Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Minat Pasar Modern Kota Prabumulih Terapkan SNI

  • Minggu, 18 Agustus 2019
  • 5658 kali

Prabumulih satu dari tiga kota administratif di Sumatera Selatan, sekitar 100 km, ditempuh 2-3 jam darat arah barat daya dari Palembang. Prabumulih, banyak dari kita sangka dari bahasa Jawa, Prabu (raja) dan Mulih (pulang), ternyata keliru. Sebenarnya berasal dari bahasa Rambang, suku Enim, yang sudah 700 tahun lalu menetap di wilayah ini.

 

Prabumulih asal dari kata "Pehabung" yang artinya berkelebihan, berlimpah, makmur, tumpah-ruah, dan "Uleh" yang artinya mendapatkan, memperoleh, menghasilkan. Mungkin do’a dari para nenek moyang atau leluhur kota ini dan benar saja, Kota Prabumulih dikarunia begitu banyak kekayaan alam, bawah tanah maupun atas tanah.

 

Memiliki cadangan minyak bumi sebesar 250 juta barel dan gas alam produksi salah satu BUMN saja di Prabumulih sebesar 143 juta – 154 juta kaki kubik per tahun, menjadikan kota ini lumbung energi nasional, beroperasi tak kurang tiga MNC migas di sini. Tahun 2020 ditargetkan oleh KESDM 100% rumah tangga dialiri gas alam untuk keperluan rumah tangga menjadikan kota dengan jaringan gas rumah tanggah terbesar di Indonesia sebanyak 42.668 SR (sambungan rumah).

 

Status Kota Prabumulih resmi pada 21 Juni 2001 melalui UU No. 6 Tahun 2001. Kini kota yang juga dikenal dengan buah nanasnya yang manis besar empuk dan terjangkau harganya ini sedang giatnya membangun. Salah satunya pasar tradisional modern 2 Kota Prabumulih yang selesai dibangun pertengahan 2018, diharapkan menjadi pusat kegiatan ekonomi kerakyatan.

 

Adalah Hj. Eviana Kabid Perdagangan, Disperindag Kota Prabumulih, baru dua bulan menjabat, langsung ditugaskan oleh Walikota untuk melakukan relokasi pedagang untuk menempati sekitar 1.717 lapak kios pasar yang dibangun dari dana utama APBD dan dibantu dari APBN ini. Latar belakang Hj. Eviana yang bidan senior dan kebetulan banyak pedagang pasar yang kenal karena pernah menjadi pasiennya diharapkan memudahkan proses relokasi pedagang.

 

“Setelah relokasi ini selesai, saya ingin pasar ini bisa di-SNI-kan” ungkap wanita yang sebelumnya dinas di BKKBN Kota Prabumulih ini. Apalagi bulan lalu saya ikuti sosialisasi SNI Pasar Rakyat di Dinas Perdagangan Provinsi, lanjutnya.

 

Didampingi Antony Achmad Pathony, personel Kantor Layanan Teknis BSN Wilayah Palembang, kamis lalu (15/08) Hj. Eviana, melakukan kunjungan serta langsung melakukan analisa kesenjangan guna melihat kondisi awal serta sarana dan prasana apa saja yang sudah dimiliki oleh Pasar Tradisional Modern Prabumulih ini. (klt_plg)