Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Keamanan Mainan : Lindungi Anak, Tingkatkan Daya Saing

  • Jumat, 15 November 2019
  • 2025 kali

Standar keamanan mainan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi. Bukan hanya menyangkut daya saing, tapi lebih dari itu, ini menyangkut keselamatan para generasi penerus bangsa. “Kita harus memikirkan keselamatan anak kita saat mereka bermain. Oleh karena itu, mainan yang diperuntukkan bagi anak usia 14 tahun kebawah wajib disertifikasi SNI,” jelas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Standardisasi Nasional (BSN), Denny Wahyudhi, dalam Pameran Indonesia Product Expo 2019 di Cihampelas Walk, Bandung, Kamis (14/11/2019).

 

Sampai saat ini, BSN telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sejumlah 12.743 SNI. “Dari jumlah tersebut, terdapat 17 SNI terkait Mainan Anak, dan 5 diantaranya telah diberlakukan secara wajib oleh pemerintah,” jelas Denny. Kelima SNI tersebut adalah

  1. SNI ISO 8124-1:2010 Keamanan Mainan – Bagian 1: Aspek keamanan yang berhubungan dengan sifat fisis dan mekanis
  2. SNI ISO 8124-2:2010 Keamanan Mainan – Bagian 2: Sifat mudah terbakar
  3. SNI ISO 8124-3:2010 Keamanan Mainan – Bagian 3: Migrasi unsur tertentu
  4. SNI ISO 8124-4:2010 Keamanan Mainan – Bagian 4: Ayunan, seluncuran dan mainan aktifitas sejenis untuk pemakaian di dalam dan di luar lingkungan tempat tinggal
  5. SNI IEC 62115:2011 Mainan elektrik - Keamanan

 

Indonesia Product Expo 2019 menjadi salah satu kesempatan BSN agar lebih dekat ke masyarakat, dengan mengenalkan lembaga BSN, serta menyampaikan perkembangan SNI sebagai salah satu core dari produk BSN. “Untuk itu, dalam pameran ini kami mengandeng perusahaan mainan anak yang dapat menjadi role model, karena telah terbukti konsisten menerapkan SNI dengan meraih penghargaan SNI Award sejak tahun 2015-2018, PT. Sinar Harapan Plastik,” terang Denny.

 

Dalam kesempatan ini, Direktur Utama PT. Sinar Harapan Plastik yang juga Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI), Hary Tio menyatakan bahwa ia berharap BSN dapat terus mengembangkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tekait keamanan mainan anak sesuai dengan teknologi termutakhir dan selaras dengan internasional. “Peran BSN sangat penting dalam hal pengembangan SNI keamanan mainan anak sesuai teknologi ter-update yang telah diterapkan dalam komunitas internasional. Kebijakan strategis BSN juga tentu mempengaruhi industri mainan di Indonesia. Seperti halnya SHP, dengan menerapkan SNI dapat terus bersaing dengan perusahaan-perusahaan manufaktur luar negeri,” ujar Hary. Ia pun mengatakan, tantangan BSN ke depan dalam mendorong industri mainan untuk konsisten menerapkan SNI dan ikut mempromosikan SNI sebagai salah satu tools penting dalam memberikan perlindungan konsumen, semakin besar.

 

Hary melanjutkan, BSN sebagai benteng terdepan dalam menjaga industri dalam negeri dari serbuan produk-produk impor perlu melakukan inovasi-inovasi terbaru, sehingga produk-produk impor yang akan masuk ke Indonesia dapat dipastikan telah memenuhi standar keamanan terkini dan sudah melalui seleksi dan pengecekan yang ketat. “Saya berharap BSN juga dapat melakukan pengawasan secara terpadu dengan instansi lainnya dalam mengawasi produk yang beredar di wilayah Indonesia melalui penerapan teknologi informatika yang telah berkembang sangat pesat,” kata Hary.

 

Dia mencontohkan, penggunaan aplikasi (apps) yang dapat diunduh melalui mobile phone dengan teknologi QR Code Scanner sehingga data-data produk dapat langsung didapatkan informasinya secara langsung oleh konsumen dan konsumen pun secara langsung dapat menjadi pengawas di lapangan. ”Era industri 4.0 dilakukan serba digital dan efisien. BSN sebagai instansi pembina standardisasi di Indonesia harus mengembangkan aplikasi-aplikasi yang memudahkan stakeholder menggunakan layanan BSN,” tambah Hary. (Humas)