Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Berdayakan UKM Kuliner Lokal

  • Selasa, 15 Januari 2019
  • 2839 kali

Selasa, 15 Januari 2019 06:36

Berdayakan UKM Kuliner Lokal

PROKAL.CO, SURABAYA - Pasar usaha kecil dan menengah (UKM) bidang kuliner terbuka lebar. Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur memprediksi, sepanjang tahun ini pertumbuhan bisnis segmen tersebut mampu mencapai 25 persen.

Ketua Bidang Restoran Apkrindo Jatim Andrew Soenjoto mengatakan, berkaca pada tren 2018, pertumbuhan usaha-usaha baru bidang kuliner di Jatim berada di kisaran 20 persen. ”Kenaikan tersebut bukan hanya disebabkan daya beli masyarakat yang semakin tinggi, melainkan ada perubahan gaya hidup memesan makanan lewat aplikasi pesan antar,” katanya, Minggu (13/1).

Menurut dia, kehadiran aplikasi seperti itu dapat memancing pelaku UKM untuk membuat kuliner unik demi meraih pendapatan yang besar. ”Yang jelas, kalau produknya enak, pasti akan dicari terus oleh pasar,” ungkap Andrew.

Kendalanya, justru banyak pelaku usaha yang tidak konsisten dengan produknya sendiri. ”Sehingga usaha mereka susah naik kelas. Padahal potensinya ada,” tuturnya.

Dia memprediksi tren kuliner pada 2019 akan banyak menampilkan konsep street food dengan menjual makanan minuman khas Nusantara. Pihaknya juga agresif mengembangkan bisnis kuliner lokal pada awal tahun ini. ”Sekarang sudah berhasil memberdayakan 12 UKM untuk mengisi tenant Food Lokal,” tutur Andrew.

Dari total tenant yang mengisi sentra kuliner Food Lokal tersebut, sebanyak 30 persen merupakan stan yang produk-produknya sudah dikenal masyarakat luas. Sisanya murni UKM lokal. “Selain bisa menyewa stan di Food Lokal, para UKM ini akan mendapatkan pelatihan bisnis dari kami,” ujar Andrew. Tujuannya, pelaku usaha siap menghadapi persaingan yang cukup ketat di industri kuliner dan bisa mendapatkan market yang luas.

 

FASILITASI UMKM UNTUK BERJUALAN

PELAKU UMKM sebaiknya difasilitasi untuk memasarkan produk di ritel modern. Sayangnya, tidak semua pelaku usaha mendapat kesempatan yang sama.

Koordinator Wilayah Timur Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Abraham Ibnu mengungkapkan, dari sekitar 400 ribu pelaku UMKM, baik mandiri maupun di bawah binaan BUMN, tidak semuanya berkesempatan memasarkan produk melalui ritel modern.

Diperkirakan, secara nasional hanya 10–15 persen yang difasilitasi untuk berjualan di ritel modern, khususnya yang berjaringan nasional. “Mereka yang difasilitasi itu juga sudah memenuhi standar dan ketentuan yang ditetapkan seperti BPOM dan SNI,” ujarnya.

Selain berjualan di ritel berjaringan nasional, pelaku UMKM bisa memasarkan produk di ritel berjaringan lokal atau ritel yang gerainya tersebar di dalam satu provinsi. “Di jaringan lokal ini, jumlahnya lebih banyak, sekitar 30-60 persen,” ungkapnya.

Faktor lain yang juga memengaruhi adalah kemampuan produksi. Sebab, tidak semua pelaku UMKM memiliki kemampuan produksi dalam jumlah besar. Apalagi kalau ditujukan untuk menyuplai ritel berjaringan nasional yang gerainya tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk memfasilitasi produk UMKM, pihaknya mengusulkan pelaku usaha bisa masuk sebagai salah satu kategori dari ritel modern. Saat ini ada lima kategori. Yakni, minimarket, supermarket, hipermarket, department store, dan pusat perkulakan. “Saat ini, persentase produk UMKM dari barang yang dijual di ritel modern terus bertambah dari 10 persen hingga sekarang sudah lebih dari 60 persen,” katanya.

Nah, melihat potensi besar dari produk UMKM tersebut, tetapi tidak semuanya difasilitasi ritel modern, UMKM diusulkan masuk sebagai salah satu kategori. “Harapannya, pelaku UMKM mendapat perhatian dan bisnisnya terus berkembang,” tuturnya. Apalagi, pemerintah mendukung dari sisi perpajakan. Tarif pajak penghasilan (PPh) final bagi pelaku UMKM turun dari 1 persen menjadi 0,5 persen. (ndu2/k15)

 

SUMBER : Selasa, 15 Januari 2018

Link : http://kaltim.prokal.co/read/news/349838-berdayakan-ukm-kuliner-lokal.html