Pengrajin Furnitur Jatim Minati Pembinaan Penerapan SNI

Malang. Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur melakukan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Standardisasi dan Sertifikasi Produk dan Jasa di Malang guna memacu pelaku usaha furnitur untuk meningkatkan daya saing produk dengan menerapkan SNI. (Rabu, 26/02/2020)

FGD kali ini dihadiri sebanyak 25 pelaku usaha yang berkecimpung dalam furnitur yang tersebar di Jawa Timur. Sebagian besar, IKM tersebut telah memiliki legalitas usaha, SVLK, kapasitas produksi besar, dan telah melakukan ekspor ke pasar Eropa. Kegiatan ini, sangat diminati IKM terutama dalam peningkatan mutu dan daya saing produknya.

Jawa Timur memiliki potensi furnitur yang besar untuk dikembangkan. Terlebih daerah Pasuruan dan Ngawi memiliki sentra industri furnitur. Pelaku usaha telah menjual produknya tidak hanya dalam negeri tetapi juga pasar luar negeri. Sehingga menambah pendapatan asli daerah Jawa Timur.

Personel Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN Jawa Timur Yuniar Wahyudi, menjelaskan standar furnitur bertujuan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi terutama dalam persyaratan mutu, menyesuaikan standar dengan standar internasional, melindungi konsumen, mendukung perkembangan produk furnitur. Hingga saat ini, BSN telah menetapkan 79 SNI yang berkaitan dengan furnitur.

Dalam proses pembuatan furnitur, pengrajin harus membeli bahan baku kayu yang telah menerapkan SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu). Untuk meningkatkan daya saing dan nilai produk maka pengrajin furnitur dapat menerapkan SNI furnitur. “Kami mendorong pengrajin furnitur di Jawa Timur untuk menerapkan SNI agar memiliki daya saing” ujar Yuniar.

KLT BSN Jatim terus memberikan edukasi dan pemahaman terkait SNI dengan bersinergi dengan pemerintah provinsi maupun daerah. Dalam hal penerapan SNI furnitur, kedepannya KLT BSN Jatim akan melakukan pembinaan terhadap IKM yang akan menerapkan SNI furnitur agar berdaya saing. (rmy/klt_jatim)