Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Refreshment Penerapan SNI 8340:2016 - Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium untuk Keamanan Personel dan Lingkungan Laboratorium

  • Senin, 29 April 2019
  • 4790 kali

Semakin banyaknya laboratorium yang bekerja dengan menggunakan bahan biologic berbahaya yang dipastikan memiliki tingkat risiko tinggi, baik risiko terhadap petugas laboratorium (biosafety) maupun terhadap keamanan mikrobiologi yang ditelitinya (biosecurity), maka perlu suatu sistem yang diterapkan oleh laboratorium untuk meminimalkan risiko bahaya yang ditimbulkan. Mendukung hal tersebut, BSN telah menetapkan SNI 8340:2016 tentang Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium (SMBL). SNI ini mengacu beberapa referensi seperti CEN Workshop Agreement (CWA) 15793:2011 Laboratory Biorisk Management, WHO Laboratory Biosafety Manual, Third Edition, 2004, WHO/CDS/CSR/LYO/2004.11, dan WHO Biorisk Management: Laboratory Biosecurity Guidance 2006, WHO/CDS/EPR/2006.6.

SNI yang disusun oleh Komite Teknis 13-09 Biosafety and Biosecurity ini, kemudian diikuti dengan peluncuran skema akreditasinya (DPLS 25 Rev.1, acuan bagi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium) pada tahun 2016. Sampai saat ini, belum ada Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium (LS SMBL) yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), beberapa laboratorium melakukan sertifikasi ke LS luar negeri. Dalam upaya memfasilitasi kebutuhan stakeholder, BSN mendorong kesiapan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) serta laboratorium yang akan menerapkan SNI 8340:2016.

Dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium khususnya kepada biological laboratory di lingkungan pemerintah dan institusi pendidikan, BSN menyelenggarakan refreshment mengenai pentingnya menerapkan sistem manajemen berbasis SNI 8340:2016-Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium pada Jumat, 26 April 2019 di Ruang Komisi Utama BPPT-Gedung II BPPT, Jl. Mh. Thamrin No.8 Jakarta Pusat yang dihadiri oleh 45 peserta perwakilan dari berbagai laboratorium di bawah naungan Kementan, KKP, Kemenkes, IPB, dan UI. Acara dibuka oleh Direktur Penguatan Penerapan SPK -BSN, Bapak Heru Suseno yang menjelaskan mengenai Kebijakan Penerapan SMBL dan program fasilitasi yang akan diberikan oleh BSN. Materi utama mengenai Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium sesuai SNI 8340:2016 dipaparkan oleh Ibu Aroem Naroeni, DEA, Ph.D, peneliti dan biosafety officer yang aktif melakukan pelatihan mengenai biosafety dan biosecurity di dalam laboratorium.

 

Dengan penerapan SNI ini, laboratorium diharapkan dapat mengelola risiko melalui strategi penilaian risiko untuk mengidentifikasi potensi bahaya, tingkat keparahan dan konsekuensinya, proses mitigasi atau pengendaliannya, dan implementasi langkah-langkah pengendaliannya.

Manfaat yang dapat dirasakan oleh organisasi laboratorium dari penerapan SNI 8340:2016 adalah:

  1. Laboratorium dapat menjaga keselamatan dan keamanan personil yang bekerja dalam laboratorium serta komunitas dan lingkungan sekitar fasilitas berada
  2. Laboratorium dapat memanfaatan sumber daya secara efektif
  3. Laboratorium dapat mengidentifikasi jenis pelatihan yang diperlukan
  4. Laboratorium dapat melakukan perencanaan yang terkait dengan renovasi maupun pembangunan fasilitas yang baru
  5. Menjadi indikator laboratorium melakukan Kepatuhan (compliance) pada peraturan
  6. Laboratorium dapat melakukan perencanaan tanggap darurat

Dengan terselenggaranya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pengelola laboratorium agar mampu meminimalisir terjadinya resiko bahaya yang merugikan laboran maupun lingkungannya.