Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian sebagai “Drivers of Changes” Mendukung SDGs

  • Selasa, 24 September 2019
  • 2164 kali

ISO General Assembly (ISO GA) telah diselenggarakan pada tanggal 19-20 September 2019 bertempat di Cape Town International Conferences Centre (CTICC) Cape Town, Afrika Selatan. Pertemuan yang dihadiri oleh 1000 peserta dari delegasi 164 negara anggota ISO dan Organisasi mitra ISO ini dilaksanakan back to back dengan beberapa rangkaian pertemuan diantaranya:

  • ISO DEVCO Committte Meeting, tanggal 17-18 September 2019
  • ISO Council, tanggal 18-19 September 2019
  • Pertemuan PASC EC 6, tanggal 16 September 2019
  • Pertemuan PASC Caucuss, tanggal 20 September 2019
  • Penandatangan MoU antara BSN dan GSO,
  • Pertemuan bilateral dengan mitra kerja sama

 Delegasi Indonesia yang hadir pada pertemuan ini adalah perwakilan dari  BSN, Kemenperin serta President University.

 

Pertemuan membahas isu-isu penting perkembangan terakhir serta untuk membahas ISO Strategic Plan 2020-2030 yang bertujuan untuk meningkatkan peran ISO sebagai organisasi yang kuat dalam pengembangan standar Internasional yang keberterimaannya secara global. Salah satu isu yang dibahas adalah Sustainability Development Goals (SDGs) yang saat ini merupakan isu utama yang harus diperhatikan oleh 164 anggota ISO termasuk Indonesia. Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) adalah “drivers of changes” dalam bidang ekonomi dan pembangunan berkelanjutan (Sustainable and Development Goals / SDGs). Drivers of changes dalam strategic plan ISO meliputi Economy (Trade and uncertainty), Technology (The impact of Digital), Society (Changing Expectation and Behaviour), Environment (Urgency of Sustainability) sedangkan tujuan (Goals) yang ingin dicapai oleh ISO yaitu ISO Standards used everywhere, meeting global needs and all voices heard.

 

Strategi ISO ini dapat memberikan akses pasar terhadap produk/jasa yang dipasarkan secara global. "Dengan perubahan paradigma dalam sistem perdagangan multilateral saat ini yang tidak pasti, penggunaan Artificial Intelegient (AI) serta inovasi teknologi dapat menjadi booster untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi," ujar Presiden ISO, John Walter.

 

ISO telah mengidentifikasi standar-standar yang mendukung 5 dari 17 Program SDGs diantaranya:

  1. SDGs 13 climate changes (ISO 14000 series dan circular economy)
  2. SDGs 4  Quality Education (ISO 21001)
  3. SDGs 5 Gender Equity (ISO 26000 Social Responsibility)
  4. SDGs 16 Peace, Justice and Strong Institution (ISO 37001 Anti Briberry Management System)
  5. SDGs 11 Sustainability cities and Communities (ISO 37122Sustainable cities and communities – Indicators for smart cities)

 

Di Indonesia, untuk memperkuat SDGs, BAPPENAS telah menyusun roadmap implementasi SDGs melalui Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas No.7 Tahun 2018 tentang Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Badan Standardisasi Nasional (BSN) memiliki peran cukup strategis dlam mendukung SDGs. "BSN bersinergi dengan K/L lain untuk mendukung SDGs terkait penerapan standar dan penyediaan infrastruktur mutu, termasuk metrologi. Tentu, perlu dilakukan kajian serta pemetaan lebih lanjut terkait sektor-sektor nasional dibidang SPK dalam mendukung SDGs, seperti identifikasi SNI, LPK serta aspek teknis lainnya, ujar Kepala BSN, Bambang Prasetya.  

 

Hal penting lainnya yang merupakan resolusi ISO GA ke 43 yaitu pemilihan anggota ISO Council periode 2020-2022 yaitu Group 2 diwakili oleh Korea (KATS) dan Kanada (SCC), Group 3 diwakili oleh United Arab Emirates (ESMA) dan Group 4 diwakili oleh Peru (INACAL) serta pemilihan ketua baru CASCO Mr. Reinaldi (ANSI-USA) menggantikan posisi sebelumnya dijabat oleh Frank Makamo (SABS – Kenya).

 

ISO General Assembly ke 43 tahun 2020 mendatang akan dilaksanakan di Dubai, Uni Emirat Arab dan sebagai tuan rumahnya adalah ESMA  (NN-KS/Humas).