Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Konsistensi BSN untuk terus Meningkatkan Kredibilitas LPK bagi Masyarakat

  • Kamis, 12 Maret 2020
  • 3216 kali

Badan Standardisasi Nasional (BSN) secara konsisten menjalankan tugas-tugas pokoknya, salah satunya adalah terkait fasilitasi para pemangku kepentingan dalam rangka mengembangkan dan memelihara SNI. Adapun, para pemangku kepentingan yang membantu kiprah BSN di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) salah satunya adalah fasilitator dari seluruh Indonesia. Fasilitator yang bertugas untuk terus memperluas dan memperdalam pemahaman SPK kepada banyak Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK), perlu terus untuk mengetahui perihal informasi terkini perihal SPK maupun teknik penyampaian informasi kepada audiens yaitu LPK di seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu, BSN kembali mengadakan workshop temu fasilitator fasilitasi LPK pada Kamis, 12 Maret 2020 di Jakarta.

Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Zakiyah menyambut para fasilitator yang hadir dalam acara sekaligus menyampaikan sambutannya bahwa para peserta workshop yang merupakan fasilitator Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) adalah ujung tombak bagi BSN yang sudah berkiprah banyak bagi kemajuan penguatan serta penerapan SPK, khususnya bagi Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) di daerah.

Kemudian, “Fasilitator dapat melangsungkan Training of Trainers (TOT) di banyak daerah di Indonesia, agar dari perspektif bisnis juga perlindungan terhadap konsumen dapat tercapai dengan baik”. Sambung Zakiyah.

Zakiyah pun turut menyampaikan paparan mengenai informasi terkini terkait SPK yang intisarinya adalah saat ini terdapat Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2018 tentang Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Nasional, selanjutnya, BSN sedang menyusun kebijakan-kebijakan serta strategi terkait SPK tahun 2020 – 2024. Dari jumlah LPK yang ada, terus melengkapi ruang lingkup sesuai perkembangan yang ada.

Roadmap BSN hingga 2024 memiliki fokus pada kegiatan pengembangan LPK berdasarkan analisa teknokratik, perkembangan internasional, kebutuhan daerah. Terdapat kebijakan atau strategi mengajak stakeholder untuk memperkuat LPK di daerah. Adapun, fokus pengembangan di bidang Agro, Perikanan, alat kesehatan, dan lain-lain.

LPK yang diharuskan paham mengenai teknis, maka para fasilitator juga perlu pemahaman teknis yang lebih dari LPK itu sendiri. Untuk membangun keamanan dan kepercayaan, LPK harus memiliki komitmen, manajemen, operasional, pemahaman teknis yang baik, karena LPK harus mempertahankan kredibilitasnya. Semoga workshop ini dapat bermanfaat untuk membangun LPK yang kredibel. Tutup Zakiyah.

LPK yang difasilitasi meliputi Laboratorium, Lembaga Inspeksi, Lembaga Sertifikasi, Lembaga Verifikasi dan Validasi. Kegiatan-kegiatan fasilitasi dalam bentuk pelatihan, bimbingan, audit kesiapan akreditasi sebagaimana presentasi dari Direktur Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Heru Suseno.

Selanjutnya, calon LPK Tahun Anggaran 2019 yang difasilitasi oleh BSN, Laboratorium Penguji memiliki porsi terbesar yaitu 43%, yang merupakan bagian dari isi presentasi Kepala Subdirektorat Fasilitasi Lembaga Penilaian Kesesuaian BSN, Andry R. Prihikmat terkait Capaian dan Evaluasi Bimbingan Teknis LPK.

Dalam workshop turut menghadirkan Professional Speaker, Coach dan Leadership, Antonius Karya yang menyampaikan kiat-kiat teknik komunikasi yang tepat khususnya bagi fasilitator yang berhadapan langsung dengan banyak LPK, dengan tujuan agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan menyeluruh. (PjA – Humas).




­