Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Produk Rekayasa Genetik Tunjang Produksi Pertanian Indonesia

  • Kamis, 16 Mei 2019

Keanekaragaman hayati merupakan sumberdaya bagi keberlanjutan pembangunan nasional. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pemanfaatan keanekaragaman hayati melalui bioteknologi modern dengan hasil berupa produk rekayasa genetik (PRG) memberi peluang untuk menunjang produksi pertanian, ketahanan pangan dan peningkatan kualitas hidup manusia. Selain manfaat dan keuntungan yang dapat diharapkan dari produk rekayasa genetik, timbul kekhawatiran akan adanya risiko terhadap keamanan hayati, kesehatan manusia dan sosial budaya dari penggunaan produk rekayasa genetik.

 

Dalam acara Sosialisasi "Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik Menunjang Keberhasilan Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pangan dan Kesehatan" di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (15/5/2019), Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) selaku ketua Komisi Keanekaragaman Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG), Bambang Prasetya menjelaskan bahwa KKH PRG selalu mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam merekomendasikan beredarnya produk rekayasa genetik di Indonesia. Bambang pun menegaskan, bila memang saat ini masih ada pro dan kontra, sebaiknya pro dan kontra tersebut dapat diukur dengan scientific based, apa saja kelebihan dan kekurangan produk rekayasa genetik.

Bambang menegaskan, dalam menerapkan prinsip tersebut, KKH PRG melakukan pendekatan dari sisi keilmuan dan data penunjang

"Pada dasarnya, semua produk pertanian adalah hasil modifikasi genetik," ujar Pakar Produk Rekayasa Genetik dari Institut Pertanian Bogor, Antonius Suwanto.

Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan, Winarno Tohir berpendapat, bioteknologi merupakan salah satu langkah strategis yang dapat diambil untuk mencapai pertanian berkelanjutan di Indonesia.

­