Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Penilaian Ketangguhan Desa sebagai Upaya Identifikasi Awal Penerapan SNI 8357:2017 Desa Tangguh Bencana

  • Selasa, 13 Agustus 2019
  • 5661 kali

Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) merupakan salah satu rangkaian kegiatan ekspedisi destana tsunami. Penilaian ketangguhan bencana tingkat desa/kelurahan merupakan perangkat alat hitung ketangguhan desa melalui indikator-indikator dan komponen yg telah disusun. Perangkat tersebut berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8357 : 2017, tentang Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana. Dengan penerapan SNI Desa dan kelurahan tangguh bencana, diharapkan upaya-upaya pengelolaan risiko bencana tersebut dapat secara nyata berkontribusi dalam penurunan risiko bencana termasuk dampak perubahan iklim melalui pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan dengan pelibatan langsung masyarakat termasuk didalamnya kelompok rentan dan kelompok marginal lainnya. Berkenaan dengan hal tersebut, maka perangkat tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bersama dalam menilai upaya pengelolaan risiko bencana berbasis masyarakat, termasuk di dalamnya adaptasi terhadap fenomena perubahan iklim, di tingkat desa/kelurahan.

Perangkat penilaian ini menilai 5 komponen, terdiri dari komponen 1: kualitas dan akses layanan dasar, serta komponen 2: dasar sistem penanggulangan bencana. Kedua komponen tersebut merupakan indikator dasar / pondasi, seperti termaktub dalam SNI, untuk memastikan usaha-usaha penguatan ketangguhan dapat berjalan dengan baik. Komponen berikutnya, komponen 3: pengelolaan risiko bencana; komponen 4: kesiapsiagaan darurat, dan komponen 5: kesiapsiagaan pemulihan. Ketiga komponen ini merupakan representasi proses untuk mewujudkan indikator hasil dalam SNI. Oleh karenanya, komponen 1 dan 2 menjadi dasar bahwa komponen berikutnya dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak.

 

Kegiatan ini masuk kedalam rangkaian ekspedisi destana tsunami segmen 3 Jawa Barat yang telah berlangsung sejak tanggal 2-12 Agustus 2019 dan menyambangi 5 Kabupaten (Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Sukabumi) dengan 7 titik lokasi pelaksanaan. Menghadirkan beberapa narasumber dari BNPB, BMKG, BSN, Kemendes, Unpad dan dipandu 1 orang moderator dari Forum Perguruan Tinggi Pengurangan Risiko Bencana / FPT-PRB.

Total ada kurang lebih 103 desa rawan tsunami mengikuti kegiatan ini dan dihadiri 750-1000 orang berasal dari perangkat desa, babinsa, bpd, tokoh masyarakat terlibat aktif dalam mengisi Penilaian Ketangguhan Bencana Desa/Kelurahan (PKD). Ada 18 Perguruan Tinggi di Jawa Barat dan 5 Kabupaten pesisir selatan terlibat dengan 46 fasilitator membantu diskusi dan melakukan pengisian PKD serta penginputan data untuk mendapatkan hasil penilaian.

 

Tindak lanjut dari kegiatan penilaian PKD ini diharapkan bisa ditindaklanjuti oleh stakeholder terkait. Tegar Ega P selaku perwakilan tim BSN mengatakan “hasil evaluasi dan penilaian PKD ini dapat  mencerminkan ketangguhan masyarakat desa dan dapat dijadikan identifikasi awal (gap analisis) penerapan SNI 8357:2017 yang selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh BSN untuk dapat dilakukan pendampingan menuju Desa Tangguh Bencana” (dit. PPSPK)




­