri furnitur adalah Provinsi Jawa Timur. “Ini perlu kita manfaatkan, kita kelola dengan baik, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dengan meningkatkan daya saing produk kayu, salah satunya dengan menerapkan SNI, tentu dapat membantu pemulihan ekonomi di masa pandemi ini,” ujar Direktur Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN), Heru Suseno, dalam Webinar “Bangga Buatan Indonesia Melalui Penerapan SNI Sektor Furnitur” yang disiarkan secara virtual melalui aplikasi zoom serta akun media sosial youtube dan facebook BSN pada Selasa, (22/09/2020).

 

Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Drajat Irawan mengatakan, Jawa Timur terkena dampak pandemi Covid-19 yang cukup signifikan. Di semester I tahun 2020 ini, kondisi perekonomian Provinsi Jawa Timur mengalami kontraksi minus 1.51 %. “Penerapan SNI merupakan upaya untuk mengungkit kembali perekonomian Jawa Timur, karena di Jawa Timur terdapat banyak industri furnitur dan pengolahan kayu,” ujar Drajat.

 

Berdasarkan data, saat ini terdapat 10.120 industri furnitur di Jawa Timur. Drajat menilai, industri furnitur menjadi bagian yang penting karena banyak mengolah kayu maupun hasil hutan, sehingga sumbangan pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur mencapai 2.89%. Adapun nilai ekspor olahan kayu pada tahun 2019 mencapai 1.794 milyar USD. Bahkan, pada bulan Januari sampai Juni 2020, ekspor olahan kayu memberikan surplus 823 juta USD. “Maka, industri furnitur menjadi salah satu instrumen penting untuk pemulihan ekonomi Jawa Timur,” tutur Drajat.

 

Drajat mengutarakan, di Jawa Timur juga terdapat UPT industri kayu dan produk kayu untuk mendorong industri olahan kayu bisa menghasilkan produk-produk yang berdaya saing. “Tidak ada pilihan untuk meningkatkan daya saing kita kecuali dengan mendorong standardisasi produk baik sistem manajemennya maupun penerapan standardisasi sebagaimana yang telah ditentukan oleh BSN,” tegas Drajat.

 

Drajat pun menyatakan, keberadaan Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN di Jawa Timur berdampak positif terhadap perkembangan industri furnitur, khususnya IKM dalam mendorong peningkatan daya saing melalui penerapan SNI. “Kantor perwakilan BSN di Jawa Timur sangat membantu untuk meningkatkan daya saing produk-produk kita. KLT banyak memfasilitasi IKM-IKM kita, baik IKM furnitur maupun produk lain” ujar Drajat. (ald-Humas)