Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Riset dan Inovasi untuk Pecahkan Persoalan Bangsa

  • Kamis, 30 Januari 2020
  • 2949 kali

Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi (RISTEK/BRIN) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tahun 2020 pada Rabu – Kamis, 29-30 Januari 2020 di Kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan, Banten. Presiden Joko Widodo didampingi Menteri RISTEK/BRIN Bambang P.S. Brodjonegoro, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Megawati Soekarnoputri, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy serta Gubernur Banten Wahidin Halim, membuka secara resmi Rakornas RISTEK/BRIN 2020 pada Kamis (30/1).


Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya juga hadir dalam Rakornas RISTEK/BRIN bersama Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian di lingkungan RISTEK. Turut hadir Sekretaris Utama BSN Puji Winarni. Rakornas diikuti ratusan peserta dari kalangan pemerintah, lembaga litbang, perguruan tinggi dan industri. Hadir pula jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju.

 

Rakornas RISTEK/BRIN 2020 kali ini membahas mengenai integrasi riset dan inovasi Indonesia. Menteri Bambang dalam laporannya menyampaikan, ada beberapa isu strategis perkembangan iptek dan inovasi yang kita hadapi saat ini. Pertama, pemanfaatan iptek sebagai penghela ekonomi yang berkelanjutan. Kedua, peningkatan efektivitas pemanfaatan pendanaan iptek dan inovasi. Ketiga, kapasitas adopsi iptek dan penciptaan inovasi Indonesia masih rendah. Keempat, ekosistem inovasi belum sepenuhnya tercipta. Sehingga proses hilirisasi dan komersialisasi hasil litbang masih terhambat. Kelima, dalam konteks transformasi ekonomi, ristek akan fokus pada litbang, pengkajian dan penerapan serta hilirisasi yang menghasilkan teknologi tepat guna, substitusi impor sekaligus meningkatkan TKDN, peningkatan nilai tambah dan penguasaan teknologi baru.


Oleh karena itu, Kementerian RISTEK/BRIN akan menyusun program dan kegiatan, yang dapat memastikan bahwa riset dan inovasi akan memberi kontribusi nyata dalam agenda percepatan pertumbuhan ekonomi, penyelesaian permasalahan bangsa, agenda pembangunan berkelanjutan, dan agenda kemandirian iptek nasional.

 

Kerangka program pembangunan iptek, lanjut Bambang, adalah peningkatan kapasitas iptek dan penciptaan inovasi. Salah satu poin dalam kerangka progran tersebut yakni pemanfaatan iptek dan inovasi di bidang fokus Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017 - 2045 untuk pembangunan berkelanjutan yang mencakup integrasi pelaksanaan riset dengan skema flagship program riset nasional. Tentu program ini untuk menghasilkan produk riset dan inovasi strategis diantaranya pembangkit listrik tenaga nuklir skala industri, bahan bakar alternatif dari kelapa sawit, kendaraan listrik termasuk baterai litium ion dan sistem fast charging, kereta cepat, pesawat amfibi, pesawat terbang tanpa awak, bahan baku obat, dan pabrik garam industri.

 

Presiden Joko Widodo pun memberikan arahan, bahwa kita memiliki persoalan bangsa dan ingin segera memecahkan masalah tersebut. “Defisit neraca perdagangan, khususnya energi sangat mengganggu kita bertahun tahun. Daya saing kita yang masih rendah, produksi industri nasional yang berbasis riset dan inovasi juga belum masif,” kata Joko Widodo saat memberikan sambutannya. Presiden pun sangat berharap riset dan inovasi dapat menjawab semua permasalahan tersebut.


Bambang Prasetya yang ditemui di sela-sela acara menyampaikan bahwa BSN siap mendukung program riset dan inovasi nasional serta hilirisasinya dengan dukungan standardisasi dan penilaian kesesuaian.(ria-humas)

 




­